Kalimantan, satu pulau di bentang alam Indonesia selagi ini dikenal juga sebagai lumbung tambang. Tiap-tiap harinya, proses pengerukan hasil tambang dalam skala amat sangat agung senantiasa berkompetisi kebutuhan bersama upaya penyelamatan hutan & ketajiran sumber daya di Kalimantan.
Nyata-nyatanya, segala perbuatan tambang baik pra ataupun pasca pertambangan punyai pengaruh negatif yg begitu kompleks bagi keberlangsungan lingkungan di Kalimantan. Satu kasus yg sampai hri ini masihlah jadi ancaman kerusakan bentang alam di Indonesia khususnya wilayah tambang di Kalimantan ialah secon galian tambang. Menurut riset yg dilakukan oleh Greenpeace Indonesia, menunjukkan bahaya yg tidak sanggup dianggap remeh dari limbah beracun yg dilepaskan oleh perusahaan tambang ke sumber-sumber air & lingkungan.
Telah jadi alurnya bahwa segala bisnis tambang yg dilakukan di permukaan bumi tentu meninggalkan bekasnya. Greenpeace Indonesia dalam laporannya yg dilansir oleh page Antaranews mengindikasikan adanya kebocoran limbah asam dari gerakan tambang batubara yg telah terlanjur mencemari sumber air bersih & merusak struktur keseimbangan lingkungan di bentang alam Kalimantan.
Anehnya telah sejak puluhan th dulu kebocoran limbah pun secon galian tambang yg menyesaki ruangan bentang alam Indonesia di Pulau Kalimantan dibiarkan demikian saja. Bahkan Greenpeace berujar bahwa limbah berbahaya bukan cuma mencemari tetapi telah dalam jenis menghancurkan lingkungan Kalimantan.
Dicatat oleh Antaranews, kepada 2008 dulu Pemerintah Pusat di Jakarta justru mengeluarkan 26 izin tambang, sementara itu Pemerintah Daerah di diwaktu bersamaan pula menerbitkan 430 izin tambang. Seluruhnya izin diajukan utk area bentang alam Indonesia sepanjang Kalimantan Selatan.
Lewat riset yg dilakukan secara menyatukan contoh segera dari kolam-kolam seken tambang yg dioperasikan oleh lima konsesi atau lima izin tambang menunjukkan hasil yg mengejutkan.
Akhirnya menggambarkan dari 29 titik contoh yg diambil, ada 22 sample yg punyai derajat keasaman (PH) di bawah enam, titik PH paling rendah ada di angka 2,32. Makin rendah angka PH makin berbahaya air dalam secon tambang itu.
Sedangkan dari 17 sample ditemukan mengandung zat Mangan sampai mencapai 10 kali lipat dari batas aman, dulu 7 contoh mengandung besi yg kandungannya juga jauh melampaui batas aman, bahkan fokus besi paling atas mencapai 40 kali lipat dari ambang batas.
Biarpun tidak sedikit pemegang izin konsesi tambang di Kalimantan berkilah bahwa telah laksanakan reklamasi & penanaman kembali ruang hutan buat mengembalikan bentang alam Indonesia yg telah dirusak oleh tambang, tapi masihlah itu cuma teori di atas kertas, pelaksanaanya tidak semudah yg dibayangkan. Apabila bentang alam telah terlanjur dirusak, dapat susah utk kembali ke awal, lantaran lapisan tanah yg subur telah hilang dikarenakan tercemar kandungan ekstrem dari limbah tambang.
Hingga kapan kita tetap berdiam diri jadi penonton atas pengrusakan bentang alam Indonesia?
(CAL)
img : mongabay
0 Komentar