Sampai memasuki hri ke 20 Ramadhan, gerakan vulkanik di Gunung Raung sepertinya tetap belum mogok. Puncak erupsi juga belum sanggup diprediksi bakal muncul dalam wujud seperti apa. Letusan Gunung Raung yakni jenis letusan strombolian. Ciri-ciri letusan strombolian adalah letusannya mungil tetapi terus-menerus mengeluarkan material pijar. Selagi ini letusan Gunung Raung bakal diprediksi lewat bermacam macam tanda-tanda kegiatan permulaan yg merupakan keluarnya cahaya api, tingginya kegempaan, nada gemuruh, & adanya embusan asap. Cahaya api & embusan asap yg terlihat diperkirakan yaitu lontaran material pijar.
Berdasar terhadap laporan yg dilansir oleh page CNN terhadap Selasa pagi (7/7) pantauan cuaca di Gunung Raung meraih data berupa cuaca cerah dgn angin kalem. Barangkali angin kalem & asap kelabu slim sampai tebal dapat mengarah ke tenggara & timur, yg artinya bakal serta-merta mengarah ke Pulau Bali.
Diperkirakan, ketinggian asap kelabu itu dapat sama bersama abu vulkanik yg dihembuskan di hri tempo hari, masihlah di antara ketinggian 200 sampai 500 m. Nada gemuruh juga sampai pagi tadi tetap terdengar terang oleh penduduk yg berada disekitar Gunung Raung. Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika menyimpulkan gunung tersebut dalam keadaan siaga atau berada di level III, satu tingkat dibawah level teratas bahaya gunung berapi, adalah level IV atau awas.
Terkait dgn efek letusan bencana erupsi Gunung Raung, sampai hri ini belum dilaporkan adanya korban jiwa & kerusakan yg berarti. Letusan Gunung Raung cuma menyebabkan sekian banyak maskapai Australia meminta pembatalan penerbangannya dari & ke wilayah hawa Bali. Pembatalan penerbangan ini pernah menciptakan tidak sedikit wisatawan di bandara Ngurah Rai kecewa & hasilnya pilih penerbangan lain terkecuali maskapai Australia yg mengarah ke Kota-kota gede di Australia. Sejauh ini pembatalan penerbangan cuma dilakukan oleh maskapai Australia, lantaran maskapai di sana patuh kepada Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin yg memberikan red alert penerbangan Australia kepada ancaman abu vulkanik Gunung Raung.
Tetapi ternyata, Kepala Pusat Data & Kabar Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan bahwa erupsi Gunung Raung bisa saja gede tidak dapat berdampak pass parah kepada jadwal penerbangan, meski arah abu vulkanik letusannya mengarah ke Bali. Erupsi Gunung Raung yg bertipe Strombolian barangkali tidak ingin meluas. Aspek itu disebabkan oleh lontaran material pijar yg pass berat & system kawah Gunung Raung yg telah terbuka maka tak ada penumpukan energi yg lumayan agung di mulut kawah, maka letusan serta tidak bakal agung. Badan Nasional Penanggulangan Bencana memperkirakan ketinggian asap letusan Gunung Raung tidak bakal melebihi satu kilo meter dari puncak. Maksimum ketinggian abu vulkanik Gunung Raung 4 kilo meter dari permukaan laut, atau tetap lumayan jauh dari ketinggian jelajah pesawat terbang yg melintas di atasnya. (CAL)
0 Komentar