Sebulan tinggal bersama orang asing. Hidup dan bercengkrama dengan sekian banyak ratus orang yang tak sama warna kulit, tak sama garis wajah, dan berlainan nasib tentunya. Mungkin itulah gambaran penerimaan masyarakat Aceh terhadap seribu sembilan ratus lebih pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh satu bulan silam.
Ya, masyarakat Aceh sekali lagi memang telah menyentak dunia. Kali ini bukan mengenai tsunami, namun kolaborasi kemanusiaan sukses dipamerkan penduduk Aceh terhadap dunia. Ribuan etnis Rohingya yang diselamatkan masyarakat Aceh di Aceh Utara dan Kuala Langsa diawal mulanya ialah rombongan “manusia perahu” yang sama, yang diusir dan dikembalikan ke tengah laut oleh marinir AL Malaysia dan Indonesia di dekat perbatasan laut Andaman.
Namun nyatanya warga Aceh justru menyeret ribuan Rohingya itu ke daratan. menampung mereka. Memberikan hak hidup yang layak bahkan mewacanakan jaminan hidup penuh melalui tempat tinggal dan lingkungan sosial yang aman dan nyaman. Bahkan mengharapkan pemerintah Indonesia serentak pertimbangkan repatriasi atau penerimaan yang merupakan Warga Negara Indonesia.
Iskandar Usman Al-Farlaky seorang anggota Parlemen Aceh seperti yang dikutip dari laman CNN menegaskan keinginan dan cita-cita masyarakat Aceh. Tuturnya, buat sementara disaat, biarkan pengungsi Rohingya ditampung di Aceh. Masyarakat Aceh hanya meminta kehadiran pemerintah dalam memfasilitasi kebutuhan dan area yang layak.
Tampak jelas bahwa Aceh pasca konflik GAM dan Tsunami beberapa disaat silam waktu ini bukanlah Aceh yang lemah. Bukan lagi Aceh yang menahan kesedihan mendalam akibat dilululantakkan oleh konflik internal dan bencana super mematikan tsunami. Aceh kala ini yakni Aceh yang punyai solidaritas tinggi dalam menopang ribuan pengungsi Rohingya yang sedang membutuhkan perlindungan dan hak hidup yang patut.
Aceh serta sudah membuktikan solidaritas dan keikhlasan penuh menyambut Rohingya dengan mendirikan Integrated Community Shelter (ICS). Sebuah kompleks terintegrasi, penampungan yang bersifat permanen. Penampungan Rohingya berharga milyaran rupiah itu yakni hasil kerja sama dgn Dinas kemanusiaan Perbuatan Segera Tanggap (ACT) dan sedekah terbaik dari masyarakat Aceh dan Indonesia.
Keikhlasan penuh yang ditetapkan oleh penduduk Aceh dalam menolong Rohingya pun telah menjadi pionir gerakan kemanusiaan lain. Hingga hari ini, ratusan komunitas lokal, nasional bahkan internasional telah berbondong-bondong datang ke Aceh membawa angan-angan bagi Rohingya.
Sungguh suatu kolaborasi kemanusiaan yang sangat amat sangat mulia, Berawal dari nelayan Aceh, menyebar ke semua penjuru Aceh, hingga menularkan ke sebagian akbar masyarakat Indonesia dan dunia lewat penyebaran mediia yang masif.
Rohingya yakni ladang pahala paling baik yang sanggup diperjuangkan selagi bulan ramadhan ini.
Sedekah dan bantuan warga Aceh dan masyarakat Indonesia akan menghapus duka mereka. InsyaAllah kelak Allah akan bahagiakan Akhirat kita.(CAL)
0 Komentar