Wakaf, seandainya mendengar kata itu dapat dijamin tidak seluruhnya muslim di Indonesia bakal mendalami dengan cara utuh & terang mengenai segala wujud kajian kira kira wakaf. Kenyataannya benar-benar wakaf tidak setenar amalan sharing pada sesama seperti zakat, sedekah, & berqurban. Kenapa dapat diambil rangkuman begitu? pasalnya generasi bujang kini tidak berada dalam ingar bingar pembangunan perabadan Islam yg dibangun melalui kapabilitas wakaf.
Tetapi bukan berarti amalan wakaf tidak seimbang ganjarannya dgn wujud amalan sedekah yang lain. Malah justru lewat wakaf, sewaktu ribuan thn Islam berkembang jadi agama & kebudayaan yg kuat dgn pembangunan yg masif yakni sebab kebolehan wakaf.
Wakaf merupakan penggerak ekonomi umat dalam skala yg gede. Sehingga dari itu, kenapa kita tetap menunda buat berwakaf?
Nah sebelum beranjak lebih jauh berkaitan teknis pembuatan wakaf, sebaiknya kenali lebih dulu macam wujud wakaf. Jikalau di lihat dari sisi peruntukannya, sehingga wakaf sanggup dibedakan jadi dua macam, yakni Wakaf Ahli & Wakaf Khairi.
Berikut merupakan penjelasan mengenai Wakaf Ahli;
Wakaf Ahli yakni kategori wakaf yg diperuntukkan bagi beberapa orang tertentu, seorang atau lebih, keluarga ahli atau bukan. Lebih Sering Wakaf Ahli serta dinamakan sbg Wakaf Zurri atau Wakaf Husus.
Wakaf ini dapat dibilang termasuk juga sektor dari wakaf keluarga. Dibenarkan dengan cara hukum Islam berdasarkan satu buah hadits Nabi yg diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim dari Anas Badan Intelijen Negara Malik menyangkut adanya wakaf keluarga Abu Thalhah terhadap kaum kerabatnya.
Hadits tersebut menuliskan satu factor bahwa :
….saya sudah mendengar ucapanmu menyangkut hal itu. Aku berpendapat sebaiknya anda memberikannya terhadap keluarga terdekat. Sehingga Abu Thalhah membagikannya buat para keluarga & anak-anak pamannya.
Tidak Sedikit Ulama menyampaikan bahwa Wakaf Ahil ini termasuk juga kategori wakaf yg punyai kadar kebaikan yg agung. Kenapa begitu? lantaran si Wakif atau si pemberi wakaf mendapati dua kebaikan sekaligus. Ialah kebaikan dari amalan ibadah wakafnya, & kebaikan dari silaturahmi kepada keluarga & saudara yg diberikan harta wakaf.
Tapi nyatanya, Wakaf Ahli juga tidak sedikit dilihat punyai tidak sedikit masalah yg bisa saja dapat muncul dikemudian hri, contohnya :
Gimana apabila anak atau cucu dari si penerima wakaf yg ditunjuk oleh wakif telah tidak ada lagi (meninggal)? Siapa yg mempunyai wewenang atas benda atau manfaat harta wakaf itu? atau pula waktu harta wakaf membuahkan sesuatu, gimana kiat meratakan pembagian hasil harta wakaf biar merata & adil dengan cara syariat Islam?
Tidak Sedikit Ulama yg memberikan saran bahwa sebaiknya buat mengantisipasi wafatnya atau terputusnya anak cucu terakhir dari keluarga penerima harta wakaf & supaya harta wakaf tak terputus & masihlah mampu dipakai berkahnya, sehingga sebaiknya dalam ikrar wakaf mesti disebutkan bahwa wakaf yg diberikan dari si wakif diperuntukkan utk anak, cucu, sampai kepada generasi terakhir, selanjutnya pada fakir miskin.
Maka kalau sebuah kala seterusnya, anak atau cucu dari penerima wakaf telah meninggal & tiada lagi penerusnya, sehingga wakf itu dapat cepat diberikan kepada fakir miskin yg paling berwenang. (cal)
0 Komentar