Alam semesta senantiasa bergerak berdasarkan apa & macam mana manusia bertindak merawatnya. Tidak tidak hanya di Indonesia, kondisi alam Indonesia ternyata sedang terdagradasi tiap tahunnya. Jutaan hektare hutan ditebang, hancur, rusak, terbakar, dialihfungsikan, selanjutnya hilang demikian saja tidak menyisakan apapun. Sepertinya saat ini alam semesta sedang memasuki musim tuanya sambil konsisten merasakan siksa akibat dirusak & konsisten dihabisi tidak dengan henti.
Bukti nyata semakin lemahnya kondisi alam Indonesia terbukti oleh satu buah riset para astronom yg menilai kemampuan alam semesta di abad ini. Dikutip dari lansiran page National Geographic, para astronom sudah coba buat mencari ilmu keadaan terakhir alam yg miliki pengaruh pun pada kondisi alam Indonesia dgn meneliti alam semesta dengan cara total. Dgn memakai beragam tipe teleskop nomor satu modern, diantaranya teleskom VISTA & VST milik ESO, teleskop Herschel milik ESA, teleskop GALEX & WISE milik NASA para astronom yg tergabung dalam riset Galaxy and Mass Assembly (GAMA) lakukan pengukuran sistematis terjadap energi yg diproduksi oleh alam semesta bersama bermacam macam panjang gelombang & disaat yg berbeda-beda.
Sesudah lewat perjalanan riset panjang dgn perhitungan yg melelahkan, didapati satu buah fakta bahwa jumlah energi yg mampu diproduksi oleh keterkaitan seluruhnya factor lingkungan dalam alam semesta cuma mencapai setengah dari energi yg dipancarkan terhadap dua miliar th dulu waktu embrio alam semesta mula-mula kali terbentuk. Energi yg diukur berupa panjang gelombang, mulai sejak dari ultraviolet sampai inframerah seluruh menunjukkan hasil penurunan kebolehan yg ekstrem di bandingkan jutaan thn diawal mulanya
Gimana menyederhanakan pembahasan itu? sederhananya seperti ini, seluruhnya sektor alam semesta ini yaitu sumber energi. Kala mula-mula kali ledakan akbar penciptaan alam semesta yg dikenal sbg big bang, sebahagian energi terperangkap dalam massa. Bintang di galaksi, termasuk juga matahari bsia bersinar bersama mengubah massa jadi energi dikala pembakaran hidrogen & helium dalam beliau. Aspek ini ialah penyederhanaan dari teori paling populer didunia, adalah relativitas Einstein.
Seluruh perihal alam semesta ini punyai keterkaitan, pelemahan alam semesta yg ditandai bersama berkurangnya panjang gelombang yg dapat dihasilkan bintang di galaksi termasuk juga matahari tentu terkait dgn keadaan alam di bumi, tidak selain mempengaruhi kondisi alam di Indonesia.
Tidak Hanya pelemahan energi di galaksi luar, keadaan degradasi alam serta semakin diperparah bersama pengrusakan kondisi alam yg tidak terkendali. Hancurnya hutan, penambangan sumber daya tambang, sampai produksi berlebihan asap kendaraan bermotor ialah segelintir dari masalah “internal” yg sedang dialami Bumi.
Bukan tidak kemungkinan, alam semesta berikut alam Indonesia, bumi & seisinya hri ini sedang memasuki fase istirahat keseluruhan. Ibaratnya alam sedang berada dalam posisi umur senja bersama ragam kerusakan di beragam segi. Alam sedang menarik selimutnya, bersiap buat tidur abadinya. (CAL)
Wallahu a’lam
img : akarumput
0 Komentar