Jumat, 23 Oktober 2015 jatuh bertepatan bersama tanggal 10 Muharram 1437 H, jutaan Muslim didunia pula cepat merayakan apa yg dinamakan puasa Asyura. Dalam hari-hari agung perayaan Muslim dunia, tanggal 8 Muharram, 9 Muharram & 10 Muharram benar-benar telah jadi budaya utk dianjurkan menunaikan puasa sunnah, salah satunya yaitu puasa sunnah Asyura di tanggal 10 Muharram.
Dalam sejarahnya, Hri Asyura atau yg jatuh terhadap 10 Muharram merupakan salah satu bidang dari hri gede dalam histori Islam. Berabad silam, kepada hri tersebut Allah menyelamatkan Nabi Musa As. & Kaum Bani Israil dalam kejaran pasukan Firaun & tentaranya yg kejam di ujung Laut Merah. Kisah ini juga diabadikan Allah dalam Al-Quran. Nah, utk mensyukuri nikmat di hri gede ini, kepada awalnya puasa Asyuro ditunaikan oleh Kaum Yahudi sbg sektor dari budaya.
Selagi berabad lamanya sebelum Rasulullah lahir ke dunia, Puasa Asyura jadi budaya teratur kaum Yahudi.
Dulu saat Rasulullah belia, selama belum diangkat jadi Rasul. Kaum Musyrik Quraisy yg hidup ditengah Kota Mekkah juga tidak sempat luput menunaikan budaya Puasa Asyura. Termasuk Juga Rasulullah & keluarga menjadikan Puasa Asyura sbg sektor dari budaya turun temurun yg telah dilakukan sejak era Nabi Musa.
Kisah ini tertuliskan dalam hadits yg diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma yg berbicara “Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam tiba di Madinah, sehingga dia menyaksikan beberapa orang Yahudi berpuasa hri ‘Asyura. Dirinya tanya pada mereka : “Ada apa ini?”
Mereka menjawab, “Ini ialah hri yg baik. Terhadap hri ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Sehingga Nabi Musa berpuasa terhadap hri ini.”
Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam bersabda, “Saya lebih pantas bersama nabi Musa di bandingkan kalian.” Sehingga dirinya berpuasa ‘Asyura & memerintahkan para shahabat buat berpuasa ‘Asura.”(HR. Bukhari no. 2204 & Muslim no. 1130)
Dulu Rasulullah teratur jalankan Puasa Asyura sampai sebelum ia hijrah ke Kota Madinah. Diwaktu itu, Puasa Asyura dianggap oleh sebahagian gede umat Muslim yakni puasa wajib.
Sampai hasilnya ayat mengenai mewajibkan Puasa Ramadhan turun, Rasulullah meninggalkan puasa Asyura.
Kisah ini ada dalam suatu hadits Rasulullah SAW yg diriwayatkan oleh Aisyah :
Dari Aisyah radiyallahu ‘anha bicara : “Mereka biasa jalankan puasa kepada hri ‘Asyura (10 Muharram) sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan. Kepada hri tersebut Ka’bah dikasih kain penutup (kiswah). Disaat Allah mewajibkan puasa Ramadhan, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Baarangsiapa mau berpuasa ‘Asyura, mari beliau berpuasa. & barangsiapa mau tak berpuasa ‘Asyura, mari dia tak berpuasa.” (HR. Bukhari no. 1592)
Bersama turunnya ayat menyangkut mewajibkan Puasa Ramadhan, Puasa Asyura pula turun statusnya jadi sekadar puasa sunnah.
Sampai hri ini Puasa Asyura masihlah jadi budaya sunnah yg dilakukan oleh jutaan muslim di semua dunia. Puasa Asyura dianggap juga sebagai bentuk syukur atas nikmat yg telah diberikan Allah SWT yg sudah menyelamatkan beberapa orang beriman dari pengaruh kriminal beberapa orang kafir.
Puasa Aysuro juga dianggap juga sebagai wujud satu buah keteladanan atas keshalehan Nabi Musa As. Berdasarkan satu buah hadits, puasa Asyuro diyakini menghapuskan dosa-dosan mungil tatkala satu th dulu, & menjauhkan dari dosa syirik & dosa gede di tahun-tahun depan.
Dari Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu :
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam ditanya berkaitan puasa hri ‘Asyura, sehingga dirinya bersabda : “Ia bakal menghapuskan dosa-dosa mungil setahun yg dulu.”(HR. Muslim no. 1162).(cal) img : islamituindah.my
Dalam sejarahnya, Hri Asyura atau yg jatuh terhadap 10 Muharram merupakan salah satu bidang dari hri gede dalam histori Islam. Berabad silam, kepada hri tersebut Allah menyelamatkan Nabi Musa As. & Kaum Bani Israil dalam kejaran pasukan Firaun & tentaranya yg kejam di ujung Laut Merah. Kisah ini juga diabadikan Allah dalam Al-Quran. Nah, utk mensyukuri nikmat di hri gede ini, kepada awalnya puasa Asyuro ditunaikan oleh Kaum Yahudi sbg sektor dari budaya.
Selagi berabad lamanya sebelum Rasulullah lahir ke dunia, Puasa Asyura jadi budaya teratur kaum Yahudi.
Dulu saat Rasulullah belia, selama belum diangkat jadi Rasul. Kaum Musyrik Quraisy yg hidup ditengah Kota Mekkah juga tidak sempat luput menunaikan budaya Puasa Asyura. Termasuk Juga Rasulullah & keluarga menjadikan Puasa Asyura sbg sektor dari budaya turun temurun yg telah dilakukan sejak era Nabi Musa.
Kisah ini tertuliskan dalam hadits yg diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma yg berbicara “Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam tiba di Madinah, sehingga dia menyaksikan beberapa orang Yahudi berpuasa hri ‘Asyura. Dirinya tanya pada mereka : “Ada apa ini?”
Mereka menjawab, “Ini ialah hri yg baik. Terhadap hri ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Sehingga Nabi Musa berpuasa terhadap hri ini.”
Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam bersabda, “Saya lebih pantas bersama nabi Musa di bandingkan kalian.” Sehingga dirinya berpuasa ‘Asyura & memerintahkan para shahabat buat berpuasa ‘Asura.”(HR. Bukhari no. 2204 & Muslim no. 1130)
Dulu Rasulullah teratur jalankan Puasa Asyura sampai sebelum ia hijrah ke Kota Madinah. Diwaktu itu, Puasa Asyura dianggap oleh sebahagian gede umat Muslim yakni puasa wajib.
Sampai hasilnya ayat mengenai mewajibkan Puasa Ramadhan turun, Rasulullah meninggalkan puasa Asyura.
Kisah ini ada dalam suatu hadits Rasulullah SAW yg diriwayatkan oleh Aisyah :
Dari Aisyah radiyallahu ‘anha bicara : “Mereka biasa jalankan puasa kepada hri ‘Asyura (10 Muharram) sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan. Kepada hri tersebut Ka’bah dikasih kain penutup (kiswah). Disaat Allah mewajibkan puasa Ramadhan, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Baarangsiapa mau berpuasa ‘Asyura, mari beliau berpuasa. & barangsiapa mau tak berpuasa ‘Asyura, mari dia tak berpuasa.” (HR. Bukhari no. 1592)
Bersama turunnya ayat menyangkut mewajibkan Puasa Ramadhan, Puasa Asyura pula turun statusnya jadi sekadar puasa sunnah.
Sampai hri ini Puasa Asyura masihlah jadi budaya sunnah yg dilakukan oleh jutaan muslim di semua dunia. Puasa Asyura dianggap juga sebagai bentuk syukur atas nikmat yg telah diberikan Allah SWT yg sudah menyelamatkan beberapa orang beriman dari pengaruh kriminal beberapa orang kafir.
Puasa Aysuro juga dianggap juga sebagai wujud satu buah keteladanan atas keshalehan Nabi Musa As. Berdasarkan satu buah hadits, puasa Asyuro diyakini menghapuskan dosa-dosan mungil tatkala satu th dulu, & menjauhkan dari dosa syirik & dosa gede di tahun-tahun depan.
Dari Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu :
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam ditanya berkaitan puasa hri ‘Asyura, sehingga dirinya bersabda : “Ia bakal menghapuskan dosa-dosa mungil setahun yg dulu.”(HR. Muslim no. 1162).(cal) img : islamituindah.my
0 Komentar