700 “Manusia Perahu” Rohingya ditarik Kembali ke Rakhine

19.43
manusia-perahu-rohingya

Gelombang imigran ilegal asal Rakhine, Myanmar setiap harinya tetap saja terus nekat menyabung nyawa melintasi Teluk Andaman dengan tidak sedikit kapal overload. Mereka di bawa oleh penyelundup manusia menuju Malaysia, Thailand, bahkan Australia. Sekian Banyak Ratus imigran gelap Rohingya diselundupkan melalui laut dan darat, dari Sittwe, Rakhine mereka disatukan dalam satu kapal, dengan makanan dan minuman yang terbatas dan tak patut.

Bahkan terkadang, mereka ditinggal begitu saja oleh para penangkap ikan yang dibayar oknum penyelundup manusia. ga ada nahkoda kapal, tak ada bahan bakar. Diperkirakan hingga hari ini, terus ada ribuan imigran gelap asal Rohingya yang terombang-ambing di tengah Teluk Andaman dan Samudera Hindia.

Seperti yang terjadi pada lebih dari 700 migran yang terkatung di tengah laut, dalam satu buah perahu penangkap ikan. Pada awal Juni lalu. mereka ditemukan oleh marinir Angkatan Laut Myanmar dalam kelaparan dan penyakit yang mendera ditengah lautan luas. Pemerintah Myanmar mengemukakan bahwa 700 lebih “manusia perahu” yang diamankan oleh Angkatan Laut Myanmar yakni etnis Bengali. Myanmar terus menolak menyatakan istilah Rohingya untuk menggambarkan minortitas muslim yang sudah sekian lama menetap di Rakhine, Myanmar.

Bagi orang Rohingya yang menyerahkan hidupnya pada penyelundup manusia, kemungkinannya benar-benar hanya ada dua : Mula-mula; sukses mengarungi segala kepedihan dan kelaparan selagi perjalanan laut dan darat sbg penyelundup tak legal dan akhirnya tiba di Malaysia atau Indonesia. Atau Kedua; ditinggalkan begitu saja oleh para penyelundup manusia di tengah lautan, kelaparan, mati karena penyakit atau diringkus oleh Angkatan laut Myanmar dan terpaksa kembali ke kamp pengungsian di Rakhine, Myanmar.

Barangkali Saja kedua inilah yang dirasakan oleh lebih dari 700 orang Rohingya yang tertangkap oleh Angkatan Laut Myanmar. Mereka harus menerima kenyataan untuk kembali berada dalam kamp pengungsian yang tak layak di distrik Maungdaw, Kota Sittwe, Rakhine.

Namun, pemerintah Myanmar mengemukakan bahwa sebagian gede imigran Rohingya yang tertangkap ditengah laut kurun disaat dekat akan dikirimkan kembali ke penampungan dekat dengan perbatasan Bangladesh.

Padahal sejauh ini, 1,3 juta etnis Rohingya yakni orang-orang keturunan ori dari etnis Rohingya yang sudah menetap sekian generasi di Rakhine, namun pemerintah Myanmar masih masihlah dalam satu keputusan bulat bahwa tidak ada etnis Rohingya. Istilah Rohingya bagi pemerintah Myanmar selagi ini merupakan imigran gelap Bengali yang berasal dari Bangladesh. Akibatnya, jutaan etnis Rohingya di Rakhine tak memiliki kewarganegraan Myanmar hingga waktu ini. Mereka pula tak mau diakui oleh Bangladesh kalau para etnis Rohingya yang tertangkap di tengah laut tak sanggup menunjukkan identitas mereka juga sebagai warga negara Bangladesh.

Lantas terhadap siapakah etnis Rohingya mampu mendapati naungan yang pantas? Kayaknya hanya Tuhan yang tahu kemana nasib mereka akan berujung.(CAL)

Sumber
Previous
Next Post »
0 Komentar