Erupsi Gunung Sinabung seperti tak ada habisnya. Gunung yang ratusan th tak pernah aktif itu tiba-tiba saja tersedak pada 2010 dahulu. Kemungkinan besar, adanya gejala aktivitas aktif di bawah permukaan lempeng bumi sebelah Pantai barat Sumatera telah membangunkan Sinabung. Meletupkan erupsi tak bersama henti. Hingga Juni th ini, erupsi Sinabung telah membuat ribuan pengungsi dari desa radius berbahaya harus tinggal di kamp pengungsian.
Sejak September 2013, hingga hari ini memasuki hari ke 8 puasa, 25 Juni 2015. Pengungsi Sinabung masih harus merasakan berpuasa dan makan sahur di tengah minimnya alat di tenda pengungsian.
Kepada Rabu (24/6) tempo hri siang, berlangsung lagi empat kali erupsi Gunung Sinabung. Akibatnya debu vulkanik menyelimuti sebagian kota medan. Penduduk Medan termasuk pengungsi di 10 kamp pengungsian di Kabanjahe dan Berastagi diwajibkan memanfaatkan masker sebagai pelindung pernafasan dari asap debu vulkanik. Begitulah gambaran etika setiap hari yang harus dilakukan oleh ribuan pengungsi. Sinabung hingga hari ini terus menyemburkan kegiatan vulkniknya hampir setiap hari sejak status siaganya dinaikkan menjadi status tertinggi di awal bulan juni lalu.
Saat Ini, kurang lebih ada 10.377 jiwa yang tetap harus mengungsi. Sebagian di antaranya yakni warga muslim yang masih teguh menjalankan ibadah puasa ramadhan meskipun hidup di tengah kesulitan dan minimnya media kamp pengungsian.
Seperti yang dilaporkan oleh seseorang relawan yang tergabung dalam Warga Relawan Indonesia-Aksi Serta-merta Tanggap (MRI-ACT), Susanto Ginting. Dirinya mengabarkan bahwa pengungsi Sinabung yang beragama islam tetap masih mengusahakan khusyu menjalankan ibadah puasa ramadhan biarpun di berada dalam kondisi keterbatasan maksimal. Bahkan Ginting menyayangkan belum adanya batuan dari pemerintah yang menopang mengkoordinir kebutuhan sahur dan puasa di area pengungsian.
Untuk diketahui, Bencana Sinabung yang telah berjalan selama lebih dari satu setengah thn belum berstatus pula juga sebagai bencana nasional. Sehingga alokasi anggaran dana bantuan masih berada di pundak Pemerintah Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Imbasnya bantuan dana buat mencukupi kebutuhan 10 ribu lebih pengungsi pun terbatas. Apalagi bagi pengungsi muslim yang hendak menjalankan ibadah puasa.
Namun di tengah kesulitan, segenap relawan MRI-ACT sudah berusaha menjalin koordinasi paling baik utk bekerja sama dengan pihak Bupati Karo dalam mengurus keperluan berpuasa para pengungsi.
ACT melalui koordinasi relawan MRI sudah mulai mendirikan posko khusus untuk melayani umat yang dapat makan sahur kepada sekian tidak sedikit diwaktu menjelang subuh, dan menyiapkan makanan untuk berbuka. Rencananya posko khusus keperluan ramadhan bakal di tempatkan di keseluruhan posko pengungsi Sinabung.
Ayo dgn menangkan Ramadhan dengan saudara sesama muslim di Sinabung.
Tunjukkan hati yang terbuka, lisan yang peduli dan tangan yang sharing demi indahkan persaudaraan.
(CAL)
(CAL)
0 Komentar