Periode Kemarau tetap belum menunjukkan puncaknya. Setelah berlangsung lebih dari 3 bulan terakhir, musim kemarau yang menyiksa kelihatannya belum menunjukkan gejala puncaknya. Tetapi, walaupun titik terpanas di musim kemarau belum mampu diprediksi, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana) tetap memberikan peringatan awal menyangkut adanya ancaman kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera.
Buat thn ini, tidak hanya rutinitas periode kemarau, ternyata cuaca di Indonesia pula diperkirakan sanggup dipengaruhi oleh gerakan Badai El Nino. Resiko nyatanya sudah terasa di sekian tidak sedikit titik di Tanah Sumatera, meski kemarau masih panjang dan suhu puncaknya terus berada dalam posisi tidak stabil, tetapi titik hotspot atau titik kebakaran hutan semakin meningkat.
Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (Tubuh Meteorologi, Klimatologi, & Geofisika), badai El Nino dapat melanda Indonesia hingga bulan November 2015 ini. Akibatnya, awal musim hujan di beberapa wilayah di Indonesia mampu mengalami kemunduran.
Seperti yang dikutip dari laman CNN Indonesia, data pemantauan dari satelit mutakhir(Terra-Aqua) terhadap pekan tempo hri menunjukkan jumlah titik api di wilayah Sumatera mencapai 308 titik, Riau 122 titik, Sumatera Selatan 59 titik, Jambi 58 titik, Bengkulu 10 titik, Sumatera Barat 19 titik, Sumatera Utara 25 titik, Bangka Belitung 9 titik, Kepulauan Riau 1 titik dan Lampung 5 titik.
Sekian Banyak Ratus titik api di wilayah daratan Sumatera ini jelas telah membawa ancaman kepada bencana kebakaran hutan. Kebakaran lahan kosong dan hutan di wilayah Sumatera memang lah tidak secara serta-merta merugikan warga, tapi ancaman terhadap gangguan asap diperkirakan dapat menyebabkan tak sedikit sekali masalah baru.
Seperti yang terjadi beberapa kala dahulu dikala wilayah Riau diselimuti secara ekstrem oleh kabut asap. Kesehatan pernafasan terancam, kecelakaan transportasi jalan meningkat akibat minimnya penglihatan, hingga amburadulnya transportasi udara karena pesawat tak mampu mendarat akibat bandara ditutup.
hingga sekarang ini, Riau memang selalu menjadi wilayah penting langganan kebakaran hutan dan lahan. Dari 122 hotspot yang tersebar di Riau yang paling terancam yakni daerah Pelalawan. Di daerah itu, setidaknya terdapat 44 titik panas yang rawan kebakaran lahan.
Lebih-lebih, potensi kebakaran hutan dapat mencapai titik darurat jikalau menonton ancaman Badai El Nino tingkat moderate yang diperkirakan sanggup semakin menguat hingga November 2015. El Nino yaitu sejarah musiman yang menyebabkan kemarau di Indonesia menjadi semakin parah akibat meningkatkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik hingga Barat, termasuk Indonesia.
selain pemadaman kebakaran hutan, upaya paling utama dan tak bisa diabaikan merupakan kesadaran diri. Kebakaran hutan dan lahan itu paling tak sedikit terjadi akibat kesengajaan ulah sesorang yang membakar lahan dgn sengaja buat membuka lahan. Namun akibat suhu panas terik dan angin kering yang berhembus. Kebakaran pun semakin merembet dan tetap membesar tak terkendali.(CAL)
0 Komentar