Ketahui Budaya Sonor, Kearifan Lokal tapi Penyumbang Kabut Asap di Sumatera

19.54
Penyebab Kebakaran Hutan
Ah, entah kenapa makin hri tragedi bencana kabut asap malah makin meningkat intensitasnya. Padahal tidak sedikit rp yg telah digelontorkan pemerintah buat menanggulangi kebakaran hutan penyebab kabut asap. Tetapi memang lah kesukaran yg ditemui beragam banyaknya, tidak hanya sebab sejumlah titik api yg menyebar di tidak sedikit tempat, ada pun rintangan pemadaman kebakaran hutan sebab terbatasnya alat-alat buat operasi pemadaman. Seandainya ke-2 argumen diatas ialah argumen teknis yg menyangkut dgn sarana & teknik memadamkan kebakaran hutan, nah argumen yang lain yg menyebabkan kebakaran hutan masihlah konsisten berjalan tiap th setidaknya berasal dari budaya & rutinitas penduduk lokal itu sendiri.
Tidak yakin? Mari tengok penjelasan ini :
Sewaktu sekian banyak minggu terakhir, Kab Ogan Komering Ilir diakui juga sebagai penyumbang kabut asap yg lumayan masif di Pulau Sumatera. Beberapa Ratus titik pembakaran hutan menyebar di tidak sedikit tempat di wilayah Kab ini. Bahkan Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana hingga menjadikan Kab Ogan Komering Ilir sbg prioritas penting bisnis pemadaman pembakaran hutan dgn memakai bahan-bahan kimia.
Pasalnya, kabut asap dari Kab Ogan Komering Ilir inilah yg jadi salah satu biang kerok dari salah satu penderitaan masyarakat terdampak kabut asap di Kota Pekanbaru, Jambi, Palembang, sampai Sumatera Barat. Lantas apa sesungguhnya yg menyebabkan angka kebakaran hutan di wilayah ini berada dalam jumlah yg mengkhawatirkan? Nyatanya salah satu penyebab utamanya ialah dikarenakan budaya masyarakatnya itu sendiri. Kok sanggup?
Sewaktu ini penduduk di Kab Ogan Komering Ilir mempunyai budaya yg telah jadi kearifan lokal yg mengakar, dikenal juga sebagai budaya Sonor. Tetapi ironisnya, budaya ini sayang sekali tidak termasuk juga juga sebagai kearifan lokal yg layak dibanggakan karena budaya ini dianggap negatif oleh penduduk di luar Kab Ogan Komering Ilir. Budaya Sonor jadi salah satu pemicu dari pekatnya kabut asap yg membubung di langit Pulau Sumatera.
Seperti yg dikutip dari lansiran CNN, menurut penuturan Kepala Regu Manggala Agni Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSAD) Sumatra Selatan, Deni Chandra, budaya Sonor ini berjalan tiap-tiap tahunnya, & parahnya lagi senantiasa mengulang kejadian kebakaran lahan mirip. Pasalnya budaya ini merupakan kiat yg dianggap warga setempat juga sebagai business paling praktis & ekonomis buat menanam padi.
Dengan Cara Apa prosesi budaya Sonor maka dianggap yang merupakan penyumbang bencana asap di Sumatera?
Saat masa kemarau tiba di tiap pertengahan thn, lahan masyarakat tidak sedikit yg ditumbuhi semak & ilalang liar. Nah utk mengakses lahan ini, budaya Sonor menawari kiat turun temurun dgn membakar rerumputan itu, sampai hasilnya lahan sawah sanggup ditaburi benih padi.
Ironisnya, budaya Sonor ini telah amat sangat mengakar dalam aktivitas pertanian penduduk Ogan Komering Ilir. Setahun sekali masyarakat susah diajak buat meninggalkan etika tidak baik ini.
Berdasarkan data terakhir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Ogan Komering Ilir ialah Kab penyumbang paling besar titik api di Sumatera. Terakhir ada 400 lebih titik api yg masihlah membara di Ogan Komering Ilir. 90 prosen dari lahan di Kab ini yaitu lahan gambut milik penduduk.
(cal) img : riaugreen
Previous
Next Post »
0 Komentar