Entah hingga kapan bencana kabut asap komplit bersama tagar #DaruratAsap menghiasi halaman depan fasilitas tanah air. Kenyataannya kebakaran hutan tetap konsisten menghanguskan ribuan hektare lahan hutan. Satu titik api sukses dipadamkan, satu titik yang lain muncul menghanguskan wilayah lain. Konsisten berulang tidak dengan mampu betul-betul di atasi semua.
Mengantisipasi elemen tersebut, pemerintah bersama bermacam factor termasuk juga Tindakan Segera Tanggap & Penduduk Relawan Indonesia bergerak efektif melaksanakan beraneka upaya mengurangi derita bencana kabut asap.
Warga Relawan Indonesia (MRI) Kordinator Daerah (Korda) Purwakarta dengan Polres Purwakarta, Polisi Hutan, TNI, Pemadam Kebakaran, Komune Penggemar Alam, & bermacam faktor penduduk yang lain, laksanakan perbuatan pemadaman api kebakaran Gunung Parang di Desa Cihuni, Kecamatan Tegalwaru, Kab Purwakarta, ja-bar.
Kebakaran di kawasan Gunung Parang berjalan terhadap Sabtu (4/10) pukul 15.30 WIB. Si Jago Merah yg belum terang darimana asalnya membakar rumput & pohon kering, & semakin menjadi-jadi akibat angin kencang. Dugaan sementara, kebakaran berlangsung lantaran puntung rokok peserta tracking tebing di kawasan Gunung Parang. Tatkala masa kemarau panjang ini, tidak sedikit gunung-gunung di wilayah Jawa Barat yg terbakar hutannya. Sedikit saja pemicu api berkaitan rumput & gambut kering, api dapat membesar & merembet jadi tak terkendali.
“Kami MRI Korda Purwakarta pun kawan-kawan factor yang lain kompak bersinergi memadamkan api. Alhamdulillah, titik api telah mampu dipadamkan,” jelas Gigin Ginanjar Ketua Korda MRI Purwakarta.
Proses pemadaman terjadi tak enteng, dikarenakan keadaan Gunung Parang yakni pegunungan bebatuan & kemiringan yg cukup teramat tajam kira kira 45 hingga 70 derajat, di tambah angin yg kencang.
Dalam aksinya Tim MRI Purwakarta membagi jadi tiga tim yakni : rescue, logistik, juga medis. “Alhamdulillah tim kami beraksi serasi fungsinya, & saat ini Gunung Parang telah kondusif lagi,”pungkasnya.
Sementara itu, di ruang yang lain, darurat kabut asap akibat kebakaran hutan tetap mengepung wilayah Riau. Menjatuhkan angan-angan hidup sehat penduduk Riau sampai ke level paling berbahaya.
“Sudah dua minggu ini dada aku terasa sesak & sakit. Makan serta sulit. Jikalau batuk, mual mau muntah. Menjadi sulit tidur. Tidur telentang nafas sesak, telungkup terlebih.” Keluhan ini di sampaikan Dinarwati (35), diungkapkannya terhadap tim dokter dari Tindakan Serta-merta Tanggap (ACT) yg menggelar pelayanan kesehatan buat para korban bencana asap di Riau.
Gelaran layanan kesehatan ini menghadirkan dokter umum & perawat pula apoteker, ACT pun mengambil pun dr. Sri Melati, Sp Paru (40), satu orang dokter spesialis paru buat menganalisis serentak keluhan para pasien terdampak kabut asap di Riau.
“Baru kali ini ada pelayanan kesehatan yg menghadirkan dokter spesialis paru-paru. Maka Dari Itu aku sempatkan datang & membawa amanah dari Perbuatan Serta-merta Tanggap. Tiap hri kami kewalahan tangani pasien ISPA yg dalam keadaan berat. Layanan Kesehata ACT ini pass menunjang pekerjaan kami,” papar dokter Sri.
Tidak kurang dari 150 pasien terlayani. Mereka terdiri dari masyarakat setempat, penduduk Pondok pesantren Madani, & para pejalan kaki. Oxigen & ambulan pun disediakan utk antispasi pasien yg berat. (cal)
0 Komentar