Usainya ramadhan yg cuma tinggal menghitung hri bukan berarti senantiasa mengambil kebahagiaan bagi umat muslim yg merayakannya. Keimanan bakal konsisten diuji oleh Allah kepada tiap-tiap umatnya yg bakal dinaikkan derajatnya oleh Sang Pemilik Kehidupan. Sesudah baku hantam bersama udara nafsu di satu bln lebih ramadhan yg terik & panas, saat ini beraneka daerah di Indonesia mesti bersiap menghadapi cobaan yg sepertinya dapat jauh lebih berat : bencana kekeringan akibat masa kemarau panjang.
Sekian Banyak wilayah di Indonesia tertulis telah mulai sejak mengalami gejala kekeringan. Sekian Banyak kasus di Jawa, Bali, & Kepulauan Nusa Tenggara dilaporkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana sudah berjalan kasus bencana kekeringan & krisis air.
Air sumur yg kering, rusaknya produk-produk pertanian seperti padi yg telah memasuki periode panen, sampai potensi kebakaran hutan sudah tidak sedikit dilaporkan berjalan di sekian banyak wilayah Indonesia. Salah satu wilayah terdampak kekeringan yg tetap berada lumayan dekat dgn wilayah ibukota merupakan bencana kekeringan yg melanda Kab Bogor, tepatnya di Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea.
Wilayah Ciampea yg tergolong terpinggirkan & susah akses transportasi ini telah sejak awal ramadhan dulu terkena imbas dari periode kemarau berkepanjangan. Tertulis ada 33 RT dari 7 RW mengalami kekeringan paling parah. Sewaktu satu bln ramadhan, masyarakat muslim di Ciampea mesti bersusah payah membeli air bersih ke beragam ruang yg tidak murah harganya.
Terhadap minggu ini, bencana kekeringan Ciampea pula ditanggapi dgn segera oleh tim Perbuatan Serta-merta Tanggap (ACT) – Penduduk Relawan Indonesia (MRI) Kab Bogor. Dgn relawan MRI Bogor. Tim Relawan yg bekerja tidak dengan menginginkan imbalan sedikitpun berjuang mendistribusikan air bersih ke sekian banyak titik kekeringan di desa Cibanteng, seperti yg dilansir dari page act.id.
Menurut pernyatan penduduk setempat, bencana kekeringan di th ini kayaknya menyerang lebih ekstrim di bandingkan bersama kekeringan di tahun-tahun diawal mulanya. Tatkala bln ramadhan, penduduk Desa Cibanteng ingin tidak ingin mesti mengeluarkan dana lebih cuma sekadar utk membeli air demi menutup keperluan mengkonsumsi air bersih sehari-hari.
Laporan dari tim ACT & relawan MRI di Desa Cibanteng menyatakan bahwa penduduk telah berada dalam keadaan yg jenuh sebab masalah bencana kekeringan ini. Salah seseorang relawan menceritakan bahwa penduduk dengan cara spontan serta-merta berbondong-bondong mendatangi tempat pendistribusian dgn mengambil beraneka ragam macam wadah penampungan air.
Bahkan sekian banyak penduduk di RT lain desa Cibanteng mesti berdesakan & menunggu pass lama sampai berjam-jam cuma buat mengantri utk memperoleh air bersih yg benar-benar telah amat sangat langka akibat hujan tidak kunjung turun.
Kelangkaan air bersih di wilayah Ciampea Bogor ini terang menyulitkan kehidupan masyarakat kurang lebih. Sewaktu menjalakan ramadhan, mereka mesti betul-betul berhemat dalam memakai air bersih buat minum, mandi, mencuci, & sanitasi.
Menurut perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika, kekeringan yg melanda 19 Kecamatan di Kab Bogor bakal konsisten berjalan sampai bln September-November. Luasnya wilayah terdampak sejak mulai dari Bogor sektor timur seperti Jonggol, Cariu & Sukamakmur sampai ke barat seperti Bungbulang & Jasinga.
Semakin meluasnya wilayah kekeringan semestinya semakin memantik solidaritas kemanusiaan para relawan di wilayah Kab Bogor utk dgn mempermudah menunjang derita mereka yg kesusahan air bersih.
Derita mereka merupakan duka kita. Bahagiakan mereka InsyaAllah bakal melapangkan akhirat kita. (CAL)
0 Komentar