Indonesia Memimpin Bantuan Kemanusiaan untuk Rohingya

19.37
indonesia-rohingya

Kisah dramatis terdamparnya etnis Rohingya di Indonesia berawal sejak kurang lebih satu bulan dahulu. Seperti satu buah drama pilu, rentetan drama kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya di Rakhine sewaktu beberapa dekade terakhir telah memaksa mereka untuk mengikuti permainan bernoda para penyelundup manusia. tanpa batas kemanusiaan, puluhan ribu dari mereka mengarungi Teluk Andaman, menginginkan kehidupan baru dgn suaka dari negara Malaysia atau Australia.

Namun, satu bulan dahulu lebih dari 1.500 etnis paling tertindas di dunia ini terombang-ombing di tengah Samudera Hindia tatkala berbulan-bulan lebih sejak mengarungi laut dari Pelabuhan ilegal di Sittwe, Negara Sektor Rakhine Myanmar. Kapal mereka ditinggal oleh nelayan pengangkut yang dibayar oleh oknum penyelundup manusia. Tiga bulan lamanya mereka berlayar mengikuti gelombang laut, tak bersama makanan dan minuman yang layak.

Hingga akhirnya, seribuan lebih etnis Rohingya itu terdampar di maritim Indonesia. mereka kemudian di selamatkan oleh para nelayan di Provinsi Aceh. Disinilah mula kisah Rohingya membangunkan segenap rasa kemanusiaan masyarakat Indonesia.

Data Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana mencatat jumlah pengungsi Rohingya dan beberapa warga Bangladesh yang terdampar di Aceh berjumlah 1.722 jiwa. Terdiri dari 1.239 jiwa laki-laki, 244 jiwa perempuan, dan 238 jiwa anak-anak.

Mereka tersebar di empat titik pengungsian. 560 jiwa diinapkan sementara di kamp pengungsian Kabupaten Aceh Utara, 47 jiwa di Kabupaten Aceh Tamiang, 682 jiwa di Kota Langsa dan 433 jiwa di Kabupaten Aceh Timur.

Sejak itu, suara lirih kepedihan sebagian kecil derita etnis Rohingya yang terdampar di Aceh pun menggema ke seluruh Indonesia, bahkan ke Seluruhnya ASEAN dan kawasan lain di dunia.

Simpati dan empati dari segenap warga Indonesia, komunitas kemanusiaan, dan pemerintah pun mengantri untuk memberikan trauma healing dan melengkapi kebutuhan sementara seribu lebih pengungsi Rohinya tersebut. Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat mengemukakan bahwa Indonesia menolong demi kemanusiaan, Indonesia siap menyediakan makanan dan lokasi tinggal sementara hingga ditemukan solusi terbaik atas krisis kemanusiaan Rohingya.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pun menegaskan bahwa Kementerian Sosial sudah selesai menyiapkan bantuan dapur umum, serta bekerja sama-sama dgn organisasi kemanusiaan Aksi Serentak Tanggap menyiapkan Integrated Shelter serta yang merupakan ruangan tinggal sementara.
Bahkan Gubernur Provinsi Aceh Zaini Abdullah telah menyebutkan kesiapannya bersama warga Aceh untuk bekerja optimal dalam memberikan penanganan paling baik pada seribu tujuh ratus lebih pengungsi Rohingya.

Saat Ini, International Organization for Migration (IOM ) dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) telah ikut terlibat dalam menolong memberikan pengamanan dan pelayanan bagi jumlahnya Rohingya di Aceh.

Tak pelak lagi, setidaknya bantuan kemanusiaan yang dipimpin Indonesia dalam menangani pengungsi Rohingya di Aceh telah membangunkan mata dunia utk ikut bersama memikirkan masalah krisis kemanusiaan di Myanmar dan Bangladesh yang belum pernah tuntas sejak sekian tidak sedikit dekade terakhir. Jutaan dollar bantuan dana dari Amerika, Qatar, PBB, dan negara-negara di kawasan lain telah di terima oleh pemerintah Indonesia utk menghidupi sementara para Rohingya di Aceh dan beberapa wilayah lain.

Tapi kelihatannya jutaan dollar dana tak bisa seketika memecahkan masalah, sebab masalah utama pengungsi Rohingya merupakan bagaimanakah mendapat hak asasi pada pemerintah Myanmar, tempat tanah kelahiran Rohingya. Tatkala ini kasus krisis Rohingya berawal dari isu tidak tercapainya hak asasi mereka. Anak-anak mereka tak akan sekolah, tak dapat mendapat kewarganegaraan, tak sanggup mendapat pekerjaan layak. Masalah itulah yang sampai detik ini belum ditemukan solusi terbaiknya.(CAL)


Sumber
Previous
Next Post »
0 Komentar