Bencana datang & menjelang silih berganti. Belum usai bencana gunung meletus Sinabung di Karo, Sumatera Utara, berturut-turut gunung Raung & Gunung Gamalama menunjukkan kegiatan vulkaniknya yg masif. Bencana datang memang lah mengambil derita, namun apa ingin dikata, kalau Allah telah berkehendak, manusia cuma sanggup menyiapkan strategi paling baik buat akan bersi kukuh di tengah bencana.
Seperti yg diceritakan oleh Abdi Karya Angelus, satu orang pengungi bencana letusan Gunung Sinabung. Seperti dikutip dari page National Geographic, Abdi telah kenyang dgn lika-liku hidup di pengungsian. Hidup di pengungsian telah jadi etika harian Abdi selagi sekian banyak th terakhir. Cowok dari desa Mardinding, kecamatan Tiganderket, Kab Karo, Sumatera Utara ini mengungsi lantaran gunung Sinabung yg ada di wilayah ruangan tinggalnya konsisten meluncurkan awan panas.
Sejak perdana kali meletus terhadap 2010 dulu, Gunung Sinabung benar-benar tetap bergejolak tidak dengan henti. Tapi dikala itu, gejolak Sinabung cuma berjalan sejenak. Seputar sebulan. Terhadap 2010 itu, Abdi dengan keluarganya mengungsi di Kabanjahe. Sampai September 2013, awal derita panjang Abdi bermula. Gunung Sinabung kembali meletus, kali ini bersama prediksi letusan yg tidak terang hingga kapan. Abdi juga terpaksa kembali mengungsi di Tiga Binanga, Sumatera Utara.
Rupanya erupsi Sinabung di Sepember 2013 terjadi amat sangat lama. Material vulkanik yg dikeluarkan Sinabung sangat-sangat tidak sedikit. sampai sekarang, 1 setengah thn sejak erupsi perdana kali, Abdi tetap tinggal di pengungsian. Kali ini dirinya tinggal di posko pengungsi Gudang Konco, Tiganderket, Karo, Sumatera Utara. Beliau mengaku telah amat sangat lelah menjalani hidup sbg pengungsi.
Padahal menurut perkiraan Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana, seperti yg dilansir dari page National geographic, setidaknya Sinabung tetap bakal tetap bergejolak sampai tiga th sembilan bln, bahkan sampai lima thn mendarang.
Di belahan daerah lain, khususnya di sekitar Gunung Gamalama & Gunung Raung masihlah tidak sedikit pengungsi seperti “Abdi” lainnya. Mereka terpaksa mesti menjalani hidup yang merupakan pengungsi di tenda-tenda pengungsian seadanya. Entah hingga kapan, lantaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana pula berujar bahwa status gunung Gamalama tetap waspada & gunung Raung tetap dapat meletus sampai ketika yg lumayan lama.
Hidup bersama bencana jadi makin akrab bagi masyarakat Indonesia. Belum usai euforia lebaran, jajaran bencana konsisten berderet. Tiga gunung masihlah mengambil penderitaan, rangkaian gempa silih berganti dari ujung barat Sumatera sampai timur Papua.
Living harmony with risk disaster tidak sanggup dipungkiri ingin tidak ingin mesti menjadi motivasi penting. Bagi sosok seperti Abdi, bencana letusan Gunung Sinabung tentu sudah mengambil sangat banyak pengalaman & pelajaran bernilai. Sekarang Ini sosok seperti Abdi cuma membutuhkan jaminan hidup yg lebih patut. Puluhan ribu pengungsi seperti Abdi, disekitar Gunung Gamalama, Gunung Raung, & Gunung Sinabung menanti kepedulian kita.
Urusan tugas pengganti, relokasi area tinggal, asupan makanan & minuman, pula obat-obatan ialah rentetan tanggung jawab dgn setidaknya selagi sekian banyak th ke depan tatkala bencana gunung meletus tetap berjalan. jangan para pengungsi itu terlupakan & terabaikan. (CAL)
0 Komentar