Di antara deru bencana kekeringan & gelombang panas yg melanda jumlahnya negara-negara Asean, ancaman krisis baru justru menyeruak ke permukaan. Sesudah sekian thn terjebak dalam ketegangan politik & militer yg seakan tidak dengan henti, hasilnya minggu ini Korea Utara & Korea Selatan menyentak dunia dgn gertakan keras siaga perang.
Sejatinya benar-benar ke-2 negeri ini masihlah dalam status berperang sebab pertempuran terakhir antar ke-2 negeri – yg sesungguhnya bersaudara tapi punyai ego masing-masing – kepada masa 1950-1953 silam mogok bersama gencatan senjata.
Dikutip dari bermacam sumber, status Korea Utara & Korea Selatan siaga perang ini berawal dari satu buah factor yg sepele. Perselisihan dalam “perang dingin” yg berjalan tatkala berpuluh th hasilnya mencapai klimaksnya selagi Korsel mengarahkan siaran propagada ke wilayah Korut di perbatasan memakai beberapa ratus speaker. Siaran itu berisi buletin kabar politik, umum, & perkiraan cuaca, & musik.
Lantaran aksi itu, seketika serta-merta memancing emosi Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Kim setelah itu menyuruh pasukan militer Korea Utara di garis depan perbatasan dgn senjata komplit utk siaga perang. Bersamaan bersama status siaga perang itu, Korut memperingatkan militer Korsel bahwa dapat memakai jalur kekerasan melalui perbuatan militer bila Korea Selatan tak ingin menghentikan siaran propaganda di jalur perbatasan itu & membongkar seluruh media speaker yg difungsikan juga sebagai fasilitas propaganda dalam kurun ketika 48 jam. Batas hasilnya sudah terlewati terhadap Sabtu dulu (22/08) terhadap pukul 17.00 ketika Pyongyang.
Meskipun benar-benar kepada hasilnya kesepakatan damai sudah tercapai sebelum tenggat ketika berhenti, tetapi bukan berarti ketegangan antara Korea Utara & Korea Selatan telah mereda.
Tidak Sedikit pihak memprediksi bahwa situasi yg telah mencapai klimaks siaga perang ini dapat tetap berjalan lama. Dikutip dari page Kantor Kabar Korea Selatan, Yonhap. Korut sudah dalam posisi siap memobilisasi satuan artileri kelas berat ke perbatasan & mengarah serentak ke Korsel. Merespons kemampuan serangan itu, Korea Selatan juga segera membalas tindakan provokasi itu bersama mengirimkan empat pesawat jet Fighting Falcon F-16 milik militer Amerika & empat pesawat jet F-15K milik militer Korsel utk mensimulasikan serangan pengeboman di Pangkalan Militer AS di Osan, dekat Seoul.
Mencermati ancaman perang antara Korut & Korsel ini tidak sedikit pihak memprediksi bahwa bila betul berlangsung serangan perang antar ke-2 negeri ini bukan tidak barangkali bakal memicu perang dunia ke 3. Mengingat kapabilitas militer di balik ke-2 negeri ini juga miliki basis yg amat kuat. Korea Selatan dgn kebolehan militer Amerika dibelakangnya, & Korea Utara dgn basis komunis kuat yg dipegang teguh dgn negeri Rusia & China.
Peperangan terang tidak mau mengambil kebaikan apapun. Justru ancaman krisis kemanusiaan tingkat tinggi bakal berpotensi jadi bencana kemanusiaan paling dahsyat di abad ini.
Mudah-mudahan saja, sampai bertahun ke depan Korea Selatan & Korea Utara konsisten berdamai walaupun dalam diam.
(CAL)
0 Komentar