Derita Kekeringan NTB: Lupa Rasanya Mandi karena Minim Air

21.29

Juga Sebagai satu dari sekian organisasi islam paling besar dgn jutaan pengikutnya di Indonesia, sejauh ini Muhammadiyah senantiasa jadi panutan. Baik dari segi kancah perpolitikan & kenegaraan, sampai seluk beluk nilai-nilai sosial, tidak tidak hanya sikap pada bencana yg berjalan di Indonesia.
Dilansir dari page Mongabay.co.id, minggu dulu Muhammadiyah berhasillakukan muktamar gede ke-47 di Makassar. Salah satu hasil dari Muktamar ygdirasa lumayan menarik buat didapati publik dengan cara umum yaitu 13 poinyg jadi rekomendasi Muhammadiyah kepada beraneka masalah sosial ygsedang menggerogoti Indonesia dengan cara tetap menerus. Salah satu yg jadipoin mutlak yaitu urusan kerusakan lingkungan & kebencanaan.
Pergi dari 13 poin rekomendasi tersebut Muhammadiyah berjanji dapatjalankan langkah-langkah pengelolaan strategis kepada akar masalah yg tetapjadi problematika pelik. Terkait urusan kebencaan, lewat muktamar ke-47 duluMuhammadiyah sepakat trick paling baik mengurangi risiko bencana yaknimengubah trik pikir manusia yg terwujud dalam tingkah laku. Strategi utamanya ialah lewat jalur pendidikan formal ataupun non formal terhadapseluruhnya keluarga agung Muhammadiyah.
Dari ke-13 poin yg dihasilkan dalam Muktamar-47 dulu, ada 2 poin yg dengan cara terang membahas menyangkut masalah kebencanaan & persoalan lingkungan, adalah terhadap poin ke 7 & ke 11.
Masing-masing poin rekomendasi dalam factor kebencanaan berbunyi sbgberikut :
Poin 7 : Tanggap & Tangguh Menghadapi Bencana
Muhammadiyah sudah menerbitkan buku Teologi Bencana juga mempunyaiDinas Penanggulangan Bencana (LPB), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) & relawan kemanusiaan yg piawai.
Poin 11 : Adaptasi & Mitigasi Perubahan Iklim
Muhammadiyah mendorong perbuatan nyata dengan cara bersama-sama &berkelanjutan buat mengurangi resiko pemanasan global lewat usaha-usaha penghijauan hutan, mengubah pola hidup yg boros energi, membersihkan polusi, membangun infrastruktur fisik yg ramah lingkungan, mengurangipemakaian kertas dgn penghematan, daur ulang, & meminimalkan pemakaiankertas lewat budaya paperless dgn pemanfaaatan kemajuan technologi kabar& komunikasi seperti penggunan email & sarana sosial buat komunikasi antar manusia, pengembangan e-book, e-news papers, e-magazine & web utkreferensi ilmiah & wawasan trendi.
Dua poin diatas terang menunjukkan apa yg jadi janji & misi wargaMuhammadiyah dalam menanggapi perubahan lingkungan & risiko bencanayg semakin tidak jarang berjalan. Terutama kepada poin ke 11, menggariskanbagaimanakah fokus & teknis yg jadi konsentrasi warga Muhammadiyah dalam urusan lingkungan & bencana. Satu konsentrasi yg unik merupakanmengurangi pemakaian kertas bersama penghematan, daur ulang, &meminimalkan pemakaian kertas. Seperti yg didapati, kertas yg amat sangatakrab bersama kehidupan kita sehari-hari berbahan basic batang pepohonanyg tetap ditebang dengan cara tidak legal di hutan-hutan Sumatera &Kalimantan. Makin hancur hutan, sehingga hukum alam dapat berlaku. Alambakal bergejolak mencari keseimbangan baru sambil berikan ancaman bencana banjir, tanah longsor, sampai kekeringan parah seperti yg hri iniberlangsung.(CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar