Sudah sebulan Rohingya datang dan menjadi tamu teristimewa bagi warga Aceh, sambutan dan dekapan erat populasi masyarakat Indonesia juga berlomba-lomba melayani Rohingya juga sebagai ladang amal terbaik tatkala bulan ramadhan ini.
Namun, satu kendala ialah bahasa yang tidak dimengerti oleh para relawan masih menjadi masalah di lokasi pengungsian Rohingya di Kuala Langsa, Aceh. Tak Sedikit pengungsi Rohingya yang butuh bantuan medis, namun tak mampu menyebutkan bagian mana yang sakit, apa yang perlu mendapati pengobatan. Hingga akhirnya muncul satu orang remaja laki-laki Rohingya yang nyata-nyatanya fasih berbahasa Inggris.
Perkenalkan, namanya Muhammad Dul Hassan, seseorang warga Rohingya yang ikut diselamatkan dari atas kapal pengungsi Rohingya di Kuala Langsa. Belum genap sebulan di Kuala Langsa, sekarang ini ini Dul Hassan telah mendapati pekerjaan baru, yakni sebagai penerjemah para dokter dan relawan yang bekerja di area pengungsian.
Hassan memainkan peranan yang sangat penting. Hampir sekian banyak ratus orang Rohingya yang butuh pengobatan medis tak bisa berbahasa melayu, lebih-lebih bahasa Inggris. Buat didapati, Orang Rohingya sampai kini hidup di Arakan pun sbg penutur bahasa Rohingya. Bahasa mereka mirip dengan bahasa Chittagonia yang diperlukan di kawasan Chittagong di Bangladesh.
Lalu, Diwaktu Negara Sektor Rakhine masih berada di bawa bendera pemerintahan Britania Raya (1826-1948) sebagian besar etnis Rohingya benar-benar memanfaatkan bahasa Inggris dan Urdu utk komunikasi tertulis. Namun sejak Myamnar merdeka di tahun 1948, segala bentuk komunikasi di Rakhine memanfaatkan bahasa Myanmar atau bahasa Rakhine hingga hari ini.
Hassan merupakan potret secuil orang Rohingya yang sempat mengenyam pendidikan bahasa inggris juga sebagai modal dalam pergaulan internasional. Dari sekian banyak ratus orang Rohingya di Kuala Langsa, hanya Hassan yang bisa fasih berkomunikasi verbal bahasa Inggris. Akibat kelebihannya tersebut, remaja 17 thn tersebut selalu mendampingi dan menerjemahkan segala keluhan para pasien.
Orang Rohingya yang diselamatkan penangkap ikan Aceh memang lah membawa beragam keluhan penyakit. Rata Rata keluhan orang Rohingya lebih kurang penyakit pencernaan ataupun luka di tubuh. Keluhan itu muncul akibat dari ekstremnya perjalanan pelayaran mereka dalam bayang-bayang penindasan, dan kelaparan akut.
Sebab jasanya, Hassan pula memperoleh imbalan sejumlah uang dari para dokter dan relawan yang menggunakan jasanya yg yakni penerjemah. Uang itu pula sesudah itu dimanfaatkan oleh Hassan untuk membeli telephone genggam. Telepon mula-mula yang Hassan gunakan adalah untusk mendengar suara ibundanya yang tetap berada di kamp pengungsian Nayapara, Bangladesh.
Kisah Hassan hingga terdampar di Kuala Langsa serupa dengan kisah Rohingya lainnya. Hassan mendapatkan iming-iming pekerjaan yang tambah baik di Malaysia. Beliau terjebak dalam jeratan perdangangan manusia yang membawa Hassan berbulan-bulan di atas kapal tak dgn tujuan yang jelas. Kapal Hassan ditinggalkan oleh nahkoda dan selanjutnya terombang-ambing sewaktu 3 bulan. di atas kapal, Hassan menonton beraneka kekejian, pertengkaran akibat berebut makanan, hingga berujung kepada pembunuhan antara satu Rohingya dgn Rohingya lain.
Saat Ini, Hassan dengan kurang lebih 1.900 orang Rohingya lainnya yang terdampar di wilayah Aceh masih tetap butuh uluran tangan dari masyarakat Indonesia.
Sedekah kita akan menghapus duka Hassan dan kawan-kawannya, InsyaAllah kelak bahagiakan akhirat Kita.(CAL)
0 Komentar