Saat suara kita tak didengar lagi maka jangan berhenti untuk menyuarakannya. Melakukan kebaikan untuk orang-orang di sekitar lebih bermanfaat daripada mengutuki sebuah masalah. Begitulah pembuka yang disampaikan Zulkifli, Presiden Mahasiswa BEM-KBM Universitas Jambi. Kalimat penuh makna itulah yang mengawali dilakukannya “Gerakan Cuci Hidung”, di halaman Kantor Gubernur Jambi, Minggu (17/10).
“Berbagai elemen bersatu dalam gerakan ini memberikan kontribusi yang memang nampaknya kecil untuk masyarakat Jambi, namun efek sosial yang ditimbulkannya diharapkan besar. Semoga elemen lain terinspirasi juga, melakukan hal yang lebih besar agar tahun depan tak ada lagi perayaan ulang tahun asap ke-19 untuk warga korban asap,” ujar Zulkifli.
Gerakan Cuci Hidung yang menghadirkan 300-an warga kota Jambi dari berbagai kalangan ini merupakan aksi bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT), Badan Eksekutif Mahasiswa dan Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Jambi (Unja), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) – Unja, Perhimpunan Ahli THT Cabang Jambi, Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Jambi dan Dinas Kesehatan Kota Jambi.
“Ini aksi kami yang kesekian kalinya dalam penanggulangan bencana asap. Dari pembagian masker N95, pemeriksaan kesehatan, pemadaman dan kini aksi cuci hidung. Aksi ini mengajak warga korban asap untuk memperhatikan kesehatan hidung yang menjadi pintu masuknya udara. Kebersihannya perlu dijaga agar warga terhindar dari ISPA, karena menghirup asap dalam waktu yang sangat lama dan nyaris tanpa jeda,” tutur Lukman Solehuddin, Koordinator Aksi Darurat Asap ACT wilayah Jambi.
Bagi awam, aksi mencuci hidung mungkin agak terdengar aneh dibanding aksi mencuci tangan atau wajah.
Namun ternyata, menurut Dr.Lucyana Herawati, Sp.THT (K), anggota Perhimpunan Ahli THT Cabang Jambi yang mengawal jalannya aksi, dalam kondisi warga terpapar udara yang sangat polutif aktivitas mencuci hidung sangatlah penting.
Mengapa demikian? “Hidung adalah pintu utama menuju ke saluran pernafasan, fungsinya menyaring, mengendapkan dan menghangtkan udara yang masuk ke dalam tubuh. Saat bernafas udara yang masuk bukan hanya oksigen, namun meliputi juga partikel debu, bakteri dan virus,” tutur Lucyana.
Cuci hidung adalah membersihkan rongga hidung menggunakan larutan NaCl 0,9%, yang disemprotkan melalui lubang hidung secara bergantian. Jika sulit menemukan larutan NaCl, Lucyana memberi tips, kita dapat menggunakan larutkan 200cc air mineral yang dicampur dengan setengah sendok teh garam atau 330cc air mineral dengan satu sendok teh garam.
“Mencuci hidung dapat membersihkan rongga hidung, menyegarkan dan mencegah terjadinya infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), hdung, tenggorok dan paru. Serta mengurangi gejala pilek yang disebabkan oleh alergi atau sinusitis,” papar Lucyana lagi.
Pagi itu, setiap orang yang menjadi peserta gerakan cuci hidung mendapatkan satu tabung suntik (spuit tanpa jarum) beserta gelas plastik bersisi larutan pembersih. Spuit mereka pegang di tangan kanan siap mengarah ke lubang hidung kanan. Sesaat spuit menempel ke lubang, mereka memiringkan kepala ke kiri dan menunduk. Mereka membuka mulut dan menahan nafas.
Kemudian.. Srottt..! Spuit ditekan cepat dan larutan meluncur deras kedalam lubang hidung, dan larutan keluar dari lubang kiri.
“Kalau mau membersihkan lubang kiri, maka kepala miring ke kanan, jangan lupa buka mulut lalu tahan nafas, dan menunduk supaya larutan keluar ke lubang kanan. Struktur lubang (hidung) kita itu seperti huruf terbalik, jadi dengan menunduk larutan akan keluar lagi,” jelas Lucyana.
Anda salah satu warga terdampak kabut asap? Ayo lekas praktekkan gerakan cuci hidung seperti ini. Semoga manfaat baiknya bisa langsung terasa, demi kesehatan yang tetap terjaga di antara kepungan dahsyat kabut asap. (act.id)
0 Komentar