secara harfiah, puasa yakni menahan hawa nafsu dari keinginan untuk makan dan minum, ataupun hawa nafsu lain sejak terbitnya matahari di waktu fajar muncul di sudut timur, hingga mentari hilang dari peredarannya di sudut barat. Bagi negara-negara yang berada di sepanjang garis khatulistiwa, termasuk Indonesia dan negara-negara timur tengah, matahari terbit dan tenggelam dalam durasi yang normal. Tengah Tengah Malam dan siang terbagi normal, kira kira masih-masing 12 hingga 14 jam durasi tengah tengah malam dan siang saling berganti selagi 24 jam. Maka dari itu, durasi puasa di Indonesia dan negara-negara timur tengah pun terjadi serupa, tak lebih dari 14 jam sejak matahari terbit, hingga matahari terbenam di ufutk barat.
Namun apa yang terjadi dan dirasakan oleh saudara muslim yang berada di ujung paling utara bumi? Untuk ketahuan, Bumi tidak berbentuk bulat sempurna, tetapi cenderung elips yang berputar dalam porosnya. Oleh oleh lantaran itu, terhadap beberapa kala, matahari bersinar terang bahkan hingga 24 jam tanpa adanya tengah tengah malam sekali. Tapi di dikala yang bersamaan, sudut lain bumi di sebelah selatan justru tengah tengah malam segera sekali datang, matahari hanya bersinar kurang dari 10 jam sehari.
Lantas secara apa durasi berpuasanya bila 24 jam matahari enggan buat mengilang dari ufuk? Masih bersinar terang tak bersama gelap sama sekali? Dilema Itulah yang kini dirasakan oleh sebagian kecil minoritas muslim di wilayah Rusia sebelah utara, Islandia, hingga Kota Kiruna, Swedia.
Seperti yang dilansir dari laman Kompas, kepada bulan Juni ini, rata rata muslim Eropa harus menjalani puasa di atas 18 jam, dikarenakan durasi matahari terbit dan tenggelam lebih dari 18 jam dalam sehari semalam. Bahkan di beberapa area paling utara, tak sedikit minoritas muslim yang harus berpuasa hingga 20 jam sehari!
Kisah menakjubkan ini hadir dari sedikitnya 700 lebih muslim yang berada di wilayah Kiruna, Swedia. Kota yang hanya berjarak hanya 145 kilo m dari lingkar kutub utara ini tetap bersalju dan bersuhu dingin yang ekstrem bahkan di musim panas. Tujuh ratusan muslim yang berada di Kiruna rata rata merupakan para imigran muslim yang mencari suaka di tanah eropa. Mereka serta mau tidak mau harus menerima kenyataan bahwa kepada 28 Mei hingga 16 Juli nanti, matahari di Kiruna tidak ingin tenggelam tatkala 24 jam lebih!
ga ada malam, ga ada gelap sempurna. Jam 12 malam dinihari, matahari tetap bersinar terik di tengah dinginnya rangkaian gunung salju. Mengingat tak mungkin saja tubuh mereka berpuasa berturut-turut 24 jam sehari, mereka pun sepakat menggunakan jadwal ibadah puasa di Makkah sebagai patokan, di Makkah durasi berpuasa ramadhan th ini tak jauh beda dgn Indonesia, kurang lebih 14 jam dalam sehari.
Namun di antara mereka masih ada juga yang memakai durasi berpuasa yang dikeluarkan oleh otoritas muslim Stockholm, Ibukota Swedia. Seandainya mengikuti durasi puasa Stockholm, mereka juga harus melakukan puasa sedikitnya 18 hingga 20 jam dalam sehari. luar biasa betul perjuangan mereka menegakkan kewajibannya yang merupakan muslim yang taat. Subhanallah! (CAL)
0 Komentar