Gelombang agung pengungsi Suriah yg mendesak masuk ke Eropa sanggup dijamin belum bakal berhenti dalam disaat dekat. Pasalnya, panasnya konflik di medan pertempuran Suriah justru malah semakin parah. Masuknya pasukan militer Rusia di bawah komando tentara Suriah serta dianggap malah semakin memperkeruh kondisi. Minggu ke-2 Oktober 2015, pesawat jet bomber milik Rusia mengklaim sudah berhasil menjatuhkan bom yg meledak diatas basis ISIS. Tapi entah betul atau tak, bom jatuh sesuai tentang tentara militan ISIS, bukan tidak kemungkinan tidak sedikit korban jiwa dari penduduk sipil pula berjatuhan.
Tidak Cuma Rusia masihlah ada juga campur tangan Inggris, Australia, sampai Amerika Serikat. Seluruh bertuju kepada pemberantasan ISIS. Bakal tapi, pemberantasan itulah yg mengambil desingan peluru, roket, bom & senjata artileri berat lain jatuh menghujam & memporak-porandakan tanah Suriah.
Itulah argumen paling besar kenapa diperkirakan dapat ada sangat banyak gelombang Imigran Suriah yg bermigrasi ke tanah Eropa tatkala sekian banyak th ke depan. Entah hingga kapan berakhirnya.
Lantas, sampai Oktober 2015, berapa tidak sedikit jumlah imigran Suriah yg telah masuk ke Eropa?
Dikutip dari page Beritasatu.com, agen perbatasan Uni Eropa, Frontex sudah mencatat sedikitnya di thn 2015 ini ada kurang lebih 710.000 imigran asal Suriah yg sebahagian besar nya merupakan pengungsi perang sudah masuk ke tanah Eropa dalam sembilan bln perdana di 2015. Sementara itu, di th dulu kepada masa yg sama, telah ada sedikitnya 282.000 pengungsi Suriah yg mendesak masuk ke tanah Eropa.
Pergi dari fakta besar nya jumlah imigran yg telah menetap di Eropa, Kepala Frontex, Fabrice Leggeri meminta ketegasan negara-negara Eropa utk menjaga ketat perbatasannya & mempermudah imigran asal Suriah masuk ke Eropa. Pertolongan kemanusiaan buat pengungsi Suriah yg melewati batas Eropa mesti serta-merta diefektifkan. Terutama buat mengidentifikasi & mendaftar pendatang baru, supaya kesejahteraan & keamanan beberapa ratus ribu pengungsi itu bakal terjamin maksimal.
Pasalnya, tanah Eropa mampu jadi bumerang tersendiri bagi kaum perempuan pengungsi Suriah. Apabila keamanan mereka tidak dapat terkendali, sehingga dikhawatirkan ribuan jiwa wanita & anak-anak bakal diperlukan oleh penyelundup buat dieksploitasi dalam perdagangan gelap wanita & anak.
Sementara itu, menyaksikan sebanyak jumlah imigran Suriah yg telah masuk ke tanah Eropa, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan seperti yg dilansir oleh CNN mengkritik perlakuan Uni Eropa kepada pengungsi Suriah. Erdogan mengkritisi perbuatan Eropa yg lambat dalam mengurus pengungsi. Padahal telah sejak sekian banyak th dulu, Turki sudah menampung 2,5 juta pengungsi Suriah, tetapi tidak ada orang yg peduli. Bahkan Eropa menutup mata kepada upaya Turki dalam mengurus derita pengungsi korban perang Suriah. (cal) img : ibtimes
0 Komentar