Kota Batam, selama ini dikenal pula sbg jembatan bagi pelintas batas yang ingin menuju negeri Singapura dan Malaysia. Posisi Batam yang sangat amat sangat strategis juga sebagai gerbang pelayaran internasional menjadikan kota Batam menjadi salah satu Kota di Sumatera bersama masyarakat yang teramat teramat padat di Indonesia.
Di Lihat secara administratif, Kepulauan Batam merupakan satu bidang dari rangkaian agung Provinsi Kepulauan Riau. Kondisi geografis Batam terdiri dari 3 Pulau gede yaitu Pulau Batam, Pulau Rempang, dan Pulau Galang. Ke3 pulau di Kota Batam sempat memperoleh gelar kota dengan pertumbuhan terpesat didunia. Kala mula-mula kali areal hutan di Batam dibabat menjadi sebentuk kota metropolitan, Batam hanya memiliki masyarakat lebih kurang 6.000 jiwa, Namun waktu ini ini, kurun saat kurang dari 50 tahun, penduduk Batam meningkat drastis hingga 158 kali lipat.
Pertumbuhan yang begitu fantastis di Kota Batam inilah yang ternyata memberi ancaman bencana alam bagi 1,1 juta penduduknya. Pembangunan Kota yang tidak terkontrol di belahan bumi manapun memang lah akan membawa efek negatif. Serupa dengan yang diwaktu ini berlangsung di Batam.
Siapa yang sanggup mengelak kenyataan bahwa kerusakan hutan dan perubahan keseimbangan lingkungan bisa membawa risiko bencana. Faktor inilah yang sedang terjadi di Batam hingga detik ini.
Seperti yang dilansir dari laman Antaranews, Badan Pengendalian Efek Lingkungan Kota Batam menyebutkan bahwa wilayah Batam telah kehilangan lebih kurang 800 hektare hutan mangrove sepanjang 2015.
Alih fungsi Mangrove di wilayah pesisir Batam sejak dahulu memang dikhawatirkan mampu membawa perubahan negatif bagi lingkungan. saat ini, hanya sepanjang thn 2015 saja, 620 hektare mangrove telah beralih fungsi menjadi waduk. 180 hektare mangrove lainnya telah rusak karena penimbunan utk kepentingan alif fungsi menjadi ruangan wisata, penambangan pasir, dan penebangan untuk bisnis arang.
Hutan mangrove atau hutan bakau merupakan hutan yang tumbuh di air payau sepanjang pesisir pantai. Biasanya hutan mangrove tumbuh di ruang di mana terjadi pelumpuran tanah. Bakau atau mangrove di Batam memiliki peranan penting untuk mencegah meningkatnya risiko abrasi pantai. Mangrove adalah kunci utk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan pulau. Bahkan dalam beberapa kasus, Mangrove berperan buat meredam efek bencana gelombang gede, termasuk juga serta tsunami.
Di pulau akbar, Mangrove memang memiliki resiko kecil bagi keberadaan pulau tersebut, namun di wilayah Kepulauan kecil seperti Batam, adanya Mangrove tak bakal diabaikan. Kalau gelombang besar datang menggulung, dan alih fungsi Mangrove makin masif terjadi, maka kota nan padat semacam Batam mampu lenyap seketika.
Badan Pengendalian Lingkungan Kota Batam rilis data mengkhawatirkan mengenai kondisi Mangrove di Batam. Terhadap 1970 silam, luasan hutan mangrove mencapai 24 persen dari keseluruhan luasan wilayah Batam. Tetapi kini, hutan bakau yang tersisa hanya tinggal 4,2 persen saja.(CAL)
Sumber
0 Komentar