Fenomena
penyebaran bencana virus MERS di Korea Selatan rupanya masih terus
berlanjut, sampai-sampai jumlah korban yang terjangkiti memperlihatkan
angka yang makin menanjak. Data terakhir yang dirilis oleh Pemerintah
Korea menyebutkan ada 23 pasien tambahan baru yang terkena virus Middle
East Respiratory Syndrome (MERS). Tambahan jumlah pasien terbilang makin
menegaskan status Korea Selatan selaku zona dengan jumlah kasus
kejadian MERS terbanyak setelah negara-zona di Timur Tengah.
Catatan
terakhir Pemerintah Korea menyebutkan ada total 87 kasus MERS, serta
korban meninggal sampai-hingga hari Kamis ini (11/6) telah menyentuh 5
orang. Rata-rata korban meninggal adalah ibu bapak yang berusia di atas
60 tahun, dengan gejala komplikasi akut.
Patut mewujudkan tanda
tanya besar, mengapa negeri dengan tingkat modernitas kebugaran No. Satu
bagai Korea Selatan bisa terkena rentetan kejadian bencana penyebaran
virus MERS? Sampai-sampai-sampai kini, kasus MERS telah menciptakan
kekhawatiran luar lazim bagi semuanya penduduk Korea Selatan. Travel
warning ataupun ancaman demi tidak melakukan wisata ke Korea Selatan
selama diantara tempo pun sudah semenjak dikeluarkan oleh zona-negara
sekitar Korsel, tergolong Kantor Biro Republik Indonesia di Wilayah
Korea Selatan.
Usut punya usut, ternyata ada satu pemicu utama
yang dicurigai selaku kesalahan gawat, serta menyebabkan penyebaran
virus MERS semakin merebak di Korea Selatan. Kejadian tersebut bermula
dari soerang dokter di Korea Selatan yang mengabaikan perintah demi
menjauhi publik serta melakukan karantina total setelah terjangkiti
Virus MERS dari lebih dari satu pasiennya.
Dokter yang sudah
divonis positif MERS terbilang maka dengan santainya tetap bekerja &
menghadiri rapat besar yang melibatkan makin dari 1.500 orang peserta.
Kemungkinan besar dokter itu melakukan kontak fisik yang marak di acara
rapat tersebut.
Hingga-hingga akhirnya dicemaskan bahwa dokter
satubuah rumah sakit itu telah membuatkan Coronavirus penyebab MERS
secara massal.
Fakta terbilang menunjukkan bahwa rumah sakit
memang dicemaskan menjelma tersangka utama penyebaran virus MERS.
Logikanya rumah sakit memang mewujudkan tempat utama di mana virus-virus
diperkiran bertebaran. Karena itu, tak aneh andaikan melihat marak
sekali cairan alkohol pembersih lengan disediakan di rumah sakit, untuk
mencegah penularan virus-virus berbahaya.
Ancaman bahwa rumah
sakit ataupun fasilitas medis Menjadi lokasi paling tak aman dari
infeksi MERS kembali dikuatkan oleh bukti bahwa 17 kasus MERS terbaru
dilaporkan berasal dari rumah sakit tempat pertama-tama kali korban MERS
dinyatakan meninggal di Korea Selatan. Korban MERS yang tewas kesatu
kali di Korea Selatan adalah seorang pebisnis yang terkena MERS usai
melakukan perjalanan urusan ekonomi ke Timur Tengah.
Semacam yang
didapati, MERS penyebabnya yaitu Coronavirus, sejenis virus yang serupa
dengan bencana wabah virus SARS lebih dari satu tahun silam. MERS
menyebabkan demam akut, kegagalan pernafasan, pneumonia, dan komplikasi
yang makin gawat risiko menurunnya imunitas atas beberapa organ vital
yang sebelumnya sudah terkena kegagalan faedah. (CAL)
Sumber
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar