Menjelang minggu ke dua Ramadhan, informasi tidak baik kembali data dari Bumi Yaman. Perang yg berkecamuk antara Yaman & koalisi negara-negara Timur Tengah pimpinan Arab Saudi semakin meluluhlantakkan perekonomian & kehidupan warga sipil Yaman.
Yaman, sudah dinobatkan sbg negeri paling miskin paling tak stabil di Semenanjung Arab. Sejak Maret silam sampai di pertengahan bln Ramadhan ini, Yaman tetap berada dalam cengkraman bencana kemanusiaan tak ada henti sesudah Arab Saudi dengan koalisi tentara timur tengah membombardir Yaman lewat serangan hawa & darat.
Koalisi internasional pimpinan Arab Saudi masih bersama prinsipnya buat membombardir Yaman lewat serangan hawa & pertempuran darat. Memicu bencana sosial konflik yg berkepanjangan. Tujuannya satu, mengganyang habis gerilyawan Houthi & pasukan loyalis mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Kisah pemicu bencana sosial konflik Yaman sejatinya berawal sejak akhir thn dulu. September di penghujung 2014, Gerilyawan Houthi sukses menancapkan kuasanya pada ibukota Yaman, Sanaa. Ekstrimis mantan presiden Ali Abdullah Saleh ini mendesak sampai ke seluruhnya negeri sektor di Yaman & memaksa presiden yg berkuasa Abedrabbo Mansour Hadi melarikan diri ke Arab Saudi.
Sampai hasilnya negeri Arab Saudi memutuskan buat menempa koalisi militer internasional gabungan sekian banyak negeri timur tengah buat menyerang balik gerilyawan Houthi & mengembalikan kekuasaan presiden Hadi.
Hri ini, tiga bln sejak serangan hawa pimpinan Arab Saudi itu, 25 juta masyarakat Yaman yg menjalankan ibadah Ramadhan terjebak dalam rasa kelaparan, penyakit, & rasa takut dapat kematian.
Bahkan menurut lansiran dari page CNN Indonesia, dilaporkan bahwa di wilayah pelabuhan selatan Yaman, demam berdarah sedang mewabah ekstrem. Data dari PBB menunjukkan lebih dari 3.000 orang di Yaman sudah terinfeksi virus Demam Berdarah.
Milisi pemberontak Houthi semakin menggila. Penembak jitu bersembunyi di balik atap-atap rumah masyarakat. Tank menyusuri jalan di antara kesunyian sahur, & bunyi tembakan tak berakhir mengganyang rumah masyarakat yg bersembunyi di dalam lokasi kala adzan maghrib tanda berbuka puasa tiba.
Walaupun intervensi militer yg dilakukan Saudi ke Yaman sukses menahan laju kemajuan ekstremis Houthi, tetapi pasukan aliansi militer Timur Tengah tidak berhasil mendorong milisi utk mundur. Factor inilah yg menyebabkan bencana kemanusiaan tetap menyudutkan jumlahnya gede penduduk sipil Yaman. Mereka terperangkap di tengah-tengah pertempuran Yaman selatan.
Buat ketahuan, Houthi mengemukakan bahwa maksud mereka bergerilya ialah sektor dari revolusi melawan pemerintahan diawal mulanya yg korup & melawan militan islam. Tapi argumen tersebut dibantah oleh Saudi & kebolehan sekutu di belakangnya, Saudi mempunyai anggapan bahwa Houthi merupakan kepanjangan tangan dari Iran. Saudi tidak dapat membiarkan grup ekstremis Houthi yg beraliran syiah itu menguasai Yaman.
Konflik kemanusiaan yg meluluhlantakkan Yaman saat ini cuma menyisakan kesusahan & kepedihan bagi mayoritas masyarakat muslim Yaman. Penduduk muslim Yaman yg harusnya berbuka puasa di bln Ramadhan bersama memanfaatkan nasi, roti, maupun panganan pantas yang lain saat ini cuma sanggup meratapi nasib susahnya mendapati makanan.
Pasalnya Saudi & koalisinya tidak cuma menggagalkan pengiriman senjata ke Houthi, tetapi pun memberlakukan blokade keseluruhan terhadap produk-produk impor yg teramat diandalkan oleh Yaman, merupakan bahan makanan, bahan bakar minyak, juga obat-obatan.(CAL)
0 Komentar