Muslim Indonesia merupakan muslim paling besar di semua dunia. Lebih dari 250 juta masyarakat Indonesia yg bermukim dari Sabang sampai Merauke sebahagian besar nya yaitu Muslim. Sejak berabad silam, penetrasi agama Islam di Bumi Nusantara memang lah masif melalui saluran pendidikan, budaya, & peranan Kerajaan Islam. Sampai hri ini serta, Muslim Indonesia tetap jadi yg terkuat posisinya, jadi pijakan hidup bagi gerak bangsa & segala urusan dinamika hidup Indonesia.
Satu aspek lagi yg membanggakan datang dari Menteri Luar Negara Denmark, Kristian Jensen. Sekian Banyak dikala dulu Dia berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta. Masjid yg sudah jadi trademark Indonesia & khususnya Jakarta sbg area beribadah yg mampu merangkul damainya kehidupan beragama. Jensen dengan cara kusus meminta buat datang ke Istiqlal utk mencari ilmu menyangkut damainya muslim di Indonesia.
Dikutip dari CNN, Jensen bicara bahwa Indonesia yaitu ruang yg serasi utk menuntut ilmu tentang keberagaman agama.
Menurut Jensen pula Indonesia merupakan negara yg kompleks dalam budaya & agamanya, tetapi warga di negara ini bisa menjaga keadaan damai & tenteram di tengah beragamnya penduduk. Indonesia merupakan panutan negeri muslim di semua penjuru dunia. Indonesia mendapat pujian sebab dianggap dapat menciptakan Islam yang merupakan kreasi bangsa & sbg pemersatu keberagaman dalam tiap-tiap jengkal hidup.
Pandangan dunia luar pada Muslim dipercaya memang lah pernah keruh & makin mengeruh sebab rumitnya konflik & pertikaian sesama saudara muslim seperti yg tengah berjalan di Suriah, Yaman, Irak, sampai Somalia. Terhadap kenyataannya memang lah ada banyak muslim di luar Indonesia yg tidak jarang memakai agama yang merupakan fasilitas buat memperkeruh suasana. Memanfaatkan Islam sbg sumbu api pertikaian. Faktor ini kelihatan terang dalam konflik Yaman contohnya, Arab Saudi menggempur Yaman sebab dendam musim dulu terkait perbedaan aliran Islam di antara dua sumbu yg tidak sama. Bersama kedok meringankan menggempur milis Houthi, Saudi membombardir segala segi Yaman. Mengambil derita bagi jutaan masyarakat sipil di Yaman.
Alwi Shihab, salah satu orang ulama agung di Indonesia sempat bicara bahwa Perang di beragam negeri Islam, yakni buah dari interpretasi kitab yg tidak serupa. Masihlah dikutip CNN, Alwi mengemukakan bahwa Muslim melawan Muslim di tanah Timur Tengah itu berjalan sebab wujud interpretasi Kitab yg tidak serupa. ISIS, Houthi, Iran, Irak, Yaman, Suriah, sampai Somalia saling berseteru memperjuangkan interpretasi masing-masing atas agama Islam yg mereka anut.
Kunci perdamaian ada di dalam saling menghargai ideologi. ISIS sbg militan paling diburu sekarang benar-benar realita, namun itu cuma gejala, bukan penyakitnya. Penyakitnya yaitu ideologi. Mesti ada trik buat menyembuhkan penyakit itu.
Sedangkan apa yg berjalan di Indonesia yaitu sampel lain dari damainya Islam. Terhadap Jensen, Alwi Shihab mengemukakan bahwa sesungguhnya masih banyak wajah Islam didunia. Kalau ingin saksikan Islam penuh senyum, datang ke Indonesia. Seandainya ingin tonton Islam penuh amarah, datang ke Timur Tengah. Kenapa ada wajah-wajah ini? Itu tak lepas dari ideologi bangsa yg tidak sempat sama.(cal)
img : backyardtravel
Satu aspek lagi yg membanggakan datang dari Menteri Luar Negara Denmark, Kristian Jensen. Sekian Banyak dikala dulu Dia berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta. Masjid yg sudah jadi trademark Indonesia & khususnya Jakarta sbg area beribadah yg mampu merangkul damainya kehidupan beragama. Jensen dengan cara kusus meminta buat datang ke Istiqlal utk mencari ilmu menyangkut damainya muslim di Indonesia.
Dikutip dari CNN, Jensen bicara bahwa Indonesia yaitu ruang yg serasi utk menuntut ilmu tentang keberagaman agama.
Menurut Jensen pula Indonesia merupakan negara yg kompleks dalam budaya & agamanya, tetapi warga di negara ini bisa menjaga keadaan damai & tenteram di tengah beragamnya penduduk. Indonesia merupakan panutan negeri muslim di semua penjuru dunia. Indonesia mendapat pujian sebab dianggap dapat menciptakan Islam yang merupakan kreasi bangsa & sbg pemersatu keberagaman dalam tiap-tiap jengkal hidup.
Pandangan dunia luar pada Muslim dipercaya memang lah pernah keruh & makin mengeruh sebab rumitnya konflik & pertikaian sesama saudara muslim seperti yg tengah berjalan di Suriah, Yaman, Irak, sampai Somalia. Terhadap kenyataannya memang lah ada banyak muslim di luar Indonesia yg tidak jarang memakai agama yang merupakan fasilitas buat memperkeruh suasana. Memanfaatkan Islam sbg sumbu api pertikaian. Faktor ini kelihatan terang dalam konflik Yaman contohnya, Arab Saudi menggempur Yaman sebab dendam musim dulu terkait perbedaan aliran Islam di antara dua sumbu yg tidak sama. Bersama kedok meringankan menggempur milis Houthi, Saudi membombardir segala segi Yaman. Mengambil derita bagi jutaan masyarakat sipil di Yaman.
Alwi Shihab, salah satu orang ulama agung di Indonesia sempat bicara bahwa Perang di beragam negeri Islam, yakni buah dari interpretasi kitab yg tidak serupa. Masihlah dikutip CNN, Alwi mengemukakan bahwa Muslim melawan Muslim di tanah Timur Tengah itu berjalan sebab wujud interpretasi Kitab yg tidak serupa. ISIS, Houthi, Iran, Irak, Yaman, Suriah, sampai Somalia saling berseteru memperjuangkan interpretasi masing-masing atas agama Islam yg mereka anut.
Kunci perdamaian ada di dalam saling menghargai ideologi. ISIS sbg militan paling diburu sekarang benar-benar realita, namun itu cuma gejala, bukan penyakitnya. Penyakitnya yaitu ideologi. Mesti ada trik buat menyembuhkan penyakit itu.
Sedangkan apa yg berjalan di Indonesia yaitu sampel lain dari damainya Islam. Terhadap Jensen, Alwi Shihab mengemukakan bahwa sesungguhnya masih banyak wajah Islam didunia. Kalau ingin saksikan Islam penuh senyum, datang ke Indonesia. Seandainya ingin tonton Islam penuh amarah, datang ke Timur Tengah. Kenapa ada wajah-wajah ini? Itu tak lepas dari ideologi bangsa yg tidak sempat sama.(cal)
img : backyardtravel
0 Komentar