Darurat asap masihlah mengepung, dampaknya semakin meluas sampai menembus ribuan km melewati Malaysia, Singapura bahkan terakhir menyesakkan jutaan turis di Phuket, Thailand. Tidak Sedikit pihak memprediksi krisis kabut asap di th ini sedang bergerak menuju titik yg paling parah sejak kebakaran hutan terhebat yg melanda Indonesia kepada 1997 silam.
Penduduk juga tanya, kabut asap yg amat menyesakkan & berbahaya ini yakni akibat dari kebakaran hutan atau pembakaran hutan?
Pemerintah menegaskan bahwa utk mengatasi kebakaran hutan yg memicu kabut asap th 2015 ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah mengkoordinasikan ribuan personel TNI & Polri, tugasnya yaitu buat bahu membahu memadamkan ribuan titik api, sementara itu penyidik dari Polri bertugas mengusut tuntas dari hulu sampai hilir siapa penyebab masifnya pembakaran hutan di lahan gambut Sumatera & Kalimantan.
Membawa data dari rilisan Greenpeace Indonesia, beberapa ratus perusahaan korporat dari bidang perkebunan sudah membuat kesempatan gede tersulutnya bara api yg hasilnya tidak sanggup terkontrol & meluas jadi ribuan titik api di bermacam macam lahan. Tidak Sedikit dari perusahaan perkebunan itu bergerak dalam sektor produksi bubur kertas & kelapa sawit. Mereka membakar lahan gambut utk membersihkan lahan sebelum ditanam kembali.
Lantas siapa saja yg bertanggung jawab di balik krisis kabut asap ini? berikut penjelasannya :
Perusahaan perkebunan yaitu pelaku mutlak yg membuat krisis kabut asap
Tidak dapat dipungkiri, tidak sedikit bukti mengarah terhadap puluhan perusahaan pengelola perkebunan di atas lahan gambut yg sudah membuat krisis kabut asap ini. Terlepas dari elemen kesengajaan atau tak, perusahaan perkebunan yg bergerak disekitar lahan hutan Sumatera & Kalimantan sudah membuat keadaan kebakaran hutan & lahan gambut. Apabila memang lah tidak sengaja, sanggup saja lahan gambut kering sisa perkebunan mereka tersambat petir atau tersulut api rokok dikarenakan kecerobohan, atau bisa jadi dilakukan bersama sengaja dgn membakarnya buat membersihkan lahan & menyuburkan tanah. Apapun alasannya, api yg tercipta di atas lahan gambut kering sekarang sudah beralih jadi teramat tak terkendali. Minimnya hujan & kemarau panas terik semakin memperburuk keadaannya.
Pemerintah sudah memberikan pengelolaan hutan & lahan gambut rentan terbakar terhadap perusahaan, sekian thn menutup mata terhadap aksi pengrusakan hutan dengan cara tidak legal.
Kebakaran hutan bukanlah kejadian yg menyesakkan masyarakat Riau, Palangkaraya, Jambi, Palembang maupun Pontianak di thn ini saja. Belasan th di periode kemarau senantiasa dilewati oleh penduduk Sumatera & Kalimantan dgn derita kabut asap. Kenyataan ini membuktikan bahwa tatkala belasan th pemerintah sudah abai. Tanggung jawab pemerintah utk menjaga hutan & lahan gambut dari kehancuran oleh oknum perusahaan swasta tidak dijalankan sewaktu sekian dekade. Petinggi pemerintah bahkan makin menambah akbar masalah dgn memberikan surat izin kepada pengelolaan konsesi di atas lahan hutan & gambut.
Saat pemerintah tidak berhasil mengatasi praktik pengrusakan bagian perkebunan, sehingga pembakaran hutan & kabut asap parah seperti saat ini cuma dapat menyiksa masyarakat & menampar keras muka pemerintah.(cal)
img : greenpeace
0 Komentar