secara harfiah, puasa yaitu menahan hawa nafsu dari keinginan untuk makan dan minum, ataupun hawa nafsu lain sejak terbitnya matahari di kala fajar muncul di sisi timur, hingga mentari hilang dari peredarannya di sudut barat. Bagi negara-negara yang berada di sepanjang garis khatulistiwa, termasuk Indonesia dan negara-negara timur tengah, matahari terbit dan tenggelam dalam durasi yang normal. Tengah Tengah Malam dan siang terbagi normal, kira kira masih-masing 12 hingga 14 jam durasi tengah tengah malam dan siang saling berganti selagi 24 jam. Maka dari itu, durasi puasa di Indonesia dan negara-negara timur tengah pun berlangsung serupa, tak lebih dari 14 jam sejak matahari terbit, hingga matahari terbenam di ufutk barat.
Namun apa yang terjadi dan dirasakan oleh saudara muslim yang berada di ujung paling utara bumi? Utk didapati, Bumi tidak berbentuk bulat sempurna, namun cenderung elips yang berputar dalam porosnya. Oleh oleh karena itu, terhadap beberapa kala, matahari bersinar terang bahkan hingga 24 jam tanpa adanya tengah tengah malam sekali. Namun di ketika yang bersamaan, sisi lain bumi di sebelah selatan justru tengah tengah malam serta-merta sekali datang, matahari hanya bersinar kurang dari 10 jam sehari.
Kepada bulan Juni ini, umumnya muslim Eropa harus menjalani puasa di atas 18 jam, karena durasi matahari terbit dan tenggelam lebih dari 18 jam dalam sehari semalam. Bahkan di beberapa area paling utara, tak sedikit minoritas muslim yang harus berpuasa hingga 20 jam sehari!
Lantas dengan cara apa penyikapan pada kenyataan berpuasa lebih dari 18 jam ini? Di negara Inggis, satu orang akademisi memicu perdebatan lantaran Dia berpendepat bahwa umat Islam di Inggris harus memperpendek durasi berpuasa. Setiap harinya, durasi berpuasa di Inggris belangsung selagi 19 jam. Dikala Imsak jatuh pada kurang lebih pukul 02.39 dan Maghrib pada pukul 21.23 ketika setempat.
Adalah Dr Usama Hasan, akademisi dari Quilliam Foundation yang memberikan pandangan bahwa muslim di Inggrik lebih baik mengikuti durasi berpuasa di Makkah bersama durasi yang lebih pendek.
Seperti yang dilansir dari laman BBC, Hasan mengemukakan bahwa Islam adalah menyangkut keseimbangan dan fleksibel.
Tapi setelah itu, pendapat Hasan ini memicu banyak perdebatan di dunia maya. Tak Sedikit yang setuju, namun banyak pula yang menyindir argumen Hasan. Pendekatan yang dilakukan Hasan dengan membolehkan berpuasa mengikuti durasi Makkah didasarkan pada alasan manusiawi. Manusia idealnya memang lah berpuasa tak lebih dari 14 jam, untuk menjaga konsentrasi dan mencegah dari hal-hal yang ditakutkan dapat mengganggu kesehatan. 14 jam adalah durasi ideal puasa yang dikerjakan oleh jutaan umat muslim di negara-negara khatulistiwa, termasuk juga serta Arab Saudi dan Indonesia.
Tapi di satu sudut, pengurangan durasi berpuasa dikhawatirkan dapat mengurangi esensi dan niat dari puasa itu sendiri. Ternyata banyak Muslim di negara-negara Eropa yang berpuasa selagi hampir 20 jam masih menjalankan puasa sama seperti seharusnya mengikuti terbit dan terbenamnya matahari di diwaktu setempat. Mereka tetap meyakini kekuatan puasa Ramadhan seberat apapun cobaannya dapat mendapati kemudahan dari Allah SWT. Subhanallah!
(CAL)
0 Komentar