Menjelang ramadhan di pertengahan tahun ini, muncul kabar dari
seorang pengamat Astronomi di Sharjah Planetarium Negara Uni Emirat
Arab, Ibrahim Al Jarwan yang mengatakan bahwa durasi waktu puasa di
tahun ini menjadi yang terpanjang selama 32 tahun terakhir, seperti yang
dikutip dari portal dream.co.id
Secara periodik, bumi berputar sesuai porosnya, dan mengelilingi matahari secara teratur berdasar pada orbitnya. Perubahan posisi bumi terhadap benca-benda angkasa seperti matahari dan bulan inilah yang mengakibatkan perubahan penanggalan dalam perhitungan waktu manusia.
Menurut Ibrahim, puasa di bulan Ramadhan tahun 1436 H tahun ini diperkirakan mencapai 15 jam 15 menit untuk beberapa wilayah di negara-negara timur tengah. Sedangkan di Indonesia sendiri rata-rata durasi puasa pun meningkat hingga sekitar 13.5 jam atau 14 jam tergantung pada wilayah masing-masing.
Berdasar pada catatan penulis yang dihimpun dari berbagai sumber, catatan durasi puasa terlama masih dipegang oleh wilayah di Rusia atau Norwegia bagian utara. Di wilayah tersebut, durasi puasa yang berpatokan pada waktu terbit dan tenggelamnya matahari berlangsung selama 19 jam!
Sedangkan waktu durasi puasatersingkat ada di negara Cili atau Argentina, di wilayah ujung selatan bumi ini, durasi puasa hanya sekitar 10 jam.
Mengapa terjadi demikian? Secara ilmu astronomi, bumi berputar mengelilingi matahari tidak dalam posisi tegal lurus, namun miring dalam porosnya. Kondisi ini menyebabkan fenomena unik, di waktu tertentu yaitu antara Maret hingga September, negara di belahan bumi bagian utara mendapat pancaran sinar matahari lebih lama daripada negara di belahan bumi bagian selatan. Hal ini pun berlaku sebaliknya, sewaktu bulan Oktober hingga Februari, negara di belahan bumi bagian selatan menerima cahaya matahari lebih lama daripada negara di belahan utara.
Bagi Anda yang berniat untuk menjalankan ibadah puasa dan umrah selagi menikmati kesyahduan di semenanjung Arab Saudi, maka waspada terhadap peningkatan suhu panas yang ekstrim menjelang masuk waktu Ramadhan. Berdasar pada catatan yang dirilis dari portal nationalgeographic, suhu udara di Arab Saudi akan menyentuh angka 50 derajat celcius di tengah hari. Peningkatan suhu ekstrim ini bukan tak mungkin akan melanda pula wilayah Indonesia menjadi bencana gelombang suhu panas, terutama akibat pengaruh fenomena El Nino yang membawa udara panas dari Pasifik ke Indonesia antara bulan Juni hingga September 2015. (ijal)
Sumber
Secara periodik, bumi berputar sesuai porosnya, dan mengelilingi matahari secara teratur berdasar pada orbitnya. Perubahan posisi bumi terhadap benca-benda angkasa seperti matahari dan bulan inilah yang mengakibatkan perubahan penanggalan dalam perhitungan waktu manusia.
Menurut Ibrahim, puasa di bulan Ramadhan tahun 1436 H tahun ini diperkirakan mencapai 15 jam 15 menit untuk beberapa wilayah di negara-negara timur tengah. Sedangkan di Indonesia sendiri rata-rata durasi puasa pun meningkat hingga sekitar 13.5 jam atau 14 jam tergantung pada wilayah masing-masing.
Berdasar pada catatan penulis yang dihimpun dari berbagai sumber, catatan durasi puasa terlama masih dipegang oleh wilayah di Rusia atau Norwegia bagian utara. Di wilayah tersebut, durasi puasa yang berpatokan pada waktu terbit dan tenggelamnya matahari berlangsung selama 19 jam!
Sedangkan waktu durasi puasatersingkat ada di negara Cili atau Argentina, di wilayah ujung selatan bumi ini, durasi puasa hanya sekitar 10 jam.
Mengapa terjadi demikian? Secara ilmu astronomi, bumi berputar mengelilingi matahari tidak dalam posisi tegal lurus, namun miring dalam porosnya. Kondisi ini menyebabkan fenomena unik, di waktu tertentu yaitu antara Maret hingga September, negara di belahan bumi bagian utara mendapat pancaran sinar matahari lebih lama daripada negara di belahan bumi bagian selatan. Hal ini pun berlaku sebaliknya, sewaktu bulan Oktober hingga Februari, negara di belahan bumi bagian selatan menerima cahaya matahari lebih lama daripada negara di belahan utara.
Bagi Anda yang berniat untuk menjalankan ibadah puasa dan umrah selagi menikmati kesyahduan di semenanjung Arab Saudi, maka waspada terhadap peningkatan suhu panas yang ekstrim menjelang masuk waktu Ramadhan. Berdasar pada catatan yang dirilis dari portal nationalgeographic, suhu udara di Arab Saudi akan menyentuh angka 50 derajat celcius di tengah hari. Peningkatan suhu ekstrim ini bukan tak mungkin akan melanda pula wilayah Indonesia menjadi bencana gelombang suhu panas, terutama akibat pengaruh fenomena El Nino yang membawa udara panas dari Pasifik ke Indonesia antara bulan Juni hingga September 2015. (ijal)
Sumber
0 Komentar