Rupanya, tidak ada habisnya menyatakan list penderitaan saudara kita di tanah Timor nun jauh di timur sana. Ya, Pulau Timor yg termasuk juga dalam Propinsi Nusa Tenggara Timur telah sekian lama dikenal yang merupakan salah satu wilayah Indonesia yg jadi daerah miskin & tertinggal. Nusa Tenggara Timur sampai hri ini tetap tertinggal dalam elemen berikan akses kepada layanan kesehatan, pendidikan, & gizi yg baik bagi masyarakatnya di bandingkan dgn daerah lain di Indonesia.
Menurut hasil survei Tubuh Pusat Statistik, terhadap th 2012 tertulis lebih dari satu juta orang atau 21% warga NTT yg tergolong miskin. NTT berada dalam posisi ke-3 sesudah Propinsi Papua & maluku dalam urutan wilayah paling miskin di Indonesia.
Satu aspek yg unik sekaligus miris dari NTT yakni kisah berkenaan sapi yg terpaksa mesti makan sampah alih-alih makan rumput. Seperti yg dilansir oleh page National Geographic, di kecamatan Alak, Nusa Tenggara Timur, makanan pokok sapi yakni tumpukan sampah yg berada di lokasi pembuangan akhir (TPA).
Miris memang lah, rata-rata sapi di wilayah lain di Indonesia ya makan makanan alaminya, yakni rumput & tumbuhan-tumbuhan tertentu. Tetapi tak bagi sapi di Alak, NTT. Seluruhnya tipe sampah seperti plastik, kardus, second minuman gelas plastik & bermacam sampah yang lain serta dilahap hingga habis. Kebiaasan yg aneh itu telah dianggap perihal yg lumrah bagi pemilik sapi ataupun para pemulung yg tiap-tiap hri saling berbaur utk mencari sampah. Menurut pernyatan sekian banyak pemulung di area TPA, kawanan sapi itu milik sebanyak penduduk di Kampung Lama & Batu Kapur, Kelurahan Manulai II.
Telah sekian banyak thn terakhir, pemilik sapi di Alak yg pula termasuk juga type keluarga miskin tidak bisa utk menggembalakan sapinya & mencarikan makanan rumput yg patut bagi ternaknya.
Pagi hri seputar pukul 09.00 WITA, disaat mobil pengangkut sampah datang ke TPA menurunkan material sampah, puluhan sapi-sapi segera berebut menyerbu ke arah tumpukan sampah. Seluruh sampah yg bagus & berharga bagi para pemulung serta-merta habis dikonsumsi oleh sapi. Uniknya, tidak cuma sapi, namun ada kambing, & babi yg ikut pula “mengacak-acak” rezeki rekan-rekan pemulung.
Salah satu masyarakat yg mengaku mempunyai sapi “pemakan sampah” di Alak mengakui bahwa sapi-sapinya telah terbiasa makan sampah di bandingkan makan rumput. Akibatnya sapi cuma mengeluarkan air terhadap kala buang air akbar. Puncaknya kepada Bln Nopember hingga Desember 2014 dulu, lebih kurang 25 ekor sapi mati dengan cara mendadak lantaran kita duga mereka (sapi) sembarang makan sampah seperti, paku, pecahan botol sampai obat nyamuk.
Gambaran di atas terang menunjukkan betapa masalah kemiskinan di propinsi yg populer dgn Flobamorata (Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata) ini telah terhadap keadaan yg mengkhawatirkan. Padahal propinsi NTT termasuk juga dalam tepian negara sebab berbatasan cepat dgn batas teritorial negeri Timor Leste & Australia.
Hingga kapan kita konsisten bergeming menyaksikan keadaan miris saudara-saudara kita di tepian negara?(CAL)
0 Komentar