Setiap tahunnya, bencana alam yang berubah menjadi tragedi tak luput menyapa Indonesia. Memberikan peringatan nyata bagi segenap masyarakat Indonesia.
Ketika bencana datang menjelang, Masyarakat Indonesia yang terkena bencana banyak yang mengungsi, berhari-hari bahkan berbulan. Bahkan bertahun-tahun seperti yang dialami oleh pengungsi bencana letusan Gunung Sinabung (Sinabung meletus sejak September 2013 hingga hari ini).
Semua pihak inginberperan dalam membantu mengurangi duka saudara-saudara yang tertimpa musibah bencana. Akibatnya justru beragam jenis bantuan yang disalurkan tak sesuai dengan urgensi yang dibutuhkan di lokasi. Berikut adalah contoh bantuan sia-sia:
- Tragedi Longor Banjarnegara
bantuan berupa ratusan kardus mi instan, atau mungkin ratusan lembar popok bayi yang ditumpuk begitu saja bagi pengungsi longsoran tanah, padahal mereka nyatanya hanya membutuhkan bantuan genteng dan bahan bangunan untuk membangun kembali hunian yang hancur.
- Tragedi Erupsi Gunung Kelud
beberapa tahun silam Kelud meletus, abu vulkaniknya bertebaran menutupi sebagian besar wilayah Kediri, Solo dan Jogja. Namun bantuan yang diberikan oleh sekian banyak donatur hanya berupa masker sekali pakai. Ribuan paket masker terbengkalai tidak terpakai di pengungsian. Padahal nyatanya kondisi pengungsi saat itu sangat membutuhkan bantuan berupa genteng rumah, serta perlengkapan dan makanan bayi.
- Tragedi Kemanusiaan Pengungsi Rohingya
Banyak sekali bantuan dari para donatur kamp pengungsian Rohingya Aceh yang berupa makanan siap saji dan pakaian bekas layak pakai. Sesuatu yang betul-betul mereka butuhkan nyatanya adalah hunian sementara, dan kepastian masa depan.
Mereka butuh tempat tinggal berupa shelter yang lebih bisa menampung dalam jangka panjang ketimbang berdesakan di tenda pengungsian.
Mereka pun butuh pelatihan softskill sebagai bekal kemandirian di masa depan.
So, mulai hari ini cobalah untuk bersama menelisik kembali ke dalam hati, sejauh mana niatan dan tindakan kemanusiaan yang kita gulirkan mampu menghapus duka mereka? Cobalah untuk untuk lebih peka dan solutif dalam mengusahakan empati dan simpati yang terbaik.
Derita mereka adalah duka kita. Hapus duka mereka akan bahagiakan akhirat kita. Mari Kita menangkan Ramadhan dengan indahkan persaudaraan.
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahakan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah SWT melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat” (Hadits riwayat Abu Hurairah)
(CAL)
0 Komentar