Sanitasi Buruk Picu Bencana Wabah Kolera di Kenya

19.34
Wabah Kolera di KenyaKala perhatian kemanusiaan dunia sedang berfokus atas penanganan krisis pengungsian Rohingya & pengendalian wabah virus MERS di Korea Selatan, zona-zona di belahan gersang Afrika masih doang bergelut dengan kenyataan nyala di tengah kemiskinan & akses sanitasi yang amat buruk. Bagai yang terjadi wilayah Homa Bay, Kenya Barat atas permulaan Bulan Juni ini.

Sedikitnya di awal Juni ini, 10 orang dilaporkan tewas & 134 orang lainnya masih menjalani  intensif dampak bencana kuman Kolera yang menyerang Kenya.

Wabah Kolera yang mematikan didapati berasal dari Nairobi, Kenya atas 26 Desember tahun lantas. Bencana wabah penyakit terbilang maka merebak sampai ke 11 Kabupaten 47 total Kabupaten di Kenya.

Selain persoalan kebersihan yang tak terjaga, fenomena suhu panas terik yang menyerang ratusan negara di wilayah sepanjang garis khatulistiwa, tak terkecuali di Kenya diprediksi membuat pemicu penyebaran kuman Kolera yang makin meluas. Rata-rata kuman Kolera dilaporkan menjangkiti perempuan serta anak kecil yang aktif di bawah garis kemiskinan.

Atas Mei lalu Kementerian kesehatan Kenya merilis angka bahwa wabah Kolera telah mematikan 72 orang serta mewujudkan 3.223 orang dirawat di rumah sakit di beraneka pelosok negeri Kenya.

Nairobi, Nakuru, Migori, Homa Bay, & Mombasa merupakan wilayah utama yang berada dalem perhatian khusus terkait wabah penyakit Kolera ini. Diperkirakan, minimnya ketersediaan WC, buruknya akses terhadap sanitasi yang bak, & kebersihan makanan yang tak terjaga yaitu pemicu utama angka pasien Kolera terus melonjak di 11 Kabupaten di Kenya.

Di tengah hingar bingar kemajuan teknlogi & perkembangan masa, nyatanya memang masih ada ratusan juta penduduk Benua Afrika yang belom memiliki kesadaran utuh terhadap kebersihan & sanitasi. Semacam yang diceritakan oleh Pejabat Kementerian kesehatan Kenya Khadija Kassachoon dikutip dari portal BBC Indonesia, Kassachoon mengungkapkan bahwa umumnya wilayah yang terjangkit Kolera sekedar memiliki satu WC untuk desa. Satu WC terbilang melayani 3000 orang buat kegiatan Mandi, Cuci, Kakus. Sampai-sampai-hingga yang sudah-sudah warga memilih buat membuang hajat di tempat terbuka.

Bakal didapati, Kolera adalah sejenis penyakit diare akut yang terjadi biasanya risiko bakteri yang nyala di tempat-tempat tercemar dan sanitasi yang buruk. Hujan dan banjir besar yang menyapu noda insan yang tercecer di jalan dampak minimnya WC makin memperparah penularan Kolera. Kolera ialah pembunuh yang mematikan, dapat menewaskan orang dalam diantara jam jika tak segera mendapatkan penanganan khusus. (CAL)
Sumber
Previous
Next Post »
0 Komentar