Penikmat sinema Hollywood mendapat pilihan tontonan menarik di penghujung bulan Mei kemarin. Pabrik produksi film kelas dunia yang berbasis di Hollywood meluncurkan rilisan sebuah film bertema action, drama, dan thrillerdengan setting bencana gempa bumi dahsyat berjudul San Andreas. Ya, film yang dibintangi oleh Dwayne “The Rock” Johnson itu sempat menjadi hitskarena unsur drama dan penggambaran luar biasa tentang kerusakan akibat gempa di Kota San Fransisco, pesisir barat Amerika Serikat.
Dalam film tersebut, digambarkan bahwa pesisir barat Amerika hancur lebur diguncang gempa dahsyat, tanah retak dan ambles hingga puluhan meter, gedung pencakar langit runtuh, dan memicu tsunami setinggi puluhan meter.
Lantas, pertanyaannya benarkah sisi pantai barat Amerika terancam oleh peristiwa serupa macam bencana gempa bumi super masif dan bencana gelombang tsunami dahsyat seperti yang digambarkan dalam film San Andreas?
Sejak gempa dashyat lebih dari seabad silam, lempeng Amerika Utara dan lempeng Eurasia bergerak rata-rata sekitar 1.5 inchi pertahun. Gerakan alami dua lempeng raksasa ini mengunci patahan tanpa gerakan, namun menyimpan energi yang luar biasa. Bagaikan ketapel, ratusan tahun gerakan dua lempeng ini menyimpan ketegangan, apabila kuncian terlepas dan batuan sepanjang garis patahan ini pecah maka salah satu lempeng akan meluncur beberapa meter menunjam ke dalam bumi. Energi gerakan lempeng yang tiba-tiba inilah yang akan mengirimkan gelombang kejut ke permukaan berbentuk gempa dahsyat.
Adalah Patahan San Andreas, atau San Andreas Fault yang menjadi ancaman nyata bagi sebagian besar kota-kota modern di pesisir barat Amerika, sebut saja Kota San Fransisco, Kota California dll. Patahan San Andreas merupakan bentuk patahan geser yang memiliki panjang patahan sekitar 1.300 km, membentang dari negara bagian California hingga ke sekitar perbatasan Meksiko.
Patahan San Andreas membagi wilayah Kota besar di Amerika bagian barat menjadi dua bagian. Kota San Diego, Los Angeles berada di atas lempeng Pasifik. Sebaliknya, San Fransisco, Sacramento, dan Sierra Nevada berada di atas lempeng Amerika Utara. Patahan ini pernah bergeser hebat yang memicu gempa bumi dahsyat di San Fransisco pada 1906 silam.
Energi yang terlepas ke permukaan dan menghasilkan gempa bumi inilah yang menjadi bayangan kelam dalam film San Andreas. Bukan tak mungkin, Kota besar macam San Fransisco atau California hari ini, esok, atau lusa akan betul-betul diguncang oleh gempa dahsyat, mengingat patahan San Andreas terakhir kali melepas energi besar sudah sejak seabad lalu pada kekuatan 7.8 skala richter.
Menarik untuk disimak lebih jauh usai menonton film San Andreas bahwa nyatanya belahan Amerika bagian pantai barat memang berada dalam posisi mengerikan risiko bencana gempa bumi. Pernyataan ini terkait dengan aktivitas patahan aktif akibat proses subduksi antara dua lempeng besar dunia: lempeng Amerika Utara dan lempeng Pasifik yang berada persis melintasi permukaan bumi pesisir barat Amerika.
Secara kasat mata, patahan San Andreas ini dapat dilihat langsung melalui udara di wilayah dataran luas Carrizo Plain. Nampak bahwa patahan membentuk palung yang membentang lurus dan menyimpan energi besar yang kapanpun bisa saja terlepas. (ijal)
Sumber
0 Komentar