Tetap ingat bersama Kota Langsa? Satu Buah kota mungil yg berada di pesisir Selat Malaka, berjarak kurang lebih 400 kilo meter dari Kota Banda Aceh. Sekian Banyak dikala silam perhatian dunia pernah mengarah ke Kota ini sebab jadi salah satu ruang terdamparnya ribuan pengungsi Rohingya yg melarikan diri dari kekejaman & penindasan tanah kelahiran mereka di Rakhine Myanmar. Solidaritas kemanusiaan yg dihimpun oleh warga Kota Langsa sudah membukakan mata dunia bahwa warga Indonesia dengan cara umum bisa buat jadi pionir atas kasus kemanusiaan yg mendera pengungsi Rohingya. Di tengah berbagai penolakan penduduk Kawasan Asean utk menampung para Rohingya, justru para masyarakat Kota Langsa bersama suka hati menyongsong & menunjang bersama uluran tangan yg ikhlas.
Sekarang, sesudah dua bln pasca perdana kali ribuan orang Rohingya terdampar di Langsa, Kota ini kembali mengambil informasi. Tapi waktu ini bukan informasi haru-biru yg terasa diwaktu menyongsong orang Rohingya. Kali ini Kota Langsa mengambil info duka.
Awal minggu ini, hujan deras & disertai angin puting beliung dilaporkan sudah melanda sebahagian gede Kota Langsa yg terletak di pesisir Selat Malaka. Angin kencang yg ganas melahap apapun yg dilewatinya sudah mengakibatkan tumbangnya pohon akbar ditengah Kota Langsa pula memadamkan arus listrik. Masyarakat Kota Langsa juga ingin tidak ingin mesti berbuka puasa ramadhan dgn suasana gelap gulita, termasuk juga ribuan orang Rohingya yg berada di penampungan sementara Kota Langsa.
Menurut laporan yg dilansir page Antaranews, jumlahnya pohon tumbang ke lokasi tubuh jalan di seputaran kawasan Jl. Jend A Yani, maka menyebabkan tertunda selagi sekian banyak ketika. Terkecuali itu, satu buah papan reklame bilboard berukuran gede terletak di depan Arena Lapang Merdeka pula roboh & pernah mengganggu arus dulu lintas.
Walikota Langsa Usman Abdullah yg pass populer selagi proses penyelamatan Rohingya sekian banyak dikala dulu menyampaikan bahwa tiupan angin puting peliung cuma jadi fenomena bencana sementara akibat perubahan iklim ekstrem dari periode hujan ke periode kemarau.
Seperti tidak sedikit kejadian di wilayah lain, bencana angin puting beliung kerap kali benar-benar mengambil kerusakan berupa pohon tumbang & menimpa infrastruktur jalan. Begitupun yg berjalan di Langsa, Pohon tumbang terdapat di tiga titik merupakan di depan SMA Jaya & di depan second Kantor Lembaga Pendidikan Aceh Timur sbg kawasan Jl Jenderal Achmad Yani. Satu lagi di Jalan Panglima Polem, tepatnya disamping Kantor Lembaga Tugas Umum Kota Langsa.
Seterusnya pos pengamanan mudik lebaran milik Polres Langsa yg berada di bagian timur Arena Lapang Merdeka serta porak-poranda akibat diterjang puting beliung. Sedikitnya ada keseluruhan 12 area pohon tumbang yg lumayan mengambil kerusakan terhadap infrastruktur jalan.
Terkait dgn fenomena perubahan cuaca & iklim ekstrem yg berpotensi berlangsung di sekian banyak bln terakhir ini, Walikota Usman Abdullah memberikan imbauannya pada warga Langsa utk masihlah waspada dapat bencana alam.
Alhamdulillah, ribuan orang Rohingya serta telah sukses diselamatkan jauh hri sebelum bencana puting beliung menerjang wilayah Langsa. Entah apa jadinya apabila manusia perahu yg terombang-ambing di tengah samudera luas itu mesti diterjang oleh angin puting beliung sebelum terdampar di pantai Langsa?
(CAL)
0 Komentar