beberapa hari pasca lebaran, sebagian gede penduduk di Pulau Jawa dikejutkan oleh sekian tidak sedikit kejadian gempa berkekuatan sedang dan dangkal yang terjadi di wilayah kurang lebih pantai selatan Pulau Jawa. Berdasarkan informasi yang dirilis dari laman Tubuh Meteorologi, Klimatologi, & Geofisika, Sabtu pekan kemarin (25/7) telah berlangsung gempa sedang berkekuatan 5.7 Skala Richter yang menggetarkan wilayah Ciamis dan beberapa Kota di selatan PulauJ awa. Gempa terdaftar terjadi pada pukul 04.44 pagi hari.
Gempa yang berjalan di zona subduksi selatan Pulau Jawa itu memiliki ancaman yang pass akbar mengingat kedalaman gempa yang tergolong dangkal, yaitu hanya sedalam 10km saja di dasar Samudera Hindia.
Episentrum gempa terdeteksi oleh seismograf berada di 111 kilo m Tenggara Ciamis, Jawa Barat. Akibat gempa dangkal tersebut, guncangan terasa amat sangat teramat kuat hingga sedang di sekian tidak sedikit kota-kota sepanjang garis pantai selatan. Antara lain Tasikmalaya, Ciamis, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Purbalingga, Yogyakarta, Gunung Kidul, Bantul, Klaten, Solo, Magelang, Wonogiri, Pacitan, hingga Ponorogo. Getaran terasa paling kuat di Wilayah Tasikmalaya dan Kota Ciamis, sempat menghentikan sejenak kegiatan masyarakat di kala subuh.
Esok harinya, gempa berkekuatan lebih agung yaitu 6.3 Skala Richter kembali mengguncang wilayah Pantai Selatan Jawa. Kali ini episentrum gempa berada di Samudera Hindia pada kedalaman 10 kilometer dengan ruang berjarak 150 kilo meter ke arah barat daya Kabupaten Malang, 163 km ke arah tenggara Kabupaten Blitar, 168 kilo meter barat daya Lumajang, dan 253 km ke arah barat daya Surabaya. Gempa mengguncang terhadap kedalaman serupa dengan gempa di Ciamis, hanya sedalam 10km di bawah permukaan bumi.
Menurut paparan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, dua kejadian gempa di Selatan Jawa yang berlangsung dalam kala yang berdekatan berada dalam zona subduksi yang sama.
Seperti yang ketahuan, wilayah Pantai Selatan Jawa ialah zona aktif subduksi, atau zona pertemuan lempeng antara lempeng Hindia Australia dan lempeng Eurasia. Kedua lempeng ini bertemu dan saling bersubduksi di dasar Samudera Hindia. Pergerakan kedua lempeng ini diprediksi ada kepada kecepatan 5 centi meter hingga 7 centi meter pertahun dan bergerak ke arah utara. Jikalau ada satu patahan lempeng yang terlepas energinya, maka dikhawatirkan dapat melepas ”kuncian” energi yang berada di patahan lain dalam satu garus zona subduksi yang sama, seperti yang berjalan pada gempa di Ciamis dan Malang.
Akibat pergerakan kedua lempeng aktif di Selatan Pulau Jawa ini, Kota-kota di sepanjang Pantai Selatan Jawa jelas berada dalam ancaman serius bencana gempa bumi. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana) Sutopo Purwo Nugroho seperti yang dikutip dari laman CNN menjelaskan bahwa potensi gempa maksimum berada di Jawa Megathrust atau bagian selatan Jawa merupakan lebih kurang 8,1 hingga 8,2 SR.
Dari area tersebut, gempa pernah terjadi di wilayah selatan Pangandaran sekuat 7,8 SR pada 2006. Tak Cuma itu, gempa dgn kekuatan serupa pernah berlangsung di bagian selatan Banyuwangi se gede 7,8 SR pada 1994. Keduanya berjalan dalam kurun waktu 165 tahun terakhir. (CAL)
0 Komentar