Sempat mendengar nama Pulau Enggano? Satu Buah pulau terdepan, terluar, & tertinggal, yg ada di ujung tepian negara sebelah barat Pulau Sumatera. Pulau Enggano yaitu sektor dari wilayah pemerintah Kab Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu, & ialah Pulau dgn cuma satu kecamatan. Sekian Banyak minggu terakhir, kisah derita berkenaan bencana kekeringan juga muncul dari Enggano.
Seperti yg dikutip dari page Antaranews, puluhan kepala keluarga yg tinggal di wilayah perbukitan tinggi Desa Kaana, Kecamatan Pulau Enggano, Kab Bengkulu Utara dilaporkan mengalami kesusahan air bersih akibat periode kering yg melanda Enggano sejak sekian banyak bln terakhir.
Kepala Desa Kaana, Alamudin, menjelaskan sedikitnya ada 40 keluarga di Desa Kaana yg mesti merasakan derita panjang susahnya air bersih. Lebih-lebih Pulau Enggano berada jauh dari pesisir Bengkulu. Mengarapkan pertolongan air bersih dari Lembaga Kab Bengkulu yaitu angan-angan kosong. Jarak Pulau Enggano ke Ibukota ProvinsiBengkulu seputar 156 kilometer atau 90 mil laut, sedangkan jarak terdekat yakni ke KotaManna, Bengkulu Selatan lebih kurang 96 kilometer atau 60 mil laut.
Dengan Cara geografis, keadaan Pulau Enggano berupa perbukitan bergelombang lemah, perbukitan karst,daratan & rawa. Bagi warga yg berada di dataran tinggi Pulau, terpaksa membawa air bersih dari satu-satunya sumber air yg masihlah menimbulkan air, yakni sumur masjid yg berada di dataran lebih rendah bersama jarak tempuh yg sanggup dibilang tidak dekat.
Meskipun sekian banyak diwaktu dulu hujan telah pernah mengguyur rata diatas Pulau Enggano, tetapi masih kuatnya pengaruh kemarau panjang tetap belum dapat menambah debit sumur air milik masyarakat.
Mirip dgn wilayah lain di Indonesia, curah hujan di Engano amat minim. Sebahagian gede penduduk yg tergolong miskin atau marjinal di Enggano yg bermukim di wilayah perbukitan susah meraih akses air. Sebetulnya, tatkala sekian banyak bln masa kemarau melanda, perwakilan pemerintah yg bergerak di Enggano merupakan Pemerintah Desa, telah sediakan kendaraan roda dua buat mobilisasi penduduk yg membutuhkan air. Dulu TNI Angkatan Laut juga telah membangun instalasi pengolahan air bersih di Desa Malakoni.
Tapi sesudah business itu dilakukan, tidak pun menutup hambatan, justru tetap masihlah mengambil derita dikarenakan ternyata jarak antara Desa Kaana bersama Desa Malakoni pass jauh maka menyulitkan penduduk utk membawa air bersih, khususnya buat keperluan air minum ke desa itu.
Pasca periode kemarau panjang di Enggano yg mengambil derita kekeringan panjang, penduduk Pulau Enggano yg berjumlah kira kira 2.800 jiwa makin sadar bahwa kerusakan alam dengan cara serta-merta sudah semakin memperparah kondisi air tanah di Enggano. Utk ketahuan, sewaktu sekian banyak th terakhir, Desa Kaana yaitu salah satu sentra sawit yg sebenarnya telah dilarang ditanam di Pulau Enggano. Padahal komoditas sawit adalah tanaman perkebunan yg “rakus” pada air maka tak patut dikembangkan di pulau berjarak 106 mil laut dari Kota Bengkulu itu, demi melindungi sumber air tawar yg sedia di dalam tanah (CAL)
0 Komentar