Tekad Mulia Masyarakat Aceh dan ACT Bangun Shelter Rohingya

23.23
shelter-act
Menjelang bulan ramadhan, tim Tindakan Serta-merta Tanggap (ACT) dan segenap komunitas warga Aceh bertekad untuk bahu-membahu berkoordinasi bersama kiat efektif dalam mewujudkan Integrated Community Shelter (ICS) untuk Rohingya. Tekad mulia itu sudah terwujud dalam proses pembangunan yang terus dikebut bahkan di sepanjang malam. 
Usai meraih lahan yang dihibahkan husus oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, ACT berperan sbg motor penggerak kemanusiaan, kerelawanan, dan filantropi dalam proses pembangunan hunian yang nyaman untuk sekian banyak ratus pengungsi Rohingya di Aceh. Fasilitas maksimal yang bisa diwujudkan oleh masyarakat Aceh dan ACT semata-mata demi rasa kemanusiaan, kemuliaan dan kebaikan kecil untuk memupus perlahan kesedihan dalam raut wajah saudara etnis Rohingya. 
Tangan-tangan relawan dari komune masyarakat Aceh pun terdaftar ikut memberikan kontribusi luar biasa untuk dapat mewujudkan Integrated Community Shelter (ICS) setidaknya sebelum bulan ramadhan berakhir. 
Apabila dua pekan dari sekatang, Integrated Community Shelter (ICS) untuk Rohingya di Aceh bakal sukses terwujud, maka kesuksesan itu mampu direfleksikan pun yang merupakan contoh monumental macam mana kebolehan masyarakat sipil di Indonesia, khususnya di Aceh bersama pemerintah dan dipandu oleh ACT dapat menujukkan nilai kemanusiaannya. 
Terwujudnya Integrated Community Shelter (ICS) untuk Rohingya dalam kala singkat pun dapat disebut pula sbg bentuk koordinasi, komunikasi, dan efektivitas kerja yang mengagumkan antar setiap faktor warga nasional maupun internasional yang telah ikut melengkapi kebaikan ramadhan melalui pintu Perbuatan Serta-merta Tanggap. 
Partisipasi aktif dalam proses pembangunan shelter terlihat dari mulai sejak sejak pembangunan fisik, kaum perempuan masyarakat Gampong Blang Adoe memberikan kontribusi utk membersihkan semak-semak sebelum menyiapkan bangunan. Sedangkan kaum lelakinya bertugas untuk berjaga bergantian sejak siang hingga tengah tengah malam selagi 24 jam utk menjaga dan mengawasi langsung ruang pembangunan Integrated Community Shelter (ICS). 
Kecepatan kerja para relawan konstruksi yang ditunjuk oleh ACT juga setidaknya memicu penguatan koordinasi dan memperkokoh kolaborasi lintas hal. Pemerintah, populasi lokal, masyarakat Indonesia secara umum, dan Dinas kemanusiaan ACT bersama kiat tetap mengawal komitmennya untuk menyiapkan hunian paling baik bagi para tamu Rohingya yang sudah sekian lama tertindas dan teraniaya di Rakhine, Myanmar. 
Namun, semulia dan sehebat apapun tekad beragam perihal masyarakat dalam mempermudah proses pembangunan shelter terus harus selaras dengan kemauan dan kebutuhan para pengungsi dari Rohingya, seperti kata Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Utara, Cut Irawati. 
Menjawab pendapat tersebut, Bupati Aceh Utara H. Muhammad Thaib juga menginstruksikan untuk tetap bekerja dan berkontribusi menyiapkan Integrated Community Shelter (ICS) dalam satu komando ACT juga sebagai pelaksan tugas di ajang lapang. Penanganan Rohingya merupakan isu dan urusan dgn, janganlah sampai ada perbedaan niat dan keperluan. Dari ajang lapang, pihak ACT bakal berikhtiar sebaik mungkin melakukan koordinasi dan menjalankan fungsi kolaborasi kemanusiaan bersama kiat efektif.(CAL)
Previous
Next Post »
0 Komentar