Sejak masa kemarau menerjang Indonesia sekian banyak bln terakhir, publik di Indonesia kelihatan semakin akrab bersama istilah ilmiah yg memaparkan berkaitan fenomena perubahan suhu yakni El Nino. Yakni penyimpangan suhu muka air laut di wilayah Samudera Pasifik sektor Ekuator yg menyebabkan rendahnya penguapan air aut di Indonesia maka awan hujan malas muncul.
Tetapi tahukah Kamu bahwa sesungguhnya El Nino punyai “Saudara Kembar” yg bernama La Nina. La Nina juga mirip dgn El Nino yg berasal dari bahasa Spanyol. Kalau El Nino berarti “anak pria kecil”, La Nina miliki arti “anak gadis kecil”. Seperti yg dikutip dari beraneka ragam sumber, fenomena La Nina berawal dari menguatnya Angin Pasat Tenggara, sedangkan suhu muka air laut di Samudera Pasifik sebelah barat lebih hangat daripada suhu tropis di Timur Pasifik yg berada terhadap keadaan lebih dingin.
Akibat dari pola suhu permukaan laut yg seperti itu, atmosfer tropis di wilayah barat Pasifik mengalami penguapan air bersama kadar yg lebih tinggi. Dikarenakan penguapan air laut yg tinggi, sehingga bisa jadi utk munculnya awal Cumulus yang merupakan awan pembawa hujan serta jadi makin meningkat. La Nina seterusnya mengambil resiko hujan yg lebat bahkan bencana banjir, khususnya di Indonesia. Tetapi sebaliknya, La Nina mengambil resiko kemarau & kekeringan di wilayah Pasifik Timur antara wilayah Peru & Ekuador.
Dilansir dari page Oceanservice, La Nina condong berjalan lebih lama di bandingkan dgn El Nino. Tapi fenomena La Nina condong mengambil resiko yg berbeda-beda di tiap-tiap areanya, meski benar-benar di wilayah barat Pasifik condong sama dgn potensi hujan yg menguat drastis. Dari web earthobservatory, terjadinya La Nina menyebabkan tidak jarang terjadinya hujan di daerah pasifik seperti Indonesia, Malaysia, & seputar Utara Australia.
Sebab prosesnya yg saling berhubungan bersama El Nino akibat dinamika atmosfer & suhu permukaan laut, La Nina terkadang berlangsung sesudah hadirnya fenomena El Nino. Tapi El Nino muncul kepada siklus tertentu & tak lebih dari satu kali siklus tahunan, lebih kurang 4 sampai 5 bln, berlainan bersama La Nina yg sanggup berjalan bahkan sampai bertahun-tahun .
Dikutip dari page Al Jazeera, setidaknya tatkala 1 abad terakhir perhitungan mutahir dunia Meteorologi, Klimatologi, & Geofisika. La Nina sudah berlangsung terhadap th 1904, 1908, 1910, 1916, 1924, 1928, 1938, 1950, 1955, 1964, 1970, 1973, 1975, 1988, 1995 & 1998.(CAL)
Aku suka lanina
BalasHapusAku suka lanina
BalasHapus