Sbg pulau penting di Indonesia yg punyai kepadatan masyarakat terpadat di Indonesia bahkan dunia, Jawa jadi wilayah yg paling rentan terdampak bencana alam.
Satu derita bencana yg hri ini masihlah melanda lumayan parah di beragam wilayah Pulau Jawa yaitu kekeringan ekstrem. Sejak 4 bln terakhir, periode kemarau panjang yg setidaknya tetap bakal tetap berlangsung sampai akhir thn 2015 sudah memunculkan tidak sedikit sekali resiko domino bagi penduduk. Lahan pertanian semakin kering, air bersih juga susah didapat, sampai melonjaknya bermacam kepentingan pokok.
Dulu wilayah mana saja di Pulau Jawa yg terdampak kekeringan paling luas?
Jikalau diliat dari jumlah kawasan terdampak & kerugian yg mesti ditanggung atas segala risiko negatif kekeringan, Jawa Tengah akan ditaruh kepada peringkat satu wilayah terdampak kekeringan paling ekstrem di Indonesia. Dikutip dari page Tempo.co, jumlah terdampak kekeringan di Jawa Tengah telah mencapai sedikitnya 487 desa, dgn gejala yg mirip : Krisis air.
Wilayah terdampak kekeringan di Jawa Tengah tersebar luas, mulai sejak dari utara di wilayah Pantura, sampai pantai Selatan. Jumlahnya wilayah yg masuk dalam peta kekeringan di jateng meliputi : Rembang, Blora, Grobogan, Pati, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Tegal, Pemalang, Purworejo, Jepara, Demak, & Kebumen.
Di Bandingkan wilayah seputar pesisir selatan, Pantura condong lebih gersang & kering di bandingkan kawasan sepanjnag Pantai Selatan jateng. Sampai hri ini, daerah yg paling krisis air bersih ada di Brebes, Tegal, Pemalang, konsisten ke timur sampai Demak.
Padahal selagi ini wilayah Pantura jadi salah satu lumbung padi nasional. Ribuan hektare lahan pertanian seharusnya telah mencapai masa panen. Tapi sebahagian akbar lahan pertanian di Kab Brebes sudut utara Jalur Pantura terpaksa ditelantarkan. Sawah produktif di segi utara Jalur Pantura Brebes yg ditelantarkan tatkala periode kemarau membentang di wilayah pesisir Kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari, & Brebes. Di Bulakamba, keseluruhan luas sawah yg ditinggal para petani mencapai seribu hektare.
Uniknya, dibalik rentetan derita kekeringan di Jawa Tengah, Gubernur jateng Ganjar Pranowo konsisten daerahnya tetap surplus beras. Gubernur yg akrab di kalangan anak belia ini konsisten berpikir positif bahwa kekeringan bakal enteng dilewati penduduk jateng, terutama buat problem pertanian. Kunci mengatasi stok pangan selagi kekeringan yakni dengan cara apa caranya memutar otak mempertahankan & menambah jumlah produksi dikala kekeringan, demikian menurut Ganjar.(CAL)
0 Komentar