Dalam salah satu lembaran budaya dunia, ada satu ungkapan yg senantiasa diucapkan dalam keadaan bahaya atau darurat. Contohnya, dikala suatu pesawat terbang lepas landas dari satu buah bandara, sekian banyak menit usai lepas landas, mesin pesawat menunjukkan bahaya, selanjutnya sesaaat setelah itu mesin sebelah kanan pesawat terbakar. Automatic, dalam peraturan komunikasi radio yg telah disepakati oleh dunia, si pilot pesawat tersebut dapat menyebut kata “mayday, mayday, mayday” terhadap pengawas dulu lintas hawa (air traffic controller, ATC). Ungkapan mayday inilah yg menunjukkan bahwa si pesawat yg bersangkutan sedang dalam keadaan darurat, perlu penanganan & perhatian serius buat menghindari kejadian yg tidak di inginkan.
Dalam kamus baku dulu operasional pesawat terbang, kapal laut, ataupun komunikasi yg memakai radio dikenal suatu ungkapan mayday dikala kondisi menunjukkan darurat. Pertanyaannya dari mana & kenapa ungkapan mayday disepakati sbg tanda darurat? Berikut penjelasannya;
Seperti yg dikutip dari Natgeo, kepada th 1923 silam, satu orang Pegawai radio senior sekaligus Air Traffic Control bernama Frederick Stanley Mockford bertugas di Bandara Croydon, Kota London, Inggris. Ketika itu, industri penerbangan sedang dalam perkembangan yg pass signifikan sesudah perdana kali pesawat terbang ditemukan oleh Wright bersaudara kepada thn 1903. Tapi dalam perkembangannya di awal thn 20-an, angka kecelakaan pesawat hawa akibat kegagalan mesin, & rusaknya salah satu bidang pesawat makin tidak jarang berlangsung. Dalam keadaan genting itulah, tidak sedikit kejadian kecelakaan pesawat hawa terlambat didapati oleh menara pengawas dulu lintas hawa, sebabnya sang pilot kesusahan mengungkapkan & memaparkan kejadian yg sedang berlangsung kepada keadaan darurat.
Hasilnya, Frederick Stanley Mockford ditugaskan utk mencari satu buah kata yg enteng dimengerti & dipahami dalam area komunikasi internasional yang merupakan tanda terjadinya keadaan darurat. Kalimat yg diperlukan mesti gampang dimengerti oleh seluruh pilot & pengawas hawa.
Sebetulnya waktu itu, kode morse SOS yg telah melegenda dalam komunikasi radio sbg tanda darurat dianggap tidak praktis & susah buat disampaikan dalam komunikasi radio konvensional. Awalnya pernah ada usulan buat mengatakannya dgn kalimat help, tapi sesudah dikaji ulang, nyatanya help tidak sesuai dikarenakan kata itu telah paling sering difungsikan dalam komunikasi bahasa inggris sbg ungkapan permintaan tolong, bukan juga sebagai suatu ungkapa darurat.
Singkat narasi, dikala memikirkan berkaitan kalimat yg tepat pengganti SOS, Mockford sedang berkomunikasi bersama pesawat dari arah bandara Le Bourget di Paris, Prancis menuju bandara Croydon, London. ditengah komunikasi, pilot Perancis menyampaikan kalimat m’aider yg berarti “tolong aku” dalam bahasa Prancis. Hasilnya Mockford juga menemukan ungkapan yg pas adalah Mayday yg disarikan dari kata m’aider.
Dulu empat thn berikutnya, merupakan terhadap 1927, International Radiotelegraph Convention of Washington yg berbasis di Amerika menetapkan & mematenkan ungkapan “mayday” yang merupakan kata resmi dalam keadaan penerbangan, kapal laut, & militer buat mengungkapkan keadaan darurat. Dalam mengucapkannya, kata mayday mesti diulang sejumlah tiga kali berturut-turut yang merupakan deklarasi atas keadaan darurat utk diberitakan melalui komunikasi radio.
Masihlah dikutip dari Natgeo, Di negara Paman Sam, penyalahgunaan kata mayday mampu berakibat tuntutan enam th penjara juga denda segede kira kira 250.000 dolar AS. (cal) img : amazonaws
0 Komentar