Menguji Iman: Muslim di Rusia Berpuasa Selama 22 Jam

20.03
Muslim-Rusia
Masih saja mengeluh dan merasa tak kuat menahan lapar dan haus tatkala berpuasa kurang lebih 14 jam? Di Indonesia, serta sbg negara yang dilintasi ekuator, durasi berpuasa yang dimulai sejak kala subuh, hingga matahari menghilang di ufuk benar-benar lah konsisten tergolong normal. Empat belas jam durasi berpuasa tak pernah di”protes” oleh sebagian agung umat muslim di Indonesia. Namun bila durasi 14 jam menahan segala nafsu saja konsisten tergolong memberatkan bagi Anda, silahkan refleksikan dgn kiat apa kadar keimanan Anda bersama saudara sesama muslim di Rusia.
Ada apa dengan puasa di Rusia?
Bagi sebagian kecil minoritas warga muslim di St. Petersburg Rusia, durasi berpuasa di th ini akan amat sangat amat sangat menguji keimanan mereka. Bayangkan, mereka harus berpuasa menahan lapar dan haus hingga mencapai 22 jam!
Selagi bulan Ramadhan 1436 H tahun ini atau yang bertepatan bersama bulan Juni, warga muslim di seantero kota St. Petersburg Rusia harus menerima kenyataan bahwa mereka mengalami puasa terlama dibandingkan belahan bumi lain di dunia. Bulan Juni di tahun ini dikenal oleh penduduk setempat sbg white night atau tengah tengah malam yang terang benderang. Faktor ini karena matahari di tak kunjung tenggelam.
Seandainya kita di Indonesia yang diberikan berkah durasi puasa 14 jam saja masih segera mengeluh lantaran lapar dan haus, tak layak rasanya apabila dibandingkan bersama perjuangan muslim St. Petersburg. Mereka harus menunggu hingga 21-22 jam buat berbuka. Dikala untuk makan pun hanya ada 3 jam hingga matahari muncul kembali di ufuk timur.
Dalam kondisi white night, kondisi tergelap maksimal hanya berupa seperti senja. Menurut data dari Kementerian Dalam Negeri Rusia seperti yang dilansir oleh Jawa Pos, lebih kurang 42 ribu muslim minoritas yang menjalankan ibadah puasa di St. Petersburg beranggapan puasa di bulan Juni ialah ujian terberat.
Bahkan sekian tidak sedikit imigran muslim yang menetap di Rusia lebih memilih buat tidak menjalankan puasa demi keselamatan dan kesehatan diri mereka. Sebagian agung dari imigran muslim di Rusia bekerja yg adalah pekerja kasar perusahaan-perusahaan teknis seperti perusahaan tambang dan baja yang lebih mengandalkan kerja otot di bandingkan kerja otak di balik meja. Mereka merasa tak kuat dan tak mampu terus-menerus bekerja kasar sambil menahan lapar dan haus selama 22 jam matahari bersinar.
Namun berdasarkan sekian tidak sedikit literatur simpulan dari para ulama menyebut bahwa, penduduk St. Petersburg dan beberapa kawasan di wilayah kutub utara sesungguhnya bisa merujuk kepada terbit dan tenggelamnya matahari di Kota Makkah. Sehingga durasi berpuasanya akan dipangkas menyesuaikan dengan durasi puasa penduduk Makkah, kurang lebih 14 jam 30 menit.
Utk ketahuan, tak hanya kota St. Petersburg Rusia saja yang mengalami durasi puasa ekstrem. Penduduk Kota Reykjavik, Islandia serta harus mengalami durasi puasa yang panjang hingga 21-22 jam. Serupa bersama apa yang harus dirasakan masyarakat muslim di London, Inggris. Durasi puasa di Kota London, Inggris sempat menjadi perdebatan dikarenakan di bulan ini, matahari di London bersinar sewaktu 19 hingga 20 jam. (CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar