Filipina, sebuah negeri yang berada di pesisir Samudera Pasifik, lokasinya yang strategis dengan kondisi geografis kepulauan di ujung Pasifik membuat Filipina dan kepulauan di sekitarnya menjadi destinasi wisata laut andalan di wilayah Asia Tenggara. Namun luasnya laut pasifik yang menjadi kebanggaan Filipina tak selalu membawa keuntungan. Di balik luasnya Pasifik ternyata juga menyimpan bahaya atas proses sistemik yang saling berhubungan antara cuaca, laut, dan atmosfer yang merupakan satu kesatuan sistem. Jika sudah bertingkah, ancaman bencana yang paling nyata di Filipina adalah angin topan atau typhoon dalam istilah Inggris.
Dijelaskan secara sederhana, angin topan adalah siklon tropis yang berkembang di garis barat laut utara Pasifik antara lintang 180° dan 100°E. Angin topan terjadi akibat perbedaan tekanan udara yang terjadi dalam sistem cuaca. Pusaran angin yang terbentuk dalam topan memiliki kecepatan sangat kencang yang bergerak memutar dengan inti pusaran angin membentuk pola membulat seperti mata. Kecepatan angin topan rata-rata ada di atas 120 km per jam hingga level tertinggi pada kecepatan di atas 252 km per jam atau skala 5 menurut skala Saffir-Simpson atau skala perhitungan kecepatan badai.
Bagi masyarakat Filipina, bencana angin topan bukanlah hal yang baru. Bahkan beberapa data menunjukkan kejadian angin topan di Filipina setidaknya berlangsung sebanyak 20 kali dalam satu tahun. Di antara 20 kejadian angin topan itu, ada 4 jenis bencana angin topan terdahyat yang pernah terjadi di Filipina. Berikut penjelasannya:
- Angin Topan Haiyan
Topan Haiyan adalah penamaan yang diberikan dari bahasa Tionghoa, sedangkan dalam kebudayaan bencana di Filipina disebut sebagai angin topan Yolanda. Topan Haiyan menjadi salah satu badai siklon terdahsyat yang pernah tercatat. Kejadian Topan Haiyan paling mematikan terjadi pada 2013 silam. Bulan November 2013, angin Topan Haiyan telah membunuh sedikitnya 7.000 jiwa di Filipina. Jika dilihat dari proses terbentuknya, angin topan Haiyan mulanya muncul di suatu kawasan bertekanan rendah di wilayah tenggara Pohnpei di sekitar bagian barat Samudera Pasifik. Perbedaan tekanan udara yang begitu besar di wilayah ini telah membentuk angin topan Haiyan semakin besar. Kecepatan maksimal yang dicatat Badan Meteorologi Jepang kala itu mencapai 315 km/jam atau setara dengan 195 mph
- Angin Topan Maysak
April 2015, sebuah foto yang dirilis dari Stasiun Luang Angkasa Internasional yang diambil oleh Astronot Italia Samantha Cristoforetti menunjukkan visualisasi dari hasil kamera resolusi tinggi yang menunjukkan bagaimana kedahsyatan badai Topan Maysak. Bundaran besar yang menunjukkan “mata” topan Maysak berputar sangat kencang hingga mencapai sekitar 300 km/jam. Kala itu angin topan maysak bergerak melintasi barat laut Pasifik, menghancurkan apapun yang dilewatinya di Negara Kepulauan Federasi Mikronesia, lalu bergerak dengan kecepatan penuh menuju Filipina. Akibat hantaman angin topan Maysak ini dilaporkan ada 5 korban tewas.
- Angin topan Hagupit
Topan Hagupit menlanda Filipina pada akhir Desember 2014 lalu. angin topan Hagupit yang membawa pusaran angin berkecepatan lebih dari 195 km/jam bergerak liar melintasi Kota Dolores di Filipina Timur. Karena pergerakan topan bisa diprediksi, sedikitnya 500.000 jiwa penduduk terdampak di Kota Dolores bisa dievakuasi sedini mungkin dan menjadi sebuah evakuasi bencana terbesar. Akibatnya topan Hagupit hanya menyebabkan putusnya aliran listrik dan menumbangkan pohon-pohon besar di Filipina Timur. Imbas lain dari topa Hagupit ini adalah batalnya sekitar 150 penerbangan Philippine Airlines dan Cebu Pacific yang mengacaukan rute transportasi
- Angin topan Noul
Bencana angin topan terbaru yang menghantam Filipina adalah angin Topan Noul. Topan ini terjadi akhir Mei 2015 ini. Kecepatannya mencapai 220 km/jam dan menjadi angin topan terkuat yang melanda Filipina di tahun ini. Sedikitnya ada 2.500 jiwa yang berhasil dievakuasi menjauh dari lokasi jalur angin Topan Noul.
(CAL)
0 Komentar