Pekerjaan yang Layak untuk Kehormatan Orang Rohingya

19.29
Rohingya-Pekerjaan
Rohingya kembali muncul ke permukaan isu global. Rohingya dibincangkan, dimanusiakan, diberikan bantuan segala rupa, tapi jangan sampai sampai ditinggalkan. Orang Rohingya yang masihlah berada di Provinsi Rakhine, Myanmar memang lah tak bisa seutuhnya kita intervensi lebih jauh. Dikarenakan di Rakhine, puluhan ribu mereka dalam kamp-kamp pengungsian berada dalam pengamanan ekstra ketat polisi pemerintah. Hanya melalui diplomasi antar negara yang barangkali mampu diperjuangan untuk meminta Myanmar memberikan hak-hak hidup orang Rohingya. 
Namun bagi ribuan Rohingya yang sekarang ini terdampar dan sudah menginap hampir sebulan di Aceh, apa yang mampu kita usahakan? Apakah lumayan hanya bersama menyatukan dana, bantuan fisik, pakaian layak, makanan penuh gizi bagi mereka? 
Dalam bermacam teori kemanusiaan, membiarkan pengungsi atau sekelompok komunitas yang tak berdaya akibat bencana, perang, dan kekalutan lain pada sebuah kondisi berbelas kasih bukanlah menjadi prinsip kemanusiaan yang sesungguhnya. 
Mandiri dan berdaya adalah jawaban mutlak. Mengapa demikian? 
Jikalau menilik kondisi serta-merta di kamp pengungsian Rohingya di Aceh Utara. Waktu Ini, kita hanya bisa melihat ribuan Rohingya duduk diam tak berkarya. Tertunduk lesu tak ada yang bisa dikerjakan. Mereka hanya bisa menikmati hasil donasi dari bermacam macam ragam Lembaga yang mengatasnamakan beliau Lembaga kemanusiaan. Kemudian mereka kembali dalam rutinitas membosankan, merenungi nasib yg yaitu Rohingya yang masih dirundung duka. 
Rohingya sejatinya butuh pemberdayaan. Ribuan orang Rohingya yang sebulan lalu diselamatkan nelayan lokal Aceh butuh menonton musim depan yang tambah baik dan pantas. Terutama buat menghidupi anak kecil dan perempuan mereka. 
Jika digeneralisir, sewaktu ini polapikir Dinas atau sanggup saja tepatnya “mafia” kemanusiaan baik lokal maupun nasional hanya menjalankan kerja kemanusiaannya sebatas memberikan bantuan fisik yang sifatnya sementara. Hanya menyalurkan dananya bagi keperluan jangka pendek orang Rohingya. setelah itu, mereka bisa berangkat. Melupakan hri esok Rohingya. 
Namun apa yang ditawarkan oleh Aksi Langsung Tanggap (ACT) didukung oleh segenap masyarakat Aceh adalah masa depan Rohingya yang lebih patut. Caranya hanya satu : mempertahankan kehormatan Rohingya bersama memberdayakan dan memberikannya peluang pekerjaan yang layak. 
Berangkat dari asumsi dan kebaikan tulus tersebut, ACT dan kolaborasi kemanusiaan penduduk Indonesia telah bergegas menyiapkan program jangka panjang bagi Rohingya. Cocok dengan konsep, usai Integrated Community Shelter rampung, akan ada lahan pertanian dan ruang persawahan yang siap digarap oleh ratusan kaum laki-laki Rohingya. Lahan itulah yang nantinya diharapkan bakal menjadi sumber rezeki mereka dalam jangka panjang. 
Untuk kaum perempuannya, kerjasama ACT dan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah berhasil mendatangkan kurang lebih 200 sarana mesin jahit. Rencananya keseluruhan fasilitas jahit itu bakal ditempatkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Aceh Utara. Seluruh kaum perempuan Rohingya akan diberdayakan, dididik, dan dilatih utk menghasilkan sesuatu melalui keterampilan menjahit. 
Itulah sekelumit perbuatan nyata yang sanggup menjadi pemicu tindakan kemanusiaan lain utk Rohingya. Nyata-nyatanya memang masa depan Rohingya tak bisa dipastikan hanya melalui bentuk kedermawanan pakaian layak pakai, makanan, alat kesehatan semata, dan batuan fisik semata. 
Buka mata, buka hati, bangkitkan nurani kemanusiaan kita!(ijl) 
Previous
Next Post »
0 Komentar