Muslim Uighur Cina dalam Ancaman Larangan Berpuasa Ramadhan

20.19
uighurs-china-dilarang-puasa
Memasuki pekan kedua Ramdhan, jutaan umat muslim di Indonesia masih dalam kebahagiaan penuh menjelang 20 hari berjalannya ibadah puasa. Masjid masihlah penuh oleh lantunan bacaan shalat dan tadarus, ibadah dan kebaikan menghampar luas di tiap kesempatan, rutinitas sahur dan berbuka puasa serta tetap menjadi sesuatu yang membahagiakan, tak dgn ada yang menghalangi bahkan melarang.
Tetapi di belahan bumi lain, ternyata kebaikan dan keberkahan puasa tak sanggup sebebas yang dirasakan oleh Muslim di Indonesia. Pemerintah Komunis China didapati telah memberikan larangan tegas bagi murid sekolah, mahasiswa, Pegawai negeri, pekerja kantoran di kawasan berpenduduk mayoritas Muslim di Provinsi Xinjiang buat berpuasa.
sejauh ini, daerah Xinjiang China memang lah adalah basis penting masyarakat Muslim Uighur. Pelarangan beribadah Ramadhan bagi Muslim Uighur ini setidaknya telah berjalan kesekian kali dalam beberapa tahun terakhir. Mereka dilarang lakukan ritual keagamaan seperti shalat dan berpuasa di bulan Ramadhan. Masjid-masjid di Xinjiang dijaga ketat, Muslim Uighur tak boleh memasuki masjid bahkan utk sekadar berdoa. Lalu ada rumor bahwa pemerintah setempat membagikan makanan dan minuman free bagi masyarakat Muslim di siang hari buat membatalkan puasa mereka.
Tak Hanya itu, pemerintah China di Xinjiang juga melarang keras kaum Muslim Uighur untuk menggunakan sarana sekolah dan aset kantor pemerintah dalam rangka promosi urusan agama.
Ada satu peraturan ekstrem yang tercantum dalam salah satu laman milik sekolah di Ruqiang, Xinjiang yang berbunyi : “Tidak seorangpun guru boleh berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan, mewartakan pemikiran agama terhadap mahasiswa atau mendorong mahasiswa untuk mengikuti kegiatan keagamaan.”
Pemerintah Komunis China serta memberikan alasan bahwa aturan ketat yang amat sangat membatasi urusan agama penduduk Muslim Uighur itu dilakukan utk menjaga kestabilan dan keamanan.
Untuk diketahui bahwa isu pelarangan ibadah ini makin santer terdengar dan menjadi isu sensitif pasalnya terhadap Ramadhan tahun ini Beijing laksanakan pengamanan esktra ketat terhadap Provinsi Xinjiang menyusul tragedi berdarah kerusuhan dan serangan yang terjadi kepada warga sipil Xinjiang sekian tidak sedikit waktu dahulu.
Akhir Juni 2013, penduduk bentrok bersama aparat dan menewaskan 35 orang di Xinjiang. Histori serupa terjadi dua bulan kepada awal mulanya, 21 orang terbunuh di Kashgar. Turkish Weekly juga kembali memberitakan fakta silam tentang bentrokan antara Muslim Uighur dengan aparat dan etnis Han yang menewaskan 200 orang medio 2009 lalu. Pemerintah pun sekonyong-konyong menuduh kelompok ekstremis Muslim Uighur sebagai biang kerok kerusuhan.
sejauh ini, kondisi kaum Muslim di Uighur China memang hampir serupa dengan apa yang dirasakan oleh muslim Rohingya di tanah Arakan, Myanmar. Partai Komunis China telah sukses mempropagandakan bahwa Muslim Uighur adalah tersangka penting yang melaksanakan gerakan separatis dan kerusuhan untuk mencapai kemerdakaan.
Melalui propaganda negatif itulah, Partai Komunis China berhasil menutupi dan membenarkan perbuatan represif yang jelas-jelas melanggar Hak Asasi Manusia untuk beribadah Ramadhan di Xinjiang.
Praktek diskriminasi larangan beribadah Ramadhan Muslim Uighur di Xinjiang tak lain karena Partai Komunis Chian perlahan akan menghilangkan identitas Muslim Uighur di Xinjiang dalam beberapa dikala ke depan.
Astaghfirullah,(CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar