Hari-hari terakhir ramadhan rupanya menjadi cobaan khusus bagi masyarakat wilayah Surabaya dan sekitarnya. Rabu kemarin, merupakan hari kedua hempasan angin ganas yang meniup kencang akibat dari badai tropis yang berjalan jauh di Samudera Pasifik namun imbasnya tertiup hingga ke wilayah jawa timur.
Menurut laporan yang dirilis oleh Jawa Pos, Kawasan Utara Surabaya menjadi wilayah yang merasakan dampak paling ekstrem dari fenomena alam yang langka tersebut. Di wilayah ini, tiupan angin kencang dalam dua hari terakhir disebut pula juga sebagai badai tropis Nangka.
Peringatan awal tentang ancaman gelombang besar dan angin kencang yang melanda perairan utara Surabaya ini pula sudah diterbitkan oleh Stasiun Meteorologi Maritim Perak, Surabaya. Angin kencang yang tertiup hingga 55 kilo meter perjam itu pula memicu adanya gelombang tinggi yang bahkan dapat menggoyang cukup keras pada badan kapal gede. Ketinggian gelombang di Laut Jawa sektor Utara jatim mencapai 3-5 meter. Sedangkan gelombang laut di Selat Madura mencapai 2-3.5 meter. Mendekati ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya kekuatan gelombang mengecil sampai 0.5-0.7 meter.
Ancaman gelombang tinggi yang mulai sejak sejak membesar diwaktu kapal menjauhi pelabuhan sangat berbahaya bagi kapal berdimensi kecil. Misalnya untuk kapal-kapal perintis yang bakal melayani pelayaran mudik antar kepulauan di Bawean, Gresik, hingga ke Pelabuhan di Kepulauan Sumenep.
Sementara itu, di Kota Surabaya, tiupan bencana alam angin kencang sempat membuat gedung baru Pemerintah Kota Surabaya ambrol. Lempengan alumunium panel karbon di bagian samping gedung terlepas. Seng-seng yang menutupi bagian luar pula ikut berjatuhan dan menimpa kendaraan yang terparkir di bawahnya. Tiupan angin kencang ini juga sempat menyulitkan warga Surabaya yang tinggal dekat dgn tanah lapang khususnya di dekat wilayah Jalan Raya Porong yang yakni ruangan tanah lumpur dan berdebu secon bencana lumpur lapindo. Debu yang beterbangan karena ditiup angin kencang bekecepatan hingga 50 knot menutupi pandangan mata dan meneror masyarakat terkena penyakit ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut.
Gelombang tinggi dan tiupan angin kencang yang melanda Surabaya dan sekitarnya diketahui berasal dari adanya Badai Tropis Nangka dari perairan dalam di Filipina yang bergerak ke arah Tenggara melalui selat Sulawesi dan menuju segitiga Masalembo yang terkenal hingga mencapai Surabaya. di luar itu, berjalan penurunan tekanan angin di Selatan Jawa yang mendekati Australia. Fenomena alam angin kencang yang melanda Surabaya dapat dikatakan menjadi bencana alam yang langka. Memasuki musim kemarau ini, gejala-gejala abnormal yang datang dari alam memang lah harus selalu diwaspadai.(CAL)
0 Komentar