Nyaris seluruhnya warga dunia di th 2015 ini betul-betul merasakan efek nyata dari perubahan iklim. Anehnya tingkah iklim di beraneka ragam penjuru dunia tidak selain Indonesia ialah keadaan nyata yg ingin tak ingin sedang dihadapi oleh masyarakat dunia. Masa kemarau amat sangat panjang seperti yg sedang berjalan di Indonesia, badai tropis yg tetap terbentuk di wilayah Pasifik & menghantam Taiwan sampai Jepang, & bencana udara panas ekstrem yg menyerang India, Pakistan, Arab Saudi, & sekian banyak negeri Eropa yakni gambaran paling baru dari resiko jelek perubahan iklim.
Berikut yaitu 2 kerugian nyata dari resiko jelek perubahan iklim di semua dunia :
Suhu kutub utara makin menghangat tiap tahunnya
Telah berabad-abad ketahuan, wilayah Bumi bidang kutub, baik Kutub Selatan ataupun Kutub Utara yaitu wilayah Bumi yg senantiasa ditutupi oleh salju abadi. Tetapi resiko pemanasan global & perubahan iklim yg demikian kentara sekian banyak th terakhir semakin memperburuk keadaan di kutub. Dikutip dari Mongabay, suhu Kutub Utara dilaporkan sudah menghangat banyaknya dua kali lipat dari suhu rata rata global. Apa imbasnya? Suhu yg makin menghangat di Kutub sudah menyebabkan lapisan permafrost mencari & seketika melepaskan karbon dioksida & gas metana ke atmosfir. Utk didapati, lapisan permafrost yakni lapisan tanah yg membeku selagi berabad-abad dengan cara permanen. Permafrost membeku akibat suhu umumnya tahunan lapisan tanah berada di bawah nol derajat celcius. Dikarenakan perubahan iklim yg makin menghangat inilah, lapisan permafrost memuai & perlahan hilang dari Kutub Utara.
Kerugian ekonomi akibat perubahan iklim tidak sanggup dianggap remeh. Triliunan rp ialah harga yg mesti ditanggung!
Perubahan iklim sedang berjalan & diperkirakan dapat tetap terjadi selagi sekian banyak abad ke depan tidak dengan ada pengurangan resiko yg berarti. Akibatnya kerugian di bagian ekonomi dapat amat akbar. Masihlah dikutip dari Mongabay, ada catatan berkenaan kerugian ekonomi akibat perubahan iklim yg di sampaikan oleh satu orang peneliti dari University of Cambridge & the National Snow and Ice Data Center at the University of Colorado Boulder, catatan itu dituliskan kepada makalah jurnal Nature Climate Change. Menurut ilmuwan tersebut, terhadap th 2200 akan datang atau kurang dari dua abad lagi, efek kerugian ekonomi yg mesti ditanggung akibat perubahan iklim & pemanasan global bakal mencapai hitungan $ 43 Triliun Dolar Amerika. Suatu angka yg betul-betul mengagumkan!
Hitungan itu yakni kerugian akibat perubahan iklim yg berlangsung kepada bagian petanian, meningkatnya biasa kesehatan, sampai membengkaknya tagihan listrik akibat pemakaian pendingin lokasi di luar batas sebab suhu yg makin panas & terik tiap-tiap harinya.(cal) img : hufftingtonpost.com
0 Komentar