Jawa merupakan manifestasi dari bencana gempa agung di Indonesia. Tidak cuma dikenal sbg pulau bersama komunitas terpadat di Indonesia, bahkan terpadat di dunia. Pulau Jawa pula miliki tidak sedikit sekali potensi bencana gempa bumi atau kegempaan, menjajar dari ujung barat sampai ujung timur.
Elemen ini bukan sekadar omongan kosong, tengok macam mana peta lempeng bumi yg tertata saling berhimpit, Jawa terletak persis di garis batas antara lempeng agung Eurasia & lempeng Indo Australia. Ke-2 lempeng ini konsisten bergerak & menghujam tiap tahunnya. Bukti nyata dari gerakan tektonik & vulkanik yg senantiasa bergerak di bawah permukaan Pulau Jawa bisa diliat dari beragamnya Gunung Api & bermacam macam wujud sesar atau patahan.
Ada Sesar Cimandiri di Jawa Barat, ada sesar Ciputat di Jakarta, Sesar Opak di Yogyakarta, Sesar Grindulu di Jawa Timur, pun Sesar Lembang persis di utara Kota Bandung.
Sesar atau patahan merupakan aliran retakan yg terbentuk dari aktivitas lempeng yg saling menghujam. Dua lempeng itu ialah lempeng Eurasia disebelah utara & lempeng Indo Australia di selatan.
Dari beraneka ragam sesar atau patahan yg tersembunyi di bawah permukaan Pulau Jawa, sesar Lembang di Bandung yaitu sesar yg tidak sempat punyai catatan kegempaan akbar tatkala sekian banyak abad terakhir, padahal sesar Lembang ketahuan konsisten bergerak tiap tahunnya. Jikalau tidak sempat ada catatan gempa dalam sekian banyak abad terakhir, bukan berarti sesar tersebut aman dari gempa gede. Justru sebaliknya, sesar yg tidak membuncahkan gempa akbar berarti statusnya sedang terkunci. Sedikit saja perubahan kuncian, bakal melepaskan energi dahsyat yg telah tertimbun sewaktu sekian banyak abad. Seperti yg sempat berjalan dalam gempa Aceh 2004 silam, lepasnya energi akbar segede 9,2 skala richter yakni hasil dari timbunan energi yg tidak sempat terlepas tatkala beberapa ratus thn.
Satu Buah penelitian teranyar dari Pusat Penelitian Geoteknologi Instansi Ilmu Wawasan Indonesia ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Bandung mengungkapkan dua argumen kenapa sesar Lembang miliki potensi gempa yg pass agung, data dikutip dari lansiran Tempo.co, berikut paparannya :
Sesar Lembang mempunyai panjang 29 Km
Melalui perhitungan dgn technologi penginderaan jarak jauh LIDAR (Light Detection and Ranging) yg mencapai resolusi citra sampai jarak 90 sentimeter, tim peneliti sudah sukses tentukan tempat ujung pangkal sesar Lembang yg melintang dari ujung barat ke timur. Panjang sesar Lembang ketahuan segede 29 Km. Dari titik 0 di daerah Padalarang dekat jalur Tol Cipularang, & memanjang ke timur sepanjang 29 kilo meter antara Bukit Batu Lonceng & Gunung Manglayang. Segmen Sesar Lembang tidak berbentuk lurus, tapi di bidang tengahnya ada yg bekelok-kelok.
Sesar Lembang bergerak amat sangat aktif 3 hingga 5,5 mm per thn
Argumen ke-2 yakni lantaran pergerakan Sesar Lembang ketahuan tetap teramat aktif. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyimpulkan pergerakan Sesar Lembang ada di angka 3 hingga 5,5 mili meter per thn. Walaupun pergerakannya termasuk juga lambat, tetapi bukan berarti menutup mungkin saja nihilnya gempa agung.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengemukakan dua argumen diatas jadi bukti bahwa potensi gempa yg mampu muncul dari Sesar Lembang pass akbar. Panjang sesar atau patahan Lembang yg mencapai 29 km itu, & bergerak dgn pola geser mengiri, & pola geser naik, sehingga dalam skenario ter buruk, Kota Bandung, Purwakarta, Padalarang, yg berada di kira kira Sesar Lembang sanggup merasakan suatu gempa akbar dalam skala magnitudo 6,5 hingga 7 kalau semua segmennya bergerak. (cal)
0 Komentar