Islam di Indonesia telah lahir dan berkembang sejak berabad silam, mulai sejak dari ujung barat hingga timur Indonesia, Islam menyebar merata menjadi agama mayoritas paling besar di Indonesia.Peristiwa Islam di Indonesia yang amat panjang telah menyisakan ribuan bahkan jutaan kisah unik yang terus lestari hingga saat ini. Salah satu bentuk bukti nyata dengan cara apa penyebaran islampertama kali digulirkan terus tersimpan rapi di salah satu sudut negeri yang jauh dari hingar-bingar Kota, merupakan di desa Mandar, Majene, Sulawesi Barat.
Yaitu sebuah Al Quran yang telah berusia lebih dari 400 th yang ditulis dgn tangan menggunakan getah pohon oleh Syekh Abdul Mannan, seseorang tokoh ulama penyebar Islam perdana di tanah Majene, Sulbar. Al Quran berusia lebih dari 4 abad tersebut saat ini ini masih tersimpan rapi, menjadi pusaka kebanggan warga Mandar.
Al-Quran suci penuh kisah historis ini memiliki tebal 400 halaman dengan bersampul kulit hewan, diperkirakan AL-Quran ditulis pada awal abad ke 16 dengan memakai fasilitas tulis dari getah pohon. Tiap bulan Ramadhan, Al-Quran kebanggaan warga Mandar ini masihlah dibuka untuk diakses oleh masyarakat, namun tak sembarang penduduk dapat mengaksesnya secara bebas, mengingat rapuhnya benda purbakala ini.
Tatkala berabad-abad, Kitab suci klasik yang berukuran 10 x 15 centi m ini disimpan pula yang merupakan benda bersejarah. Bersama Trick turun-temurun, keaslian dan keawetannya selalu dijaga oleh para imam Masjid Salabose yang juga yaitu masjid tua bangunan karya peninggalan Syekh Abdul Mannan yang lebih dikenal serta yang merupakan To Aalamaq di Salabose.
Sejarahnya bergulir sejak Syekh Abdul Mannan datang dan menetap di kampung Salabose setelah menikah dengan putri Raja Banggae atau Daeng Ta di Masigi lebih kurang tahun 1608 Masehi. Sejakketika itu, ulama gede yang sangat dihormati ini memulai dakwahnya awalnya mengajarkan agama Islam bagi penduduk Sulawesi Barat, termasuk juga serta mendirikan Masjid Salabose dan menulistangan Al Quran menggunakan tinta dari kulit kayu yang dijaga dan dilestarikan hingga kini ini.
kini, Al-Quran klasik berusia 4 abad peninggalan Syekh Abdul Mannan konsisten utuh disimpan oleh Imam Masjid Salabose, Muhammad Gaus, yang serta masih keturunan Syekh Abdul Mannan. Tetaptampak jelas, Al Quran ini ditulis tangan bersama rapi dan indah. Terdapat penjelasan dan perbaikan di sisi kiri setiap lembarannya.
Setiap th, Al-Quran kebanggaan masyarakat Mandar ini dibuka utk umum dalam dua sesi, adalah di bulan Maulid dan bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan th ini, warga Mandar kembali menunjukkan ke publik Al-Quran klasik yang dimilikinya sebagai bukti keutuhan sumber ilmu dan semangat mengembangkan dakwah dan syiar Islam di tanah Mandar.
Walau berada dalam tanah terpencil di barat Sulawesi, namun kemampuan Islam di Mandar terus sangat terasa kental, kuat, dan menakutkan. Semoga kelestarian Islam yang hebat di Mandar bakaltetap lestari seperti lestarinya Al-Quran Syekh Abdul Mannan.
(CAL)
Yaitu sebuah Al Quran yang telah berusia lebih dari 400 th yang ditulis dgn tangan menggunakan getah pohon oleh Syekh Abdul Mannan, seseorang tokoh ulama penyebar Islam perdana di tanah Majene, Sulbar. Al Quran berusia lebih dari 4 abad tersebut saat ini ini masih tersimpan rapi, menjadi pusaka kebanggan warga Mandar.
Al-Quran suci penuh kisah historis ini memiliki tebal 400 halaman dengan bersampul kulit hewan, diperkirakan AL-Quran ditulis pada awal abad ke 16 dengan memakai fasilitas tulis dari getah pohon. Tiap bulan Ramadhan, Al-Quran kebanggaan warga Mandar ini masihlah dibuka untuk diakses oleh masyarakat, namun tak sembarang penduduk dapat mengaksesnya secara bebas, mengingat rapuhnya benda purbakala ini.
Tatkala berabad-abad, Kitab suci klasik yang berukuran 10 x 15 centi m ini disimpan pula yang merupakan benda bersejarah. Bersama Trick turun-temurun, keaslian dan keawetannya selalu dijaga oleh para imam Masjid Salabose yang juga yaitu masjid tua bangunan karya peninggalan Syekh Abdul Mannan yang lebih dikenal serta yang merupakan To Aalamaq di Salabose.
Sejarahnya bergulir sejak Syekh Abdul Mannan datang dan menetap di kampung Salabose setelah menikah dengan putri Raja Banggae atau Daeng Ta di Masigi lebih kurang tahun 1608 Masehi. Sejakketika itu, ulama gede yang sangat dihormati ini memulai dakwahnya awalnya mengajarkan agama Islam bagi penduduk Sulawesi Barat, termasuk juga serta mendirikan Masjid Salabose dan menulistangan Al Quran menggunakan tinta dari kulit kayu yang dijaga dan dilestarikan hingga kini ini.
kini, Al-Quran klasik berusia 4 abad peninggalan Syekh Abdul Mannan konsisten utuh disimpan oleh Imam Masjid Salabose, Muhammad Gaus, yang serta masih keturunan Syekh Abdul Mannan. Tetaptampak jelas, Al Quran ini ditulis tangan bersama rapi dan indah. Terdapat penjelasan dan perbaikan di sisi kiri setiap lembarannya.
Setiap th, Al-Quran kebanggaan masyarakat Mandar ini dibuka utk umum dalam dua sesi, adalah di bulan Maulid dan bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan th ini, warga Mandar kembali menunjukkan ke publik Al-Quran klasik yang dimilikinya sebagai bukti keutuhan sumber ilmu dan semangat mengembangkan dakwah dan syiar Islam di tanah Mandar.
Walau berada dalam tanah terpencil di barat Sulawesi, namun kemampuan Islam di Mandar terus sangat terasa kental, kuat, dan menakutkan. Semoga kelestarian Islam yang hebat di Mandar bakaltetap lestari seperti lestarinya Al-Quran Syekh Abdul Mannan.
(CAL)
0 Komentar