Nyaris setengah th terakhir, Rohingya di Aceh telah merasakan nikmatnya menjalankan hidup yg nyaman & aman. Jauh dari ingar-bingar kecaman & penindasan yg selagi ini mereka rasakan di tanah Arakan. Terhitung nyaris 2.000 jiwa orang Rohingya waktu ini menyebar di sekian banyak wilayah Aceh. Walau belum ada status lebih lanjut dari Pemerintah terkait penerimaan orang Rohingya & musim depan yg mesti diperjuangkan dalam skala aturan baku masyarakat negeri Indonesia, tapi bukan berarti nasib Rohingya di Indonesia mesti berada di ruangan abu-abu.
Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf meminta biar seluruhnya Instansi, Lembaga & relawan yg selagi ini terlibat dalam penanganan pengungsi Rohingya di sebanyak kabupaten/kota di Aceh utk konsisten bekerja pas bersama pekerjaan & fungsi masing-masing. Layanan maksimal yg diberikan tatkala pengungsi Rohingya berada di Aceh sejak bln Mei 2015, dikatakan sejauh ini mendapat perhatian & apresiasi dunia. Oleh karena itu, musim depan Rohingya di Aceh mesti masihlah diperjuangkan.
“Ketulusan kita dalam melayani & menjaga pengungsi selagi ini teramat bagus & dunia mengapresiasinya,” kata Muzakir Manaf, diwaktu terhubung Rapat Koordinasi Penanganan Rohingya di Banda Aceh, Rabu (21/10).
Rapat Koordinasi dihadiri oleh Presiden Komite Nasional Solidaritas utk Rohingya (KNSR) Syuhelmaidi Syukur, Direktur Eksekutif Tindakan Segera Tanggap (ACT) Sri Eddy Kuncoro, para utusan yg mewakili Bupati Aceh Utara, Bupati Aceh Timur, Walikota Langsa & wakil dari banyaknya Instansi relawan yang lain.
Buat menjaga biar para pengungsi yg di terima & bersi kukuh di Aceh di bermacam area penampungan, Muzakir Manaf memandang dapat lebih gampang apabila para pengungsi tersebut disatukan. Buat merealisasikan rencana tersebut, Beliau mengaku telah membicarakannya bersama para Bupati & Waalikota yg mempunyai kamp penampungan Rohingya.
“Saya telah berkoordinasi dgn Bupati Aceh Timur & Walikota Langsa, mereka berkomitmen buat menghimpun & mengelola pengungsi Rohingya di satu ruangan. Tujuannya utk memudahkan dalam melayani & menjaga mereka supaya tak kabur lagi, tak mesti terkatung-katung di lautan” papar Muzakir Manaf.
Dirinya melanjutkan, kalau tak dipikirkan pola penanganan yg tambah baik, bukan tak barangkali Rohingya dapat kabur seluruhnya maka tiada lagi yg mesti dilayani. “Jadi mereka seluruh kelak bakal kita tempatkan terhadap satu area di Aceh Utara,” menurutnya.
Presiden KNSR, Syuhelmaidi Syukur, menyongsong positif konsep Wakil Gubernur Aceh & menyebutkan, kebersamaan antarlembaga yg berkomitmen di dalam Komite Nasional Solidaritas Rohingya (KNSR) meyakini dapat meringankan keberlanjutan integrated community shelter (ICS) yg sudah dibangun Perbuatan Segera Tanggap (ACT) – juga sebagai salah satu anggota KNSR – di Desa Blang Adoe, Kecamatan Kutamakmur, Aceh Utara.
“Kita mampu kembangkan ICS yg ada bersama membangun alat baru maka mampu menampung saudara-saudara kita yg sewaktu ini masihlah berada di Aceh Timur & Kota Langsa,” kata Syuhelmaidi.
Pasca Rapat Koordinasi di Kemenko Polhukam, Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf diminta memimpin penanganan pengungsi Rohingya di level propinsi biar gampang dikoordinasikan. (act)
0 Komentar