Menonton keadaan geografis Kota Bandung yg dikelilingi oleh pegunungan & lembah bagaikan mangkok, tentu orang awam juga bakal segera menyadari bahwa sejak ribuan bahkan jutaan thn dulu, tanah Paris van Java ini terbentuk oleh berbagai tipe patahan lempeng bumi yg melintang di atasnya. Tengok saja betapa keadaan lembah di Lembang yg seakan jadi batas dari patahan lempengan yg terangkat naik. Saat Ini Lembang jadi wilayah yg sarat bersama potensi wisata, tapi berada dalam bayang-bayang risiko gempa bumi agung.
Nah, kepada kenyataannya benar-benar Bandung berada dalam tidak sedikit patahan lempeng bumi yg menjajar dari segi utara sampai selatan, begitupun dari segi barat sampai timur. Potensi Gempa akibat patahan Lembang yakni yg paling dikhawatirkan, sebagiannya berada di persis di atas Kota Bandung.
Kenyataannya inilah yg jadi pertimbangan pentingnya upaya mitigasi utk mengurangi risiko.
Yang Merupakan bidang dari upaya peningkatan kesiap-siagaan bencana gempa tersebut, Perbuatan Serta-merta Tanggap (ACT) bekerja sama-sama bersama PT Hekto Meter Sampoerna Tbk.(Sampoerna) menyelenggarakan Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana utk Penduduk Kota Bandung, jabar, di Bandung, 6-7 Oktober 2015.
Kemitraan Sampoerna dgn Tindakan Serta-merta Tanggap yg telah terjalin lama utk banyaknya acara, thn ini kembali hadir bersama acara Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana buat populasi Penduduk. Acara ini yakni salah satu acara tanggung jawab sosial Sampoerna dalam payung “Sampoerna Buat Indonesia”.
Seputar sebulan dulu, Sampoerna buat Indonesia dgn ACT juga pernah menggelar pelatihan yg mirip, dgn konsentrasi penyusunan draft Ide mungkin Banjir, buat Kota Administratif Jakarta Selatan.
Buat pembuatan acara di Kota Bandung ini bertempat di Hotel Serela Bandung. Target pelatihan ditujukan buat meningkatkan wawasan basic dalam menyusun konsep barangkali gempa bagi pemangku keperluan Kebencanaan. Gagasan barangkali & perencanaan resiko risiko gempa ini yaitu bidang dari membangun kesiapsiagaan bencana berbasis warga.
Maksud dari pelatihan basic ini merupakan terlaksananya penyuluhan buat sedikitnya 100 orang pemangku keperluan di kota Bandung, khususnya yg terkait bersama potensi gempa bumi akibat patahan Lembang.
“Sebagaimana kita tahu, patahan Lembang sebagiannya berada di Kota Bandung, yg pasti berpotensi kerusakan & korban yg banyak,” ujar Meter. Insan Nurrohman, Vice President ACT.
Wakil Walikota Bandung, Oded Meter. Danial, dalam sambutannya mengatakan apresiasi & dukungannya utk pembuatan pelatihan ini. “Ini merupakan bentuk dari kolaborasi dalam membangun kota Bandung, sebab mustahil Pemerintah Kota bakal menyelesaikan beraneka masalah yg ada, tidak dengan melibatkan dukungan dari penduduk. Lebih-lebih dalam penanggulangan bencana. Utk itu aku apresiasi inisitaif ACT dengan Sampoerna buat Indonesia,” papar lelaki yg akrab disapa Mang Oded ini.
Dalam peluang terpisah, Kepala Sektor Pencegahan & Kesiapsiagaan BPBD jabar, Dani Herdiana, serta mengemukakan apresiasi & dukungan pada pembuatan pelatihan ini. “Kami ucapkan terima kasih terhadap ACT & Sampoerna. Kami paham urgensi konsep resiko risiko apalagi utk gempa. Lebih-lebih di Kota Bandung belum ada BPBD-nya, maka belum ada leading sector buat penyusunan gagasan jangka panjang. Kami siap dukung bersama kompetensi yg kami punyai, “ papar Dani, di sela-sela program.
Program mogok dgn membuahkan suatu draft Ide Kontinjensi Gempa di Kota Bandung. Terdaftar 105 orang peserta dari 52 Instansi atau populasi hadir di pelatihan ini.(why,cal)
Nah, kepada kenyataannya benar-benar Bandung berada dalam tidak sedikit patahan lempeng bumi yg menjajar dari segi utara sampai selatan, begitupun dari segi barat sampai timur. Potensi Gempa akibat patahan Lembang yakni yg paling dikhawatirkan, sebagiannya berada di persis di atas Kota Bandung.
Kenyataannya inilah yg jadi pertimbangan pentingnya upaya mitigasi utk mengurangi risiko.
Yang Merupakan bidang dari upaya peningkatan kesiap-siagaan bencana gempa tersebut, Perbuatan Serta-merta Tanggap (ACT) bekerja sama-sama bersama PT Hekto Meter Sampoerna Tbk.(Sampoerna) menyelenggarakan Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana utk Penduduk Kota Bandung, jabar, di Bandung, 6-7 Oktober 2015.
Kemitraan Sampoerna dgn Tindakan Serta-merta Tanggap yg telah terjalin lama utk banyaknya acara, thn ini kembali hadir bersama acara Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana buat populasi Penduduk. Acara ini yakni salah satu acara tanggung jawab sosial Sampoerna dalam payung “Sampoerna Buat Indonesia”.
Seputar sebulan dulu, Sampoerna buat Indonesia dgn ACT juga pernah menggelar pelatihan yg mirip, dgn konsentrasi penyusunan draft Ide mungkin Banjir, buat Kota Administratif Jakarta Selatan.
Buat pembuatan acara di Kota Bandung ini bertempat di Hotel Serela Bandung. Target pelatihan ditujukan buat meningkatkan wawasan basic dalam menyusun konsep barangkali gempa bagi pemangku keperluan Kebencanaan. Gagasan barangkali & perencanaan resiko risiko gempa ini yaitu bidang dari membangun kesiapsiagaan bencana berbasis warga.
Maksud dari pelatihan basic ini merupakan terlaksananya penyuluhan buat sedikitnya 100 orang pemangku keperluan di kota Bandung, khususnya yg terkait bersama potensi gempa bumi akibat patahan Lembang.
“Sebagaimana kita tahu, patahan Lembang sebagiannya berada di Kota Bandung, yg pasti berpotensi kerusakan & korban yg banyak,” ujar Meter. Insan Nurrohman, Vice President ACT.
Wakil Walikota Bandung, Oded Meter. Danial, dalam sambutannya mengatakan apresiasi & dukungannya utk pembuatan pelatihan ini. “Ini merupakan bentuk dari kolaborasi dalam membangun kota Bandung, sebab mustahil Pemerintah Kota bakal menyelesaikan beraneka masalah yg ada, tidak dengan melibatkan dukungan dari penduduk. Lebih-lebih dalam penanggulangan bencana. Utk itu aku apresiasi inisitaif ACT dengan Sampoerna buat Indonesia,” papar lelaki yg akrab disapa Mang Oded ini.
Dalam peluang terpisah, Kepala Sektor Pencegahan & Kesiapsiagaan BPBD jabar, Dani Herdiana, serta mengemukakan apresiasi & dukungan pada pembuatan pelatihan ini. “Kami ucapkan terima kasih terhadap ACT & Sampoerna. Kami paham urgensi konsep resiko risiko apalagi utk gempa. Lebih-lebih di Kota Bandung belum ada BPBD-nya, maka belum ada leading sector buat penyusunan gagasan jangka panjang. Kami siap dukung bersama kompetensi yg kami punyai, “ papar Dani, di sela-sela program.
Program mogok dgn membuahkan suatu draft Ide Kontinjensi Gempa di Kota Bandung. Terdaftar 105 orang peserta dari 52 Instansi atau populasi hadir di pelatihan ini.(why,cal)
0 Komentar