Ketakutan dunia Internasional berkaitan penyebaran Virus mematikan Middle East Respiratory Syndrom (MERS) nampaknya tetap dapat terus berlanjut. Setelah mewabah di Korea Selatan, dan mencapai Thailand pada pekan lalu, penyebaran MERS masih belum sanggup terkontrol, setidaknya hingga hari ini.
Memasuki pekan kedua Bulan Ramadhan, kasus MERS yang sempat melumpuhkan total jumlah wisatawan dan perekonomian di Korea Selatan nyatanya konsisten menjadi ancaman yang mematikan di lokasi pertama kali MERS di temukan, Arab Saudi. Penyebaran virus Sindrom Pernapasan Timur Tengah di Saudi hingga hari ini tetap terus menjadi momok menakutkan. tak ada pihak yang sanggup memberikan prediksi kapan MERS dapat terkarantina dgn trik total.
Dikutip dari laman CNN, Menurut data dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama, terdapat tiga kasus MERS baru di Saudi, sehingga total penjangkitan mencapai 1038 orang, dengan jumlah korban tewas akibat virus mematikan ini mencapai 459 jiwa. Angka yang makin mengkhawatirkan inilah yang menjadi ancaman menakutkan bagi para Muslim Indonesia yang menjalankan ibadah umrah Ramadhan di Arab Saudi.
Dari data tersebut, sedikitnya dilaporkan sejumlah 573 orang telah sembuh dan terbebas dari virus mematikan ini.
Penyakit ini memiliki nama kumplit MERS-CoV atau Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus. MERS-CoV ini diidentifikasi disebabkan oleh inveksi virus Corona, sejenis virus yang tetap berkerabat dgn SARS.
Sebab memiliki virus yang sama bersama SARS, MERS-CoV serta memiliki gejala yang hampir serupa, merupakan demam, bersin, batuk, yang berujung pada kematian dikarenakan ancaman komplikasi serius. Bencana virus mematikan ini menggerogoti multiorgan, tidak berhasil ginjal, koagulopati konsumtif, perikarditis pun pneumonia berat.
Ketakutan pada ancaman terkena virus MERS teramat beralasan mengingat angka kematian akibat MERS menunjukkan pola peningkatan tetap sejak mula-mula kali terdeteksi di 2012 silam. WHO rilis data, dalam periode 1 hingga 4 Juni 2015 terdapat lima kasus penjangkitan MERS baru. Kasus ini menambah daftar panjang penjangkitan virus mematikan ini, ialah sebanyak 1.195 kasus bersama setidaknya 448 kematian, sejak September 2012.
Di Arab Saudi sendiri, kasus virus MERS masihlah meningkat bahkan secara signifikan. Data itu menunjukkan angka kematian karena MERS meningkat dari 39 prosen di th 2014 menjadi 47 % di tahun 2015. Tak Cuma itu, umur rata rata pasien MERS semakin belia, dari 55 thn terhadap 2014 menjadi 49 thn pada 2015.
Angka statistik itu setidaknya menjadi peringatan yang jelas bagi para calon jamaah Umrah Ramadhan asal Indonesia. Layak diingat bahwa kerentanan terhadap MERS menjadi semakin fatal apabila menjangkiti seorang yang kepada awal mulanya telah memiliki riwayat penyakit kronis semacam paru-paru, jantug, ginjal, dan diabetes melitus.
Tak Hanya itu, mengingat MERS perdana kali terdeteksi dalam tubuh unta, maka pencegahan pula mampu dimulai dari menghindari kontak bersama unta di Arab Saudi. Janganlah Hingga kontak bersama unta, tidak perlu foto dgn di depan atau menaiki unta, janganlah hingga minum susu unta mentah, dan tidak perlu berjalan-jalan ke peternakan unta.
(CAL)
0 Komentar