Belum pun tuntas masalah Timur Tengah yg mendera jutaan jiwa pengungsi Suriah, awal Oktober 2015 ini dunia kembali tersentak dgn informasi meletusnya konflik antara Palestina & Israel. Dalam sekian banyak minggu terakhir sejak artikel ini diturunkan, ketegangan memang lah nyata-nyata kembali menyeruak & meningkat di dua ruangan, Yerussalem & Pinggir Barat. Tatkala bertahun-tahun, konflik antara Palestina & Israel terlihat tidak mau sempat ada habisnya. Ketahuan, ketegangan antara Palestina & Israel kali ini disebabkan oleh tidak adanya kesepakatan bulat berkenaan status Masjid al Aqsa. Hasilnya pemuda-pemuda Palestina pula berontak & melaksanakan perlawanan kepada Israel.
Akibatnya situasi jadi makin panas di tidak sedikit area antara Palestina & Israel. Pinggir Barat & Yerussalem jadi area mutlak bentrokan yg menyebabkan korban jiwa. Data terakhir yg dilansir page CNN, puncak konflik yg berjalan di awal Oktober 2015 hingga membunuh 24 orang masyarakat Palestina. Rata Rata korban tewas yg syahid yakni para pemuda Palestina umur belasan thn.
Kenapa ketegangan antara Palestina & Israel makin memuncak? Didapati bahwa selagi sekian banyak bln terakhir, kekesalan penduduk Palestina tetap menggebu & hasilnya meledak seiring bersama isu bahwa Israel menganggu status quo pada Masjid Al Aqsa di Kota suci Yerussalem. Para pemuda Palestina marah bersama pemerintah Israel yg seakan melonggarkan izin kunjungan penduduk Yahudi ke kompleks Masjid Al Aqsa.
Padahal tatkala sekian banyak th terakhir, Israel sudah memegang janji dgn penduduk Palestina dapat mempertahankan hak-hak masyarakat muslim Palestina yg mau berdoa & beribadah di dalam masjid Al-Aqsa. Tapi, sekian banyak kali di thn 2015 ini, kepolisian Israel malah melarang pemuda Muslim Palestina memasuki wilayah Masjid Al-Aqsa bersama argumen keamanan. Lebih menjengkelkan lagi, kepolisian Israel malah melenggangkan para penduduk Yahudi memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa & berziarah di dalamnya.
Hasilnya emosi pemuda Palestina serta pecah. Di akhir thn 2015 ini, beraneka kasus penikaman oleh pemuda Palestina pada penduduk Israel & dibalas dgn penembakan tentara Israel kepada pemuda Palestina tetap terjadi di Pinggir Barat, Gaza, & Yerusaalem. Terakhir, Israel serta meluncurkan serangan roketnya ke arah Gaza.
Sampai puncaknya kepada minggu mula-mula Oktober 2015, dilaporkan sedikitnya ada 24 penduduk Palestina tewas terbunuh oleh peluru tajam tentara Israel. Perbuatan demonstrasi berdarah di Yerussalem itu dibubarkan oleh tentara Israel bersama memakai peluru tajam yg cepat diarahkan utk membunuh demonstran.
Dikutip dari CNN, Militer Israel berdalih peluru tajam terpaksa dimanfaatkan buat menghentikan perbuatan demonstrasi penduduk Palestina yg diwarnai pemblokiran jalan & pelemparan batu pula bom Molotov ke arah tentara Israel.
Suatu koran lokal Israel, Yedioth Ahronoth bahkan menuliskan satu buah artikel di sektor depan berjudul “Intifada Ketiga”. Bermacam Macam sejarah pemberontakan pemuda Palestina belakangan terakhir memang lah mengingatkan berkenaan kegiatan pemberontakan berdarah Intifada Satu & Intifada Dua sekian banyak thn silam.(cal) img : CNN
Akibatnya situasi jadi makin panas di tidak sedikit area antara Palestina & Israel. Pinggir Barat & Yerussalem jadi area mutlak bentrokan yg menyebabkan korban jiwa. Data terakhir yg dilansir page CNN, puncak konflik yg berjalan di awal Oktober 2015 hingga membunuh 24 orang masyarakat Palestina. Rata Rata korban tewas yg syahid yakni para pemuda Palestina umur belasan thn.
Kenapa ketegangan antara Palestina & Israel makin memuncak? Didapati bahwa selagi sekian banyak bln terakhir, kekesalan penduduk Palestina tetap menggebu & hasilnya meledak seiring bersama isu bahwa Israel menganggu status quo pada Masjid Al Aqsa di Kota suci Yerussalem. Para pemuda Palestina marah bersama pemerintah Israel yg seakan melonggarkan izin kunjungan penduduk Yahudi ke kompleks Masjid Al Aqsa.
Padahal tatkala sekian banyak th terakhir, Israel sudah memegang janji dgn penduduk Palestina dapat mempertahankan hak-hak masyarakat muslim Palestina yg mau berdoa & beribadah di dalam masjid Al-Aqsa. Tapi, sekian banyak kali di thn 2015 ini, kepolisian Israel malah melarang pemuda Muslim Palestina memasuki wilayah Masjid Al-Aqsa bersama argumen keamanan. Lebih menjengkelkan lagi, kepolisian Israel malah melenggangkan para penduduk Yahudi memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa & berziarah di dalamnya.
Hasilnya emosi pemuda Palestina serta pecah. Di akhir thn 2015 ini, beraneka kasus penikaman oleh pemuda Palestina pada penduduk Israel & dibalas dgn penembakan tentara Israel kepada pemuda Palestina tetap terjadi di Pinggir Barat, Gaza, & Yerusaalem. Terakhir, Israel serta meluncurkan serangan roketnya ke arah Gaza.
Sampai puncaknya kepada minggu mula-mula Oktober 2015, dilaporkan sedikitnya ada 24 penduduk Palestina tewas terbunuh oleh peluru tajam tentara Israel. Perbuatan demonstrasi berdarah di Yerussalem itu dibubarkan oleh tentara Israel bersama memakai peluru tajam yg cepat diarahkan utk membunuh demonstran.
Dikutip dari CNN, Militer Israel berdalih peluru tajam terpaksa dimanfaatkan buat menghentikan perbuatan demonstrasi penduduk Palestina yg diwarnai pemblokiran jalan & pelemparan batu pula bom Molotov ke arah tentara Israel.
Suatu koran lokal Israel, Yedioth Ahronoth bahkan menuliskan satu buah artikel di sektor depan berjudul “Intifada Ketiga”. Bermacam Macam sejarah pemberontakan pemuda Palestina belakangan terakhir memang lah mengingatkan berkenaan kegiatan pemberontakan berdarah Intifada Satu & Intifada Dua sekian banyak thn silam.(cal) img : CNN
0 Komentar